www.tempoaktual.id – Musyawarah Kerja Tenaga Administrasi Sekolah (MKTAS) Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang mempersiapkan dengan matang Kongres ke-VII Asosiasi Tenaga Administrasi Sekolah (ATAS) yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 16 hingga 19 Oktober 2025. Event ini diharapkan menjadi sarana bagi tenaga administrasi sekolah di NTB untuk mengekspresikan aspirasi mereka yang jarang terdengar.
Ketua MKTAS NTB, M. Junaedi Adnan, menyoroti fakta mengenai kurangnya perhatian pemerintah terhadap tenaga administrasi sekolah dalam berbagai kebijakan pengangkatan. Dia menekankan bahwa banyak tenaga administrasi yang telah mengabdi selama puluhan tahun tetapi belum mendapatkan kesempatan untuk diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Junaedi menjelaskan bahwa meskipun ada formasi PPPK, banyak dari rekan-rekannya yang mengambil formasi di luar institusi pendidikan, seperti di pemerintahan daerah atau dinas kesehatan. Ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh tenaga administrasi sekolah dalam mencari pengakuan dan penghargaan yang pantas.
Prioritas Kesejahteraan Tenaga Administrasi Sekolah di Masa Depan
Dalam konteks ini, Junaedi mempertanyakan posisi tenaga kependidikan, khususnya tenaga administrasi, di lingkungan pendidikan. “Hukum dan kebijakan yang ada mengharuskan adanya kesatuan antara tenaga pendidik dan kependidikan, sehingga pertanyaannya adalah, jika guru memiliki formasi, mengapa tenaga administrasi tidak?” ungkapnya.
Keresahan ini menjadi salah satu fokus yang akan dibahas dalam Kongres ke-VII ATAS nanti. Junaedi mengatakan, “Kami akan menyampaikan berbagai kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dasar Pendidikan Menengah terkait posisi kami.” Ini penting untuk mendorong perubahan yang diperlukan dalam pengakuan tenaga administrasi sekolah.
Pada saat yang sama, MKTAS berencana untuk memperkenalkan potensi pariwisata di NTB kepada peserta Kongres. Diperkirakan, sekitar 500 peserta dari berbagai daerah akan menghadiri acara ini, yang bukan hanya sekedar forum, tetapi juga kesempatan untuk menunjukkan keindahan dan kekayaan budaya NTB.
Persiapan Maksimal Menuju Kongres ATAS ke-VII
Dalam persiapan kongres, Junaedi menyatakan bahwa NTB sudah hampir sepenuhnya siap menjadi tuan rumah. “Persiapan kami sudah mencapai 90 persen, tetapi kami masih menunggu audiensi dengan gubernur,” tambahnya. Hal ini menunjukkan komitmen mereka dalam menyukseskan acara tersebut.
Kongres ke-VII ATAS tidak hanya sekedar memilih pengurus baru, tetapi juga berfungsi sebagai platform penting bagi tenaga administrasi untuk mengekspresikan aspirasi dan harapan mereka. “Kami berharap bisa mendorong pemerintah untuk mendengarkan suara kami dan menindaklanjuti aspirasi ini dengan kebijakan yang konkret,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan ini juga berpotensi untuk memperkuat jaringan antara tenaga administrasi sekolah dan mendorong kerjasama yang lebih baik di antara mereka. Konsolidasi ini diharapkan dapat berdampak positif bagi keuangan dan pengelolaan sumber daya manusia di sektor pendidikan.
Rencana Strategis untuk Meningkatkan Profesi Tenaga Administrasi Sekolah
Kongres ini menawarkan peluang besar bagi para tenaga administrasi untuk merumuskan rencana strategis dalam meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan mereka. Junaedi menekankan bahwa kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan pemerintah sangat krusial dalam mencapai tujuan tersebut.
“Kami berharap dapat menggandeng para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi demi perbaikan kondisi tenaga administrasi,” lanjutnya. Melalui sinergi ini, mereka dapat meyakinkan pemerintah tentang pentingnya tenaga administrasi dalam mendukung proses pendidikan yang lebih baik.
Di sisi lain, partisipasi aktif dari tenaga administrasi di Kongres bisa membuka jalan untuk perbaikan sistem pengelolaan dan administrasi di sekolah. “Kami akan mengusulkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas kerja dan kesejahteraan tenaga administrasi,” tutup Junaedi.