www.tempoaktual.id – Di Nusa Tenggara Barat (NTB), tantangan ekonomi masih menjadi isu yang perlu perhatian serius. Angka kemiskinan ekstrem di daerah ini menunjukkan perlunya upaya terkoordinasi dari semua pihak untuk mencapai target nol persen pada tahun 2029.
Menurut data terbaru, tingkat kemiskinan di NTB hampir menyentuh 12 persen, sementara kemiskinan ekstrem mencapai 2,04 persen. Realitas ini mencerminkan ketidakmerataan dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang masih terjadi.
Kepala BPS NTB, Drs. Wahyudin, MM, mengungkapkan bahwa pencapaian target penghapusan kemiskinan ekstrem adalah bagian dari agenda nasional. Pemerintah pusat menargetkan hal ini dapat dicapai pada 2025-2026, namun implementasinya bergantung pada kemauan dan komitmen pemerintah daerah.
Wahyudin menyatakan, pencapaian target ini bukan hanya tanggung jawab gubernur, melainkan juga harus menjadi komitmen kolektif semua jajaran. Jika program pembangunan yang ada dijalankan maksimal, tidak ada yang mustahil untuk mencapai kondisi tanpa kemiskinan ekstrem.
Strategi Menuju Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di NTB
Menghapus kemiskinan ekstrem memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota penting untuk diimplementasikan.
Wahyudin menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun kebijakan yang efisien. Setiap kebijakan harus diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang laik.
Program seperti sanitasi yang baik dan edukasi kesehatan juga menjadi bagian penting dalam mempercepat penurunan angka kemiskinan. Pemprov NTB diharapkan untuk lebih proaktif dalam merancang program-program yang dapat menjawab tantangan kemiskinan.
Keterlibatan seluruh komponen masyarakat, termasuk sektor swasta dan organisasi non-pemerintah, sangat diperlukan. Tanpa sinergi, upaya yang dilakukan tidak akan optimal dan mungkin tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.
Peran Pembangunan Ekonomi dan Sosial dalam Mengurangi Kemiskinan
Pembangunan ekonomi yang inklusif perlu digalakkan sebagai upaya untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Hal ini mencakup penciptaan lapangan kerja dan dukungan terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) lokal.
Pemerintah daerah perlu merancang program yang memberikan akses terhadap modal dan pelatihan bagi masyarakat. Dengan dukungan yang memadai, UKM dapat tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian lokal.
Pendidikan juga memegang peranan penting dalam mengangkat derajat ekonomi masyarakat. Masyarakat yang memiliki akses pendidikan yang baik cenderung memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harusintegral dengan peningkatan kualitas pendidikan dan ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Dengan langkah-langkah strategis ini, harapan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem di NTB bukanlah sesuatu yang mustahil.
Kolaborasi Antara Pemerintah dan Masyarakat Dalam Mengatasi Kemiskinan
Selain kebijakan yang tepat, partisipasi aktif masyarakat dalam pengentasan kemiskinan juga sangat penting. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program-program yang berdampak langsung pada kehidupan mereka.
Pemberdayaan masyarakat melalui program-program sosial akan semakin memperkuat upaya pengentasan kemiskinan. Sumber daya lokal harus dikelola dengan baik untuk memaksimalkan potensi yang ada dan memastikan setiap individu dapat berkontribusi pada pembangunan.
Kerjasama lintas sektoral antara pemerintah, swasta, dan organisasi non-pemerintah juga dapat mendatangkan hasil yang lebih baik. Dengan kerja bersama, tantangan yang ada bisa lebih cepat diatasi.
Keberhasilan dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja. Ini adalah tugas bersama yang memerlukan komitmen dan aksi nyata dari semua elemen masyarakat.