www.tempoaktual.id – Balai Bahasa Provinsi NTB baru-baru ini mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang ditujukan untuk Guru Master dalam rangka mendukung Revitalisasi Bahasa Daerah 2025. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, dan mengundang partisipasi dari 251 peserta yang berasal dari seluruh kabupaten dan kota di NTB.
Kepala Balai Bahasa NTB, Dwi Pratiwi, menekankan pentingnya upaya tersebut untuk melindungi bahasa daerah dari risiko kepunahan. Program ini menjadi langkah konkret dalam revitalisasi bahasa lokal, menggabungkan berbagai tahapan mulai dari rapat koordinasi hingga festival bahasa yang melibatkan masyarakat.
Melalui Bimtek ini, para peserta akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk mengajarkan bahasa daerah di lingkungan pendidikan. Dwi juga menambahkan bahwa kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2022 dan kini melibatkan lebih dari 1.000 guru.
Sebagai narasumber dalam Bimtek, sejumlah ahli bahasa daerah akan memberikan materi terkait berbagai aspek, termasuk penulisan aksara dan seni berbicara. Narasumber berasal dari tiga bahasa daerah utama di NTB, yaitu Bahasa Sasak, Bahasa Samawa, dan Bahasa Mbojo, masing-masing diwakili oleh enam orang.
Para Guru Master yang terlibat tidak hanya menerima pengetahuan, tetapi juga diharapkan dapat membagikan informasi yang didapat kepada rekan-rekan guru lainnya setelah pelatihan. Aktivitas berbagi ini penting untuk memastikan penyebaran ilmu dan praktik baik di sekolah masing-masing.
Peran Penting Dalam Revitalisasi Bahasa Daerah
Revitalisasi bahasa merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlangsungan budaya lokal. Dalam konteks NTB, bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas yang menyimpan sejarah dan tradisi masyarakat. Oleh karena itu, upaya ini harus dilakukan dengan serius dan terencana.
Dalam pelaksanaan Bimtek, para guru akan dilatih baik secara teori maupun praktik. Mereka ditugaskan untuk mengembangkan bahan ajar yang inovatif dan menarik serta mampu memikat perhatian siswa. Selain itu, pembelajaran mikro dilakukan untuk mempersiapkan mereka dalam kegiatan pembelajaran sebenarnya.
Pentingnya kolaborasi juga ditekankan dalam kegiatan ini, karena revitalisasi bahasa daerah memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan pemerintah daerah sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan program yang telah dicanangkan.
Apresiasi Dari Pihak Terkait
Pada acara pembukaan Bimtek, Gubernur NTB yang diwakili oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Dikbud NTB menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap Balai Bahasa. Diharapkan keberadaan Bimtek ini dapat memicu semangat guru dalam mengajarkan bahasa daerah di sekolah mereka masing-masing.
Dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dukungan menjadi lebih kuat dengan adanya pengumuman penghargaan untuk beberapa kabupaten yang menunjukkan komitmen tinggi dalam revitalisasi bahasa. Penghargaan ini diharapkan menjadi pendorong bagi daerah lain untuk turut serta dalam program sejenis.
Penghargaan yang diberikan kepada Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Kota Bima menunjukkan bahwa usaha revitalisasi tidak hanya sebatas program studi, tetapi juga bagian dari pengakuan atas dedikasi terhadap pelindungan bahasa dan budaya setempat.
Langkah-Langkah dan Tindakan Lanjutan yang Diperlukan
Setelah mengikuti Bimtek, Guru Master memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan informasi yang didapat kepada rekan-rekan guru lain. Ini termasuk menyusun program pelatihan di tingkat sekolah, serta mengorganisir lomba dalam Festival Tunas Bahasa Ibu untuk meningkatkan minat siswa terhadap bahasa daerah.
Monitoring dan evaluasi juga menjadi bagian penting dari program ini. Balai Bahasa NTB berkomitmen untuk terus memantau perkembangan guru dan siswa dalam menerapkan apa yang telah dipelajari. Hal ini bertujuan untuk menilai efektivitas program pengajaran yang telah dirancang.
Dengan adanya program ini, diharapkan tidak hanya bahasa daerah dapat dipertahankan, tetapi juga budaya dan tradisi yang melingkupi keberadaan bahasa tersebut. Keterlibatan masyarakat juga sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian bahasa daerah.