www.tempoaktual.id – Giri Menang – Pesantren Alam Sayang Ibu di Desa Dasan Geria, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, telah muncul sebagai model pendidikan yang inspiratif. Sekolah alam ini sering menjadi tujuan kunjungan bagi institusi pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri. Baru-baru ini, sebanyak 24 siswa dari lembaga pendidikan di Korea Selatan mengunjungi pesantren ini dalam rangka pertukaran budaya dan pendidikan.
Kunjungan ini merupakan bagian dari program Sister School, yang memungkinkan siswa dari kedua negara untuk saling bertukar pengalaman budaya. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Ketua Yayasan, Dr. H. Jamaludin Abdullah, M.Ed., bersama Kepala MA Sayang Ibu, Yunani S.Pd.I. Banyaknya kunjungan dari institusi luar menunjukkan bahwa Pesantren Alam Sayang Ibu memiliki daya tarik tersendiri dan dianggap sebagai contoh pendidikan yang baik.
Pengalaman Budaya di Pesantren
Pendidikan di pesantren ini tidak hanya menekankan ilmu pengetahuan, tetapi juga pengenalan budaya lokal yang kaya. Selama tinggal di pesantren, para siswa Korea Selatan mendapatkan kesempatan untuk belajar tentang nilai-nilai kehidupan santri dan budaya Indonesia. Mereka berinteraksi langsung dengan para santri melalui kegiatan belajar mengajar dan berbagai aktivitas budaya, seperti seni musik tradisional dan kerajinan tangan.
Pendidikan berbasis alam di Pesantren Alam Sayang Ibu juga memberikan pengetahuan tentang konservasi lingkungan. Siswa-siswa tersebut belajar mengelola sampah dan memahami pentingnya menjaga ekosistem lokal. Inisiatif ini menjadi komponen penting dalam pendidikan mereka serta membuka wawasan akan pentingnya keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan dan Kerjasama Global
Dalam era globalisasi, kerjasama pendidikan lintas negara menjadi semakin penting. Program Sister School memungkinkan siswa untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya. Kunjungan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa Korea Selatan, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi santri di Pesantren Alam Sayang Ibu. Kedua belah pihak dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang memperkaya perspektif mereka masing-masing.
Selama kunjungan, para pelajar Korea menunjukkan minat yang tinggi terhadap metode pengajaran yang diterapkan di pesantren. Mereka kagum dengan pendekatan pendidikan yang mengutamakan kemandirian dan kepedulian sosial. Hal ini membuktikan bahwa kontep pendidikan seperti ini dapat menjadi jembatan dalam membangun generasi yang lebih toleran dan saling menghargai antar budaya.
Kunjungan ini menjadi bagian integral dari pengembangan kerjasama antara dua institusi. Siswa dari Pesantren Alam Sayang Ibu rencananya akan melakukan kunjungan balasan ke Korea Selatan pada bulan Oktober. Ini akan memberikan mereka kesempatan untuk belajar langsung tentang budaya dan sistem pendidikan di negara tersebut.
Dengan adanya program pertukaran ini, kedua sekolah diharapkan bisa lebih memperkuat hubungan internasional sekaligus memberikan pengalaman pendidikan yang lebih beragam. Pesantren juga berkomitmen untuk melanjutkan program-program yang dapat menghubungkan budaya dan tradisi masing-masing negara.
Konsep pendidikan di Pesantren Alam Sayang Ibu tidak hanya terbatas pada pengajaran di dalam kelas, tetapi juga mencakup pengelolaan lingkungan dan konservasi tanaman lokal. Dengan sekitar 210 siswa dari jenjang MTs dan MA, pesantren ini berusaha menciptakan generasi yang peka terhadap isu-isu lingkungan dan sosial.
Diharapkan, dengan inisiatif ini, para siswa tidak hanya menjadi cerdas dalam aspek akademik tetapi juga memiliki jiwa yang peduli terhadap lingkungan dan sosial. Pesantren Alam Sayang Ibu bertekad untuk terus mengembangkan pendekatan pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman, tanpa kehilangan akar budaya dan nilai-nilai moral yang dipegang kuat.