www.tempoaktual.id – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) baru-baru ini melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Layanan Perpustakaan pada tanggal 13 dan 14 Agustus 2025, di mana diharapkan dapat menjadi wadah bagi para peserta dalam menggali dan mengembangkan karya tulis yang berakar dari budaya setempat dan memperkuat jati diri masyarakat NTB.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB, Dr. H. Ashari, SH, M.H. Pada hari pertama, hadir sebagai pemateri M. Tahir, S.Pd., M.Sn. yang merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, memberikan pencerahan kepada para peserta dari kalangan siswa SMA dan sederajat.
Pada sesi kedua yang berlangsung pada hari Kamis, acara dilanjutkan dengan pemateri Prof. Dr. H. Jamaluddin, M.A., dari Universitas Islam Negeri Mataram. Peserta pada hari ini terdiri dari pegiat literasi, guru, pustakawan, dan masyarakat umum, yang diharapkan dapat mengoptimalkan pengetahuan mereka tentang penulisan berbasis budaya.
Tujuan dan Konsep Dasar Bimbingan Teknis Kepenulisan
Bimtek ini dirancang dengan semangat pelestarian budaya melalui medium tulisan. Peserta diharapkan dapat menggali konten budaya yang kaya, seperti cerita rakyat, tradisi, dan kuliner lokal, untuk menghasilkan narasi yang mendalam dan berkualitas. Selain itu, diharapkan setelah mengikuti bimtek, mereka dapat menghasilkan berbagai karya seperti esai, artikel populer, dan buku lokal.
Kepala Dinas mengungkapkan bahwa penulis tidak hanya berperan sebagai kreator, tetapi juga sebagai advokat budaya. Hal ini berarti bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi serta budaya lokal agar tetap lestari di tengah perkembangan zaman yang cepat.
Peran Penting Literasi dalam Masyarakat
Ashari juga mencatat bahwa tingkat literasi dan minat baca di masyarakat NTB masih tergolong rendah. Hal ini menjadi tantangan yang memerlukan kerjasama dari semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan. Program-program literasi yang diadakan diharapkan bisa membantu meningkatkan kesadaran dan minat baca di kalangan masyarakat.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah nyata dengan mengukuhkan Bunda Literasi Provinsi dan Bunda Literasi Kabupaten/Kota. Dalam langkah inovatif, NTB juga menjadi salah satu provinsi yang mengukuhkan Bunda Literasi Desa/Kelurahan yang dimulai di Lombok Timur.
Langkah ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap minat baca di level desa dan kelurahan, sehingga perpustakaan di daerah tersebut dapat lebih hidup dan menjangkau masyarakat secara luas.
Meningkatkan Akses ke Perpustakaan dan Koleksi Buku
Pentingnya perpustakaan tidak bisa diremehkan, terutama dalam hal menyediakan akses informasi. Saat ini, di banyak desa dan kelurahan di NTB sudah terdapat perpustakaan, namun dari sisi struktural dan kelembagaan masih membutuhkan perhatian lebih. Ketersediaan koleksi buku yang memadai dan dukungan dari anggaran Dana Desa serta perhatian dari donatur menjadi hal yang sangat penting.
Pembangunan perpustakaan yang berbasis masyarakat juga diharapkan dapat meningkatkan indeks literasi daerah ini secara keseluruhan. Dengan demikian, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, tetapi juga sebagai pusat aktivitas literasi yang dapat memberdayakan masyarakat.
Peserta bimtek didorong untuk mengembangkan perpustakaan desa sebagai sarana edukasi dan budaya yang lebih baik. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan perpustakaan, diharapkan akan tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberlangsungan perpustakaan itu sendiri.
Mendorong Keterlibatan Aktif dalam Pengembangan Budaya
Melalui bimbingan teknis ini, peserta diharapkan memiliki keinginan yang lebih besar untuk menulis dan menyebarkan pengetahuan mengenai budaya lokal. Kesadaran akan pentingnya menggali dan mendokumentasikan budaya menjadi langkah awal dalam pelestarian warisan budaya, yang tentunya akan berpengaruh pada generasi mendatang.
Pelatihan semacam ini menjadi peluang bagi para peserta untuk belajar teknik penulisan dan penelitian budaya yang sistematis. Dengan demikian, mereka akan lebih siap untuk menghasilkan karya yang dapat diakses oleh publik, baik dalam bentuk buku, artikel, maupun media lain.
“Kegiatan ini merupakan wujud sinergi lintas profesi dan disiplin untuk membangun warisan budaya yang dapat dinikmati oleh semua kalangan,” jelas Ashari. Melalui upaya bersama ini, diharapkan akan terdapat peningkatan dalam penghargaan dan pemahaman terhadap keberagaman budaya di NTB.