www.tempoaktual.id – Giri Menang – Sebanyak 17 anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Desa Selat, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, mengalami kejadian yang mengkhawatirkan setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini terjadi pada Rabu siang, saat belasan anak tersebut dilarikan ke Puskesmas terdekat, menciptakan kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat setempat.
Menurut informasi yang didapat, anak-anak ini merasakan gejala yang merugikan setelah menikmati makanan tersebut. Pada saat kedatangan mereka ke puskesmas, tim medis segera melakukan penanganan awal untuk mengevaluasi keadaan kesehatan mereka.
Kepala UPT Puskesmas Suranadi, H. Billia Milkan, SST., Ns., mengonfirmasi bahwa anak-anak tersebut tiba di puskesmas sekitar pukul 11.00 Wita. Ia menjelaskan bahwa gejala keracunan diduga disebabkan oleh makanan yang mereka konsumsi, yang seharusnya menjadi sumber gizi untuk mendukung kesehatan mereka.
Proses Penanganan dan Observasi Kesehatan Anak
Dari hasil penanganan tim medis, tidak ada kasus dehidrasi parah di antara belasan anak tersebut, dan mereka tidak memerlukan infus. Sebagian besar anak mengeluhkan mual dan pusing, yang bisa menjadi tanda awal keracunan makanan, sehingga perlu diwaspadai dengan baik.
Anak-anak yang dibawa ke puskesmas tiba dalam waktu yang bertahap, membuat tim medis agak kesulitan dalam mengelola situasi. Walaupun demikian, pencatatan menyeluruh dilakukan dan akhirnya tercatat sebanyak 17 anak terluka.
Seiring waktu, banyak dari anak-anak ini mulai pulih dengan cepat dan dapat pulang ke rumah masing-masing. Observasi dilakukan secara intensif untuk memastikan kondisi kesehatan mereka membaik sebelum diizinkan pulang.
Tim Ahli Gizi dan Pengawasan Makanan Bergizi Gratis
Mengenai pengawasan makanan yang disediakan sebagai Makanan Bergizi Gratis, H. Billia Milkan menjelaskan bahwa ada tim ahli gizi yang bertugas di program tersebut. Namun, tetap diperlukan pengawasan dari pihak Dinas Kesehatan untuk memastikan keamanan dan kelayakan makanan yang diberikan kepada anak-anak.
Pentingnya pengawasan ini tidak bisa diabaikan, mengingat kesehatan anak-anak adalah prioritas utama. Kejadian seperti ini menyoroti perlunya penanganan yang lebih ketat dalam memberikan makanan kepada anak-anak di sekolah.
Situasi ini juga menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih waspada dan proaktif dalam mencegah insiden serupa di masa depan. Dinas Kesehatan diharapkan akan terus berkomitmen untuk melakukan pengawasan yang lebih efektif terhadap makanan yang disediakan untuk anak-anak.
Respons Masyarakat dan Tindakan Selanjutnya
Masyarakat setempat merasa cemas setelah adanya kejadian ini, dan mereka berharap agar pihak berwenang memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab keracunan tersebut. Ketidakpastian ini menambah kekhawatiran orang tua, terutama tentang keamanan makanan di lingkungan sekolah.
Langkah selanjutnya yang diharapkan adalah hasil penelitian dari tim medis untuk mengevaluasi makanan yang disajikan. Hal ini bertujuan untuk menemukan akar masalah dan mencegah hal serupa terulang di masa mendatang.
Kepedulian dari masyarakat sangat perlu agar isu ini menjadi perhatian bersama, tidak hanya bagi pihak sekolah tetapi juga untuk pemerintah daerah. Semua elemen harus bekerja sama dalam menjaga kualitas makanan agar tidak merugikan kesehatan anak-anak.