Mataram – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) NTB baru-baru ini menggelar diskusi dengan tema pentingnya sektor agromaritim dalam mendukung ketahanan pangan. Diskusi yang berlangsung di Mataram ini dihadiri oleh banyak pemangku kepentingan, termasuk Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan serta Gubernur setempat. Acara ini mengeksplorasi solusi terintegrasi untuk mengatasi berbagai isu strategis di kawasan pesisir.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, sektor agromaritim menunjukkan potensi yang luar biasa untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dengan latar belakang NTB yang kaya akan sumber daya alam, ada tantangan dan peluang yang perlu ditangani secara holistik. Pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana kita dapat mewujudkan potensi ini secara optimal sehingga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal?
Strategi Penguatan Sektor Agromaritim untuk Ketahanan Pangan
Diskusi ini menyoroti pentingnya penguatan sektor agromaritim sebagai jawaban terhadap kemiskinan ekstrem dan masalah stunting di NTB. Pengelolaan yang baik dari sumber daya laut tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Dengan pendekatan ekonomi biru, diharapkan sumber daya ini bisa dikelola secara berkelanjutan, menguntungkan baik untuk ekonomi lokal maupun lingkungan.
Dalam konteks ini, Ketua DPD HKTI NTB menekankan bagaimana NTB, sebagai provinsi kepulauan, memiliki potensi yang besar dalam sektor ini. Dengan pemanfaatan teknologi dan metode budidaya yang tepat, hasil tangkapan laut seperti rumput laut dan lobster dapat menjadi komoditas unggulan yang diandalkan. Ini tidak hanya melejitkan perekonomian kawasan, tetapi juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat pesisir.
Peluang dan Tantangan dalam Pengembangan Agromaritim di NTB
Terdapat banyak strategi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan sektor agromaritim. Salah satunya adalah pengembangan kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan swasta. Keterlibatan berbagai pihak dapat memberikan wawasan dan inovasi baru yang diperlukan untuk memajukan sektor ini. Misalnya, pelatihan untuk nelayan dan petani setempat dalam mengelola hasil tangkapan dengan lebih efisien bisa menjadi langkah awal yang signifikan.
Namun, tantangan tetap ada, seperti kurangnya infrastruktur dan pendanaan yang memadai. Gubernur menekankan pentingnya membangun ekosistem pendukung agar semua potensi ini tidak terabaikan. Dengan komitmen bersama dan program-program lintas sektor yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, kita bisa melihat perubahan positif dalam waktu dekat. Melihat semua agenda dan strategi ini, harapan untuk membangun NTB yang lebih baik melalui sektor agromaritim tampak semakin dekat.