www.tempoaktual.id – Prestasi para mahasiswa di bidang olahraga sering kali menjadi kebanggaan institusi pendidikan. Tiga mahasiswa dari Universitas Islam Malang (Unisma) berhasil mengukir prestasi gemilang dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025. Masing-masing dari mereka bukan hanya membawa pulang medali, tetapi juga cerita penuh perjuangan yang inspiratif.
M. Ali Khan Ridlo, Muhammad Mahir Qushoyyi, dan Dicka Yoga Pratama adalah contoh nyata dedikasi dan komitmen. Mereka menunjukkan bahwa dengan latihan keras dan dukungan yang tepat, impian untuk mencapai prestasi tinggi bisa terwujud.
Ali Khan Ridlo, yang berkompetisi di cabang angkat besi, berhasil meraih dua medali emas dan satu perak. Dengan kerja keras selama setahun terakhir, ia membuktikan bahwa ketekunan dan disiplin adalah kunci untuk meraih kesuksesan.
Perjuangan dan Kedisiplinan Ali Khan di Angkat Besi
M. Ali Khan Ridlo tampil cemerlang di cabang angkat besi kelas 88 kilogram putra. Latihan intensifnya membuahkan hasil manis, dengan dua medali emas dan satu perak sebagai bukti keberhasilannya. Ali menjalani latihan dua kali sehari menjelang Porprov, yang menunjukkan komitmennya terhadap olahraga ini.
Setiap paginya, Ali berlatih mulai jam lima hingga setengah delapan, lalu melanjutkan dengan kuliah. Di sore hari, ia kembali berlatih sampai sore menjelang Maghrib, menciptakan keseimbangan antara olahraga dan pendidikan. Disiplin ini ia terapkan sejak mulai terjun ke dunia angkat besi pada tahun 2019.
Ali percaya bahwa hasil positif ini tidak hanya didapat dari latihan fisik. “Mental yang kuat juga penting. Saya selalu berusaha untuk tetap fokus dan berusaha memberikan yang terbaik di setiap pertandingan,” ungkapnya. Keberhasilannya di Porprov 2025 menjadi bukti bahwa ketekunan akan selalu terbayar.
Dedikasi Mahir Qushoyyi di Hapkido, Bela Diri yang Baru Dipertandingkan
Muhammad Mahir Qushoyyi, yang mengambil jurusan Teknik Elektro, juga mencatatkan sejarah di Porprov dengan menggeluti cabang Hapkido. Ia berhasil meraih medali emas di kelas Daeriyun under 78 kilogram. Olahraga ini merupakan bela diri asal Korea Selatan yang baru dipertandingkan kali pertama di event tersebut.
Dedikasi Mahir dalam berlatih tidak kalah luar biasa. Sebelum beralih ke Hapkido, ia adalah atlet pencak silat. Keputusan untuk berpindah jalur tidak membuatnya mundur, melainkan semakin memicu semangatnya. “Latihan kami itu empat kali seminggu di awal, tapi tiga bulan terakhir menjadi dua kali sehari,” ujarnya.
Optimisme Mahir saat bertanding tidak terlepas dari dukungan pelatihnya. “Kami sudah latihan lebih keras daripada lawan. Dengan dukungan dan latihan yang intens, kami percaya bisa menang,” ungkapnya dengan penuh percaya diri. Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Unisma.
Kisah Inspiratif Dicka Yoga Pratama dalam Olahraga Hoki
Dicka Yoga Pratama, mahasiswa Agribisnis, juga tidak kalah menarik. Ia menyumbangkan medali perak untuk Kabupaten Malang di cabang hoki outdoor putra. Dicka mengenal hoki melalui kegiatan sekolah saat dirinya masih duduk di bangku SMK, dan semangatnya terus tumbuh hingga berhasil masuk tim kabupaten.
Pengalaman bertanding di Porprov bukanlah yang pertama bagi Dicka. Ia sebelumnya pernah meraih medali emas pada tahun 2021 di Mojokerto. Namun, setiap pertandingan selalu menyisakan kenangan tersendiri. “Saat pertandingan di Surabaya, saya terkena stik lawan. Bekasnya masih ada sampai sekarang,” cerita Dicka, mengenang momen tersebut.
Meski sempat mendapat larangan dari orang tua untuk melanjutkan pertandingan, semangatnya tidak pudar. “Saya tetap berjuang dan terus berlatih. Kemenangan di Porprov adalah hasil dari perjuangan yang tidak mudah,” ujarnya. Dedikasi dan komitmen Dicka memberikan harapan bagi atlet muda lainnya di Indonesia.
Peran Unisma dalam Membangun Atlet Berprestasi
Rektor Unisma, Prof. Drs. H. Junaidi Mistar, Ph.D., menegaskan bahwa keberhasilan para mahasiswa ini tidak terlepas dari dukungan sistem beasiswa prestasi di kampus. Mereka yang memiliki rekam jejak berprestasi, seperti Ali, langsung mendapatkan pembebasan biaya SPP dan DPP selama studi. Ini menunjukkan komitmen Unisma dalam menciptakan atlet berkualitas.
“Ali adalah contoh nyata mahasiswa berprestasi yang kami deteksi sejak awal. Dia diberikan beasiswa penuh untuk mendukung studi dan prestasinya,” ungkapnya. Dalam hal ini, Unisma tidak hanya memberikan beasiswa, tetapi juga melakukan pemantauan dan pembinaan secara aktif.
Kampus ini juga menyediakan peluang yang sama bagi siswa SMA yang berprestasi di ajang Porprov. Hal ini membuka jalan bagi generasi muda untuk mengejar mimpi sambil mendapatkan pendidikan berkualitas. Kampus memperkenalkan seleksi internal untuk menyalurkan beasiswa prestasi di berbagai bidang, termasuk olahraga.
Strategi Pembinaan Berkelanjutan di Unisma
Capaian ketiga mahasiswa ini mencerminkan strategi pembinaan berkelanjutan yang diterapkan oleh Unisma. Dengan pola seleksi dan beasiswa yang tepat sasaran, kampus ini mampu mencetak atlet berprestasi sekaligus menjaga kualitas akademik mahasiswa. “Kami sangat bangga melihat hasil ini sebagai buah dari komitmen bersama antara kampus, mahasiswa, dan mitra eksternal,” kata Prof. Junaidi.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi di bidang akademik maupun olahraga. “Kami percaya bahwa kombinasi antara pendidikan yang baik dan kegiatan olahraga bisa menciptakan individu yang tangguh,” tambahnya.
Melalui pencapaian ketiga mahasiswa tersebut, Unisma menunjukkan bahwa institusi pendidikan memiliki peran penting dalam memfasilitasi dan mengembangkan potensi siswa. Dengan dukungan dan pembinaan yang tepat, bukan tidak mungkin lebih banyak prestasi yang akan terukir di masa depan.