www.tempoaktual.id – Kesadaran akan kebutuhan praktik peternakan yang lebih berkelanjutan semakin mendesak dalam konteks pertanian modern. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, Universitas Samawa (Unsa) aktif melakukan berbagai inisiatif di masyarakat.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan baru-baru ini menjadi salah satu langkah konkret, yang menyasar pengelolaan limbah feses ternak ayam dan sapi. Terletak di Kelurahan Seketeng, Sumbawa Besar, pelatihan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dipimpin oleh Dr. Ir. Sudirman, S.Pt., M.Si., kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga alat dan bahan yang diperlukan. Dengan melibatkan dosen-dosen terampil dalam bidangnya, pelatihan ini diharapkan mampu menanggulangi masalah sanitasi di sekitar area peternakan.
Dampak Positif dari Pengelolaan Limbah Peternakan
Pengelolaan limbah peternakan yang baik dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan lingkungan. Dengan teknik yang tepat, peternak dapat mengurangi bau tidak sedap dan risiko pencemaran dari limbah ternak. Lingkungan yang bersih juga berkontribusi terhadap kesehatan ternak itu sendiri.
Tidak jarang, limbah ternak menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar lokasi peternakan. Oleh karena itu, penerapan teknologi pengelolaan yang efektif menjadi keharusan untuk melindungi kesehatan masyarakat sekitar.
Aplikasi cairan bioaktivator AL-K menjadi salah satu solusi yang diusulkan. Dengan menggunakan bahan alami dan mikroorganisme, teknik ini dapat mengecilkan kemungkinan pembentukan gas berbahaya dan mengurangi bau. Inovasi ini menggambarkan bagaimana pendekatan ilmiah dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari.
Pentingnya Pelatihan dalam Mewujudkan Praktik Berkelanjutan
Pelatihan semacam ini bukan hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga penyerapan keterampilan praktis. Peserta diajarkan tentang pentingnya penggunaan alat ukur pH dan detektor gas amonia untuk memantau kondisi di lapangan. Hal ini memungkinkan peternak untuk memiliki kontrol lebih baik terhadap lingkungan peternakan mereka.
Melalui metode evaluasi seperti pre-test dan post-test, peserta dapat melihat seberapa besar peningkatan pengetahuan yang mereka peroleh. Penyerahan starter kit yang berisi perlengkapan praktis mendukung implementasi teori yang telah diajarkan dalam pelatihan.
Inisiatif ini merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat bersinergi dengan masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pemahaman tentang praktik pertanian yang benar dapat lebih tersebar luas.
Keterlibatan Mahasiswa dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan seperti ini memberikan manfaat ganda. Mereka tidak hanya belajar dari teori yang ada, tetapi juga terlibat langsung dalam penerapan praktik di lapangan. Hal ini meningkatkan kemampuan praktis dan memberdayakan mereka untuk berkontribusi bagi masyarakat.
Dengan melibatkan mahasiswa, kegiatan ini juga mendorong semangat kolaborasi antara akademisi dan komunitas. Lima mahasiswa dari Prodi Peternakan Unsa telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, menjadikan pengalaman mereka lebih berharga. Saling berbagi pengalaman dan pengetahuan adalah bagian dari proses pembelajaran yang penting.
Melalui program ini, mahasiswa diajak untuk merasakan langsung tantangan yang dihadapi peternak. Mereka berkesempatan menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dalam konteks yang lebih nyata, sehingga meningkatkan rasa empati dan tanggung jawab sosial mereka.
Harapan untuk Masa Depan Peternakan yang Lebih Baik
Keberhasilan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi perubahan positif di sektor peternakan. Diharapkan, para peserta dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang telah mereka peroleh untuk menciptakan sistem peternakan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Strategi ini bukan hanya bermanfaat bagi peternak, tetapi juga bagi komunitas di sekitarnya.
Pelatihan seperti ini menunjukkan pentingnya pendekatan kolaboratif antara akademisi, peternak, dan pemerintah. Sinergi antara ketiga pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan. Jika semua pihak berkontribusi, masa depan peternakan akan lebih cerah dan berkelanjutan.
Tim Unsa berharap bahwa keberlanjutan program ini dapat terus didorong. Diharapkan pula ada dukungan lebih lanjut dari instansi terkait untuk meningkatkan kapasitas peternakan yang berbasis pada teknologi dan praktik terbaik. Ini akan menghasilkan peternakan yang tidak hanya produktif, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan.