www.tempoaktual.id – Tragedi yang terjadi saat pendakian Gunung Rinjani menyisakan duka mendalam bagi banyak pihak. Seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana (27) ditemukan meninggal setelah terjatuh ke danau yang terletak di kedalaman ratusan meter. Proses pemindahan jenazahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara untuk autopsi menjadi sorotan berbagai kalangan.
Prosedur pemindahan jenazah dari Mataram ke Bali dilakukan dengan sangat hati-hati. Mobil ambulans yang digunakan merupakan mobil milik RS Bhayangkara Mataram, yang dikawal oleh petugas dari Patroli Jalan Raya (PJR). Langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kecepatan dalam proses pemulangan jenazah ke keluarganya di Brasil.
Otoritas setempat terus berkoordinasi untuk mempermudah proses autopsi. Plt Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, dokter Mike Wijayanti Djohar, mengatakan bahwa RSUD Bali Mandara dipilih karena jaraknya lebih dekat dan lebih memungkinkan untuk melakukan autopsi segera. Keluarga korban juga sangat berharap agar jenazah dapat segera dipulangkan.
Proses Autopsi dan Alasan Pemilihan Lokasi
Autopsi merupakan langkah penting untuk menentukan penyebab kematian. Dalam kasus ini, dokter Mike menjelaskan bahwa autopsi dijadwalkan dilakukan keesokan harinya setelah jenazah tiba di Bali pada malam hari. Proses ini diperkirakan akan memberikan hasil yang lebih akurat jika dilakukan pada pagi hari.
Dokter Mike juga menyebutkan bahwa terdapat permintaan dari pihak penyidik untuk melakukan visum luar, meskipun hasilnya tidak dapat diungkapkan kepada media. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya proses investigasi agar semua pihak dapat mengetahui kronologi kejadian.
Sebelumnya, Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri, menjelaskan bahwa tidak dapat melaksanakan autopsi di RS Bhayangkara karena kurangnya tenaga medis yang berkompeten. Hanya ada satu dokter forensik di NTB, sehingga opsi di Bali menjadi alternatif terbaik. Koordinasi antara otoritas di NTB dan Bali juga dilakukan untuk memperlancar proses ini.
Pentingnya Autopsi Bagi Keluarga dan Proses Hukum
Hasil autopsi tidak hanya penting bagi pihak keluarga, tetapi juga berkaitan dengan proses hukum. Indah menyampaikan bahwa informasi mengenai waktu kematian Juliana sangat dibutuhkan untuk kelanjutan proses pemakaman di Brasil. Semua ini merupakan bagian dari langkah-langkah formal yang harus diikuti.
Setelah autopsi selesai, diyakini bahwa jenazah Juliana akan segera diberangkatkan ke Brasil bersama keluarganya. Keberangkatan ini diharapkan dapat menjawab rasa penasaran dan perasaan kehilangan keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk memberikan bantuan maksimal dalam proses pemulangan.
Plh Sekda NTB, Lalu Mohammad Faozal, menjelaskan prosedur pemindahan jenazah yang dilakukan melalui jalur darat. Kondisi ini terjadi karena keterbatasan ketersediaan pesawat yang dapat membawa jenazah dari Lombok ke Bali. Keputusan yang diambil ini bertujuan agar semua proses dapat dilalui dengan lancar dan tanpa hambatan.
Kronologi Kejadian dan Proses Evakuasi Jenazah
Tragedi yang menimpa Juliana terjadi pada 21 Juni 2025 saat ia mendaki menuju puncak Gunung Rinjani. Berdasarkan laporan, ia terjatuh ke dalam Danau Segara Anak. Tim SAR mulai bergerak sejak menerima informasi awal mengenai kejadian tersebut pada pukul 06.30 Wita.
Proses evakuasi yang dilakukan oleh tim gabungan dari berbagai instansi berlangsung hingga beberapa hari. Mereka berupaya keras mencapai lokasi korban dan melakukan penanganan yang tepat. Pada 23 Juni, Kepala Kantor SAR Mataram mengungkapkan bahwa jenazah Juliana ditemukan di kedalaman 600 meter dari titik awal jatuhnya.
Teknik evakuasi yang diterapkan melibatkan metode lifting dan pengangkatan manual dengan tandu. Kendala cuaca serta medan yang sulit membuat proses ini menjadi sangat menantang. Tim evakuasi bekerja tanpa lelah, berusaha agar jenazah dapat segera diangkat dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Ketika jenazah akhirnya tiba di RS Bhayangkara Mataram, harapan keluarga dan masyarakat ada di bahu mereka untuk mengungkap penyebab kematian. Tanggung jawab ini diambil dengan penuh kesadaran dan ketelitian oleh pihak berwenang. Sebuah tragedi yang seharusnya menjadi pelajaran penting bagi semua pendaki agar lebih berhati-hati saat menjelajahi alam.
Keputusan untuk memindahkan jenazah dan melaksanakan autopsi secepat mungkin mencerminkan dedikasi pihak berwenang untuk memenuhi harapan keluarga dan melakukan prosedur secara transparan. Langkah ini sangat penting agar seluruh proses berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberikan kejelasan kepada semua pihak yang terlibat.