www.tempoaktual.id – DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong Gubernur NTB untuk segera mengambil tindakan terkait kondisi PT Gerbang NTB Emas (PT GNE), yang saat ini terjebak dalam krisis keuangan yang mengkhawatirkan. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat BUMD tersebut dilaporkan menghadapi permasalahan manajemen yang cukup rumit.
Ketua Komisi III DPRD NTB, Sambirang Ahmadi, telah menegaskan pentingnya kejelasan dari Gubernur mengenai masa depan PT GNE. Apakah perusahaan akan diselamatkan atau justru dilikuidasi, menjadi pertanyaan kritis setelah ditemukan kondisi keuangan yang tidak sehat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Berdasarkan temuan LHP BPK, PT GNE memiliki utang yang signifikan kepada lembaga pembiayaan sebesar Rp26,7 miliar. Selain itu, perusahaan juga menghadapi tunggakan pajak yang mencapai Rp3,13 miliar untuk tahun 2016-2017 dan Rp2,87 miliar untuk tahun 2020, serta kerugian usaha sebesar Rp3,37 miliar pada tahun 2024.
Meski demikian, PT GNE masih memiliki aset senilai Rp49,78 miliar, yang menunjukkan potensi pemulihan. Sambirang menuturkan bahwa perusahaan masih dapat membayar cicilan pinjaman bank sebesar Rp300 juta per bulan, menandakan adanya harapan untuk menyelamatkan entitas tersebut dari masalah yang lebih parah.
Direksi PT GNE telah mengajukan proposal restrukturisasi kepada DPRD, namun saat ini proposal tersebut belum mendapatkan persetujuan. DPRD memberikan syarat agar seluruh masalah internal diselesaikan terlebih dahulu, khususnya yang berkaitan dengan tata kelola keuangan dan pelunasan tunggakan pajak menggunakan aset hasil usaha mandiri.
Urgensi Penyelesaian Masalah Keuangan di PT GNE
Kondisi keuangan PT GNE yang memprihatinkan menimbulkan banyak pertanyaan mengenai langkah-langkah yang harus diambil selanjutnya. Krisis ini tidak hanya berdampak pada perusahaan, tetapi juga masyarakat dan sektor ekonomi lokal yang berkaitan dengan operasional PT GNE. Dengan utang yang menumpuk, penting bagi manajemen perusahaan untuk segera merumuskan rencana pemulihan yang realistis dan komprehensif.
Masalah manajemen yang dihadapi oleh PT GNE juga menjadi sorotan penting dalam penanganan krisis ini. Tanpa adanya perubahan yang signifikan di tingkat manajemen, upaya pemulihan bisa menjadi sia-sia. Oleh karena itu, perlunya pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi para pengelola perusahaan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik di masa depan sangatlah krusial.
DPRD NTB berharap adanya transparansi dan akuntabilitas dari pihak direksi PT GNE dalam menangani masalah ini. Dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengelolaan keuangan yang ada, diharapkan dapat ditemukan solusi yang konstruktif dan berpihak pada kepentingan masyarakat. Penyelesaian tunggakan pajak dan utang menjadi langkah awal yang sangat penting untuk membenahi kondisi keuangan perusahaan.
Dalam menghadapi tantangan ini, dukungan dari pemerintah dan stakeholder terkait sangat diperlukan. Tanpa adanya kerjasama dan sinergi dari semua pihak, upaya penyelamatan PT GNE akan menjadi semakin sulit. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan partisipasi dalam proses pemulihan juga akan sangat berharga.
Rencana Restrukturisasi dan Persepsi Publik
Pemulihan PT GNE tidak hanya bergantung pada pengelolaan internal, tetapi juga pada rencana restrukturisasi yang diajukan. Proposal yang diajukan oleh direksi perusahaan menjadi fokus perhatian DPRD, meskipun hingga saat ini masih tertunda. Rencana ini mencakup berbagai langkah strategis yang diharapkan bisa membalikkan keadaan perusahaan menuju jalur yang lebih positif.
Persepsi publik terhadap PT GNE juga menjadi faktor penting dalam kelangsungan perusahaan. Dengan adanya krisis yang berkepanjangan, kepercayaan masyarakat terhadap BUMD ini dapat menurun. Untuk itu, upaya membangun kembali reputasi perusahaan melalui komunikasi yang baik dengan masyarakat sangatlah diperlukan.
Direksi PT GNE perlu menjelaskan dengan jelas mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan ini. Komunikasi yang transparan akan membantu meredakan ketidakpuasan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kemampuan perusahaan untuk bangkit dari keterpurukan.
Penting juga bagi perusahaan untuk mempertimbangkan aspek inovasi dalam proses pemulihan. Dengan mengeksplorasi peluang baru dan memperbaiki produk atau layanan yang ditawarkan, PT GNE dapat menarik minat pelanggan dan mitra bisnis kembali. Hal ini tentunya akan berkontribusi pada peningkatan pendapatan dan stabilitas keuangan di masa mendatang.
Visi ke Depan untuk PT Gerbang NTB Emas
Untuk menuju arah yang lebih baik, PT GNE perlu memiliki visi jangka panjang yang jelas. Visi ini harus mencakup strategi-strategi yang fokus pada penguatan posisi perusahaan di pasar, sambil tetap memperhatikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berinvestasi dalam kualitas produk dan layanan akan menjadi kunci sukses di masa depan.
Penting bagi PT GNE untuk mengedepankan tata kelola yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Dengan mematuhi prinsip-prinsip good corporate governance, perusahaan akan lebih terarah dalam menghindari masalah serupa di masa mendatang. Pemantauan yang ketat terhadap kinerja keuangan dan operasional juga harus diwujudkan untuk menjaga kesehatan perusahaan.
Sebagai BUMD, PT GNE memiliki tanggung jawab tidak hanya terhadap pemangku kepentingan tetapi juga terhadap masyarakat luas. Oleh karena itu, kontribusi perusahaan pada pembangunan sosial dan ekonomi di NTB harus tetap menjadi prioritas. Dalam jangka panjang, hal ini akan memperkuat hubungan antara perusahaan dan komunitas lokal.
Kondisi krisis ini bisa menjadi momentum bagi PT GNE untuk melakukan introspeksi dan bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih baik. Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, baik manajemen, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan PT GNE dapat bangkit dari keterpurukan dan menjadi motor penggerak ekonomi NTB yang lebih baik di masa depan.
