www.tempoaktual.id – Universitas Bumigora (UBG) baru-baru ini menyelenggarakan Dialog Kebudayaan di Aula Kampus yang berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan upaya penting UBG dalam mendukung visi Pemerintah NTB untuk mengembangkan sektor pariwisata dalam skala global.
Dialog Kebudayaan ini mengundang sejumlah narasumber, termasuk Rektor UBG, Prof. Dr. Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D., serta Dekan Fakultas Musik dan Seni Persembahan Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, Assoc. Prof. Dr. Muhammad Fazli Taib Saearani. Tema yang diangkat dalam dialog tersebut adalah NTB Mendunia: Seni, Pariwisata, dan Diplomasi Budaya.
Dalam sambutannya, Rektor Anthony Anggrawan menggarisbawahi bahwa pariwisata merupakan salah satu program unggulan Jawa Barat. Dia menekankan perlunya kolaborasi antara sektor pariwisata dengan seni dan budaya untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi wisatawan.
“Kami memiliki berbagai program studi seperti Pariwisata, Seni dan Pertunjukan, serta Desain Komunikasi Visual yang dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan SDM di bidang ini,” ujarnya. Ia percaya bahwa untuk membangun budaya pariwisata yang berkelanjutan, diperlukan SDM yang terampil dan kreatif dalam berbagai seni, mulai dari seni teater hingga seni lukis.
Karena hubungan erat antara budaya dan pariwisata, Anthony mengusulkan agar seni kuliner juga mendapat perhatian serius. Ia menjelaskan bahwa seni kuliner memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan dan memperkaya pengalaman mereka di NTB.
Perjanjian Kerja Sama antara Universitas Bumigora dan UPSI
Selain diskusi menarik, dialog ini juga ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UBG dan Universitas Pendidikan Sultan Idris. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkenalkan kekayaan seni dan budaya kedua negara.
“Melalui MoU ini, kami akan berkolaborasi dalam pertukaran seni dan budaya antara Malaysia dan Indonesia. Kami berharap dapat memperkenalkan atraksi seni, termasuk pengiriman tim tari kami ke Malaysia,” jelas Anthony Anggrawan.
MoU ini juga diharapkan bisa memperkuat kontribusi UBG terhadap pembuatan produk pariwisata yang lebih inovatif dan beragam. Menurut Anthony, NTB seharusnya bisa belajar dari negara lain yang sukses memanfaatkan potensi budaya sebagai daya tarik pariwisata.
“Kami melihat suksesnya sejumlah negara seperti Thailand dan China dalam mengembangkan pariwisata yang berlandaskan pada seni dan budaya. Ini adalah sesuatu yang ingin kami aplikasikan di Lombok,” tambahnya penuh harapan.
Anthony menyoroti keunikan budaya lokal, seperti peresean dan gendang beleq, yang seharusnya menjadi daya tarik utama. Dengan memanfaatkan tradisi ini, Lombok bisa menjadi destinasi yang menarik bagi pengunjung domestik maupun internasional.
Pentingnya Fasilitas Seni dan Budaya untuk Pariwisata NTB
Menurutnya, keberadaan fasilitas seni dan budaya seperti arena teater sangat vital untuk menampilkan kekayaan budaya NTB. Dia menjelaskan bahwa Bali, dengan banyaknya arena teater, menjadi contoh yang ideal untuk menunjukkan kekuatan pariwisata berbasis seni.
“Saat ini, produk seni kami belum terlihat menonjol. Kami perlu menciptakan tempat di mana pengunjung bisa menikmati pertunjukan budaya, termasuk seni peresean dan gendang beleq,” ungkap Anthony dengan optimis.
UBG serius mendukung program pariwisata pemerintah provinsi NTB dan terus berupaya mempromosikan destinasi wisata, seni, serta budaya lokal. Dengan bantuan teknologi, mereka membuat platform digital untuk memperkenalkan pariwisata yang ada di NTB.
Keterlibatan UBG dalam mempromosikan produknya melalui platform digital diharapkan dapat mendorong kesadaran publik terhadap keindahan pariwisata NTB. Dia menekankan pentingnya mendapatkan data akurat dari pemerintah agar informasi yang disajikan sesuai dengan misi budaya dan pariwisata daerah.
Acara Dialog Kebudayaan ini berlangsung sukses dan meriah. Selain diskusi, ada pertunjukan kesenian tradisional yang menjadi bagian dari acara tersebut, menunjukkan langsung kekayaan budaya NTB kepada para peserta.
Harapan untuk Masa Depan Pariwisata yang Berkualitas di NTB
Dengan penandatanganan MoU dan pelaksanaan dialog ini, diharapkan tercipta sinergi antara universitas dan sektor-sektor lain dalam pengembangan pariwisata yang lebih berkelanjutan. Anthony menegaskan perlunya perencanaan matang untuk menciptakan fasilitas kesenian yang menarik.
“Kami berencana membangun arena teater yang dapat menampung berbagai pertunjukan seni. Dengan begitu, kami bisa menawarkan pengalaman yang lebih kaya kepada wisatawan,” jelas Anthony.
Universitas Bumigora berkomitmen untuk menghadirkan inovasi dalam dunia pariwisata dan seni, serta berharap dapat menarik wisatawan dari berbagai kalangan. Dengan adanya dukungan dari pihak universitas dan pemerintah, visi untuk menjadikan NTB sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas sangat mungkin tercapai.
“Dengan kerja sama yang baik, kami percaya bahwa NTB akan memiliki daya tarik pariwisata yang lebih kuat dan mampu bersaing di dunia internasional,” tutupnya penuh optimisme.
Anthony berharap bahwa ke depan, NTB, khususnya Lombok, bisa menjadi pusat seni dan budaya yang menarik perhatian banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Inilah tantangan yang harus diambil untuk mewujudkan pariwisata yang lebih berkualitas.