www.tempoaktual.id – Pelaku usaha di Lombok Barat kini mengalami kesulitan yang cukup signifikan terkait dengan kelangkaan gas LPG. Hal ini berdampak buruk bagi aktivitas produksi, terutama untuk industri kecil dan menengah yang bergantung pada pasokan gas ini. Banyak pelaku usaha yang terpaksa membeli gas dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), mencapai sekitar Rp25-27 ribu per tabung.
Abdul Hadi, seorang pelaku usaha dari Serbat Jahe LBS Mandiri di Desa Langko, menyatakan bahwa kelangkaan gas LPG sudah berlangsung selama beberapa minggu. Dia mengungkapkan rasa frustasinya, karena harus mencari hingga ke Mataram untuk mendapatkan gas yang diperlukan demi kelangsungan usaha.
Kondisi ini diperparah dengan tidak aktifnya beberapa pangkalan gas di daerah tersebut, yang dianggap menjadi salah satu penyebab utama kelangkaan. Menurut Abdul, masalah ini sangat mempengaruhi usahanya dan dapat menyebabkan penurunan produksi yang signifikan.
Setiap harinya, Abdul membutuhkan tiga hingga empat tabung gas LPG untuk menjalankan usaha produksinya. Dengan kelangkaan yang terjadi, dia terpaksa mencari cara lain untuk mendapatkan gas, yang menyulitkan proses produksi yang seharusnya dapat dilakukan dengan lancar.
Permasalahan yang Dihadapi Pelaku Usaha di Lombok Barat
Banyak pelaku usaha saat ini yang merasa bingung dan terbebani dengan situasi yang ada. Kelangkaan gas LPG tidak hanya berimbas pada para pengusaha, tetapi juga pada masyarakat yang mengandalkan produk yang dihasilkan oleh UMKM. Dengan adanya masalah ini, diperlukan tindakan cepat dari pemerintah daerah.
Abdul berharap pihak terkait dapat lebih ketat dalam mengawasi distribusi gas LPG agar tidak ada penjualan dengan harga yang lebih tinggi dari HET. Situasi ini seharusnya diaddress secara sistematis oleh pihak yang berwenang untuk mencegah terjadinya kerugian lebih lanjut bagi para pelaku usaha.
Selain itu, dia mempertanyakan kondisi di tingkat SPBE, di mana terjadi kesenjangan informasi tentang ketersediaan gas di pasar. Hal ini menambah kebingungan dan kekhawatiran bagi pelaku usaha seperti dirinya.
Menanggapi permasalahan yang semakin meresahkan ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Barat melakukan inspeksi mendadak untuk memantau stok LPG yang ada. Ini adalah langkah strategis untuk mengatasi permasalahan yang sering terjadi dalam distribusi gas.
Langkah Pemerintah dalam Menyelesaikan Masalah Distribusi Gas
Salah satu tindakan yang diambil oleh Disperindag adalah melakukan pemeriksaan rutin di beberapa SPPBE untuk memastikan ketersediaan gas LPG bersubsidi, utamanya di daerah yang aksesnya terbatas. Sekretaris Disperindag, Lalu Wira Kencana, menjelaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga agar pasokan gas tetap ada dan merata di seluruh daerah.
Dari hasil pemantauan, diketahui bahwa stok gas di SPPBE PT Om Agus masih dalam kondisi normal. Bahkan, pihak Pertamina menambah stok gas LPG untuk memenuhi kebutuhan. Ketersediaan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan pada pelaku usaha yang saat ini sangat bergantung pada pasokan gas.
Menjelang hari raya Iduladha, kebutuhan gas LPG diperkirakan meningkat. Oleh karena itu, Disperindag mengambil langkah-langkah proaktif untuk memastikan bahwa persediaan gas tetap cukup hingga pada saat itu. Setiap harinya, 29 truk yang membawa gas LPG dikirim dari PT Om Agus, dengan masing-masing truk mengangkut sebanyak 560 tabung.
Selain itu, setelah memeriksa SPPBE lain seperti PT Harapan Jaya Utama, pihak Disperindag juga menemukan bahwa stok gas di sana aman dan siap menghadapi lonjakan permintaan menjelang hari raya. Ini menunjukkan bahwa pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk memperbaiki situasi yang ada dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan
Melihat dari hasil pemantauan dan sidak yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa saat ini stok gas LPG 3 kg terpantau aman. Tidak ada hambatan yang signifikan dalam proses distribusinya dari SPPBE ke agen hingga ke pangkalan. Meskipun demikian, pelaku usaha masih mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah agar masalah ini bisa ditangani lebih baik di masa depan.
Penting bagi semua pihak untuk memahami dinamika yang terjadi di lapangan terkait dengan pasokan gas. Kesadaran akan isu ini sangat dibutuhkan agar distribusi selalu berjalan lancar, dan pelaku usaha bisa beroperasi tanpa masalah. Dengan demikian, keberlangsungan UMKM di Lombok Barat dapat terjaga dan diharapkan dapat tumbuh lebih baik.
Secara keseluruhan, situasi pasokan gas LPG di Lombok Barat menjadi refleksi bagi semua pemangku kepentingan untuk saling berkomunikasi dan berkolaborasi. Harapan ke depannya adalah agar semua pihak dapat menjamin ketersediaan barang dengan harga yang wajar, demi kebaikan masyarakat dan perkembangan ekonomi lokal.