www.tempoaktual.id – Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII Tahun 2025 telah resmi ditutup oleh Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dengan dukungan penuh dari Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal. Acara penutupan berlangsung meriah pada tanggal 1 Agustus 2025 di Eks Bandara Selaparang, menandai keberhasilan sebuah perhelatan yang merayakan semangat olahraga dan persatuan.
Wakil Presiden, dalam sambutannya, menggarisbawahi bahwa esensi dari Fornas adalah kebersamaan dan keceriaan, jauh lebih penting daripada sekadar meraih kemenangan. “Kalah dan menang adalah hal biasa, namun yang terpenting adalah kegembiraan kita semua dan bisa bertemu dengan saudara-saudara sebangsa,” ujarnya bersemangat.
Dengan semangat tersebut, Wapres Gibran juga menekankan pentingnya perayaan ini sebagai sarana memperkuat jalinan persatuan dan kesatuan dalam bingkai warisan budaya. Dalam kesempatan ini, ia menyatakan harapan agar Fornas dapat menjadi ajang yang memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah, terutama NTB.
Fornas VIII: Momen Kebersamaan dan Ekonomi
Dalam ajang ini, diperkirakan terjadi perputaran ekonomi mencapai Rp150 miliar, menjangkau berbagai sektor seperti transportasi, kuliner, hingga pariwisata. Dengan total pengunjung mencapai 40.000 orang, Fornas VIII tidak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Wakil Presiden berharap bahwa keberhasilan Fornas VIII dapat menjadi model untuk masa depan. “Semoga festival ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga mempererat rasa cinta terhadap budaya dan tradisi kita,” tambahnya. Ini menunjukkan pentingnya sinergi antara olahraga dan ekonomi kreatif.
Suksesnya acara ini juga diwarnai oleh berbagai kategori eksibisi yang melibatkan lebih dari 18.000 peserta dari 38 provinsi dan 72 organisasi. Hal ini menjadi gambaran nyata dari keragaman dan kekuatan olahraga Indonesia.
Pengumuman Fornas IX di Sulawesi Tengah
Dalam suasana meriah tersebut, Wapres mengumumkan bahwa Fornas IX akan dilaksanakan di Sulawesi Tengah pada tahun 2027. Ia berharap penyelenggaraannya kelak akan lebih meriah dan berdampak positip bagi masyarakat setempat.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menggambarkan Fornas sebagai tumpeng yang kaya rasa, merepresentasikan berbagai lapisan masyarakat yang berpartisipasi dalam semangat olahraga. “Peserta dari berbagai usia dan latar belakang berkontribusi dalam merayakan cinta kita terhadap bangsa,” ujarnya.
Fornas VIII tidak hanya menjadi panggung bagi para atlet, tetapi juga menumbuhkan rasa solidaritas di antara peserta. “Kami semua datang dengan satu tujuan: membangun bangsa melalui olahraga,” tambahnya, menegaskan misi bersama.
Kehormatan bagi Nusa Tenggara Barat
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, mengekspresikan rasa syukurnya karena dipercaya menjadi tuan rumah Fornas VIII. Ia menilai keterlibatan masyarakat dalam acara ini sebagai suatu langkah penting untuk memperkuat rasa percaya diri dan kebersamaan.
“Acara ini bukan hanya sekadar pertarungan olahraga, melainkan memungkinkan kita untuk merawat kebersamaan dan meningkatkan kualitas diri daerah,” ungkapnya. Ini menjadi penegasan betapa pentingnya kolaborasi dalam menciptakan perubahan melalui olahraga.
Dalam laporannya, Gubernur juga mengapresiasi kehadiran Wapres yang menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pengembangan sport tourism. “Kehadiran Bapak Wakil Presiden adalah kehormatan bagi kami, menandai pentingnya olahraga dalam meningkatkan ekonomi kreatif,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gubernur Iqbal menyampaikan ucapan selamat kepada Jawa Barat yang berhasil meraih posisi teratas dalam klasemen Fornas VIII. Ia juga meminta maaf atas segala kekurangan yang mungkin terjadi selama penyelenggaraan festival ini.
Ia menutup sambutannya dengan seruan untuk menjaga semangat Fornas, baik dalam aspek kuliner, kerajinan, maupun semangat yang terlihat di lapangan. “Mari kita jaga bersama semangat ini. NTB siap menghadapi tantangan lebih besar di PON 2028,” tegasnya dengan penuh optimisme.
Untuk merayakan keberhasilan dan penutupan acara, sejumlah perwakilan penting hadir, termasuk Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, serta Menteri dan Anggota DPR yang menunjukkan dukungan kuat terhadap kegiatan ini. Ini adalah simbol bahwa olahraga memang menjangkau lebih dari sekadar kompetisi—ia adalah lengkingan suara persatuan Indonesia.