www.tempoaktual.id – Giri Menang – Pengerakse Agung Majelis Adat Sasak, Dr. H. Lalu Sajim Sastrawan, memberikan penghormatan kepada sosok Almarhum H. Lalu Nasib, yang dikenal sebagai pelopor seni budaya Sasak. Sejak memulai kariernya di dunia pewayangan pada tahun 1968, ia telah menciptakan berbagai kreasi yang memperkaya dunia seni di Lombok selama lebih dari 60 tahun.
“Beliau juga dikenal sebagai penutur dalam dramanya di radio,” ungkapnya pada Jumat, mencerminkan kehadiran beliau yang kuat dalam dunia seni. Penyerapan nilai-nilai seni yang ia bawa terus dikenang oleh banyak generasi yang mengikutinya.
Menurut Sajim, sosok Lalu Nasib adalah legenda yang tak terlupakan dan sangat sulit dicari penggantinya. Namun, dia tetap optimis dan percaya bahwa akan ada generasi baru yang dapat meneruskan kecintaan terhadap seni budaya Sasak.
“Diharapkan akan ada ‘Lalu Nasib’ lain yang muncul dari Lombok, terutama dengan adanya sekolah pedalangan yang kini mulai bermunculan,” jelasnya. Bahkan, ada cucu H. Lalu Nasib yang mengikuti jejaknya sebagai dalang, menandakan bahwa semangat seni tak akan padam.
Pentingnya Melestarikan Seni Budaya Sasak di Lombok
Pentingnya pelestarian seni budaya Sasak sangat terasa di masyarakat. Seni ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga merupakan bagian dari identitas budaya yang mendalam. Sebagai pelestari, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya agar tidak hilang.
Lebih lanjut, berbagai upaya harus dilakukan untuk menarik minat generasi muda. Pendirian sekolah-sekolah seni dan pelatihan untuk anak-anak muda menjadi salah satu langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa seni budaya tetap hidup. Pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi ditegaskan sebagai modal penting dalam proses ini.
Peran masyarakat juga sangat instrumental dalam mendukung perkembangan seni budaya ini. Tanpa dukungan dari berbagai pihak, sulit untuk mewujudkan visi yang diharapkan oleh sesepuh seni budaya. Menambahkan elemen modern dalam penyajian seni bisa jadi salah satu cara agar anak muda tertarik untuk belajar.
Dengan menciptakan platform untuk pertunjukan seni, baik di tingkat lokal maupun nasional, jalan bagi seniman muda pun terbuka lebih lebar. Hal ini menjadi ajang untuk mengeksplorasi dan menunjukkan bakat mereka di hadapan orang banyak.
Kolaborasi antara Pemerintah dan Masyarakat untuk Mengembangkan Seni Budaya
Peran pemerintah sangat harus diperkuat dalam upaya pengembangan seni dan budaya. Pemerintah bisa berperan sebagai fasilitator, memberikan dukungan finansial dan infrastruktur untuk mendukung kegiatan seni. Inisiatif yang sudah ada perlu diperluas agar lebih banyak seniman yang dapat terlibat.
Mendengarkan masukan dari para seniman seperti Lalu Nasib sangat penting. Ia dikenal menyampaikan saran bagi pengembangan seni di Gerung, dan interaksi ini membutuhkan kesinambungan untuk memaksimalkan potensi yang ada. Sinergi antara pemerintahan dan seniman perlu dibangun agar visi bersama untuk seni budaya dapat terwujud.
Komunitas seni juga memiliki peran yang tak kalah penting. Dengan menggalang kerjasama antar seniman, tidak hanya seni tradisional yang dilestarikan, tetapi juga munculnya inovasi baru yang dapat merevitalisasi seni lokal. Kolaborasi menciptakan kesempatan untuk pertukaran ide dan pengalaman yang dapat memperkaya wawasan budaya.
Agar target pengembangan tercapai, perlu adanya program yang fokus pada pendidikan seni dan budaya di dalam kurikulum sekolah. Dengan cara ini, generasi muda tidak hanya mengenal, tetapi juga menghargai, serta mempelajari seni dan budaya mereka sendiri.
Komitmen Masyarakat dalam Menghormati Peninggalan Budaya
Komunitas memiliki tanggung jawab besar dalam menghormati dan melestarikan peninggalan budaya. Penghormatan terhadap tokoh seperti H. Lalu Nasib adalah salah satu cara untuk mengingat warisan yang mereka tinggalkan. Penghargaan ini bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti acara penghormatan atau festival seni.
Rencananya, pemakaman H. Lalu Nasib di Pemakaman Umum Gode Gerung, yang dilaksanakan setelah shalat di Masjid Miftahurrahman, adalah kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan penghormatan terakhir. Momen ini tidak hanya untuk mengenang, tetapi juga untuk mengajak masyarakat lebih mengenali kembali pentingnya seni dan budaya mereka.
Penting juga bagi generasi sesudahnya untuk terus merenungkan dan menelusuri jejak para pendahulu mereka. Kebangkitan kembali minat terhadap seni tradisional diharapkan dapat menggugah kesadaran para pemuda untuk lebih aktif dalam berkegiatan seni. Keterlibatan mereka dalam berbagai festival seni dapat menjadi rumusan keberlanjutan seni budaya Sasak di masa depan.
Maka dari itu, usaha bersama untuk menjaga dan meneruskan tradisi seni dan budaya Sasak adalah tugas semua pihak. Tidak menghiraukan latar belakang, setiap individu berkontribusi dalam menciptakan suasana yang mendukung keharmonisan budaya di Lombok.