• Latest
  • Trending
Kembangkan 250 Hektar Demplot Padi Gamagora 7 untuk Menekan Inflasi Pangan di NTB

Kembangkan 250 Hektar Demplot Padi Gamagora 7 untuk Menekan Inflasi Pangan di NTB

38 Klub Motor Honda Dukung Komitmen Pelopor Keselamatan Berkendara

38 Klub Motor Honda Dukung Komitmen Pelopor Keselamatan Berkendara

Mahasiswa PPL-KSM Internasional FAI Unisma Tunjukkan Konsistensi di Kancah Global

Mahasiswa PPL-KSM Internasional FAI Unisma Tunjukkan Konsistensi di Kancah Global

Tes Psikologi Wajib untuk Pekerja Migran oleh CPMI

Tes Psikologi Wajib untuk Pekerja Migran oleh CPMI

Ketua DPRD NTB Menyoroti Kenaikan Harga Tiket Pesawat yang Tinggi

Ketua DPRD NTB Menyoroti Kenaikan Harga Tiket Pesawat yang Tinggi

Lombok Pusat Penerbangan Nasional untuk Indonesia

Lombok Pusat Penerbangan Nasional untuk Indonesia

SMKN 3 Mataram Harap ANBK Rekam Kondisi Nyata Pembelajaran

SMKN 3 Mataram Harap ANBK Rekam Kondisi Nyata Pembelajaran

Volume Lalat Menurun di SRMP 18 Mataram Setelah Proses Fogging

Volume Lalat Menurun di SRMP 18 Mataram Setelah Proses Fogging

Pansus RPJMD Fokus Penajaman Potensi Hilirisasi Ekonomi Hijau dan Biru di NTB

Pansus RPJMD Fokus Penajaman Potensi Hilirisasi Ekonomi Hijau dan Biru di NTB

Semangat Kemerdekaan dan Sinergi Energi Budaya Pastikan Kelistrikan di Festival Sangiang Api 2025

Semangat Kemerdekaan dan Sinergi Energi Budaya Pastikan Kelistrikan di Festival Sangiang Api 2025

Sabun Alami Berbasis Tanah Liat untuk Kesehatan Kulit

Sabun Alami Berbasis Tanah Liat untuk Kesehatan Kulit

Jeratan Hukum Kades, Pemerintah Didorong Susun Regulasi Dana Desa Jaminan Pinjaman Kopdes

Jeratan Hukum Kades, Pemerintah Didorong Susun Regulasi Dana Desa Jaminan Pinjaman Kopdes

Konferda PDIP NTB Segera Digelar Menunggu Petunjuk Pelaksanaan dari DPP

Konferda PDIP NTB Segera Digelar Menunggu Petunjuk Pelaksanaan dari DPP

Retail
Sabtu, Agustus 9, 2025
  • Login
  • Home
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Ntb
  • Polhukam
No Result
View All Result
Tempoaktual.id
No Result
View All Result

Kembangkan 250 Hektar Demplot Padi Gamagora 7 untuk Menekan Inflasi Pangan di NTB

Kembangkan 250 Hektar Demplot Padi Gamagora 7 untuk Menekan Inflasi Pangan di NTB

BacaJuga

Srikandi Sekolah: Memperkenalkan Dunia Kerja dan Pentingnya Kesehatan Mental Sejak Dini

Srikandi Sekolah: Memperkenalkan Dunia Kerja dan Pentingnya Kesehatan Mental Sejak Dini

Pemantapan dan Evaluasi Siskeudes oleh Pemkab Sumbawa Barat serta Apresiasi untuk 5 Desa Aktif

Pemantapan dan Evaluasi Siskeudes oleh Pemkab Sumbawa Barat serta Apresiasi untuk 5 Desa Aktif

www.tempoaktual.id – Pengembangan pertanian berkelanjutan saat ini menjadi fokus perhatian banyak pihak, terutama dalam upaya menekan inflasi pangan. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui pengembangan demplot padi varietas unggul yang dapat meningkatkan produktivitas dan stabilitas harga pangan.

Dalam konteks ini, Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan inovasi melalui pengembangan varietas padi Gamagora 7. Langkah ini bertujuan untuk menangani tantangan yang dihadapi oleh para petani dan meningkatkan pasokan beras di wilayah tersebut.

Pengembangan varietas gamagora ini tidak hanya terbatas pada peningkatan hasil panen, tetapi juga mencakup aspek keberlanjutan dalam pertanian. Dengan teknologi dan metode baru, diharapkan para petani dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan kondisi cuaca dan pasar.

Pentingnya Pengembangan Demplot Padi Dalam Menjaga Stabilitas Pangan

Stabilitas harga pangan sangat dipengaruhi oleh produktivitas hasil pertanian. Oleh karena itu, dengan mengembangkan demplot padi seluas 250 hektar, BI NTB berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga ketersediaan pangan. Hasil produktivitas varietas Gamagora 7 yang tinggi, mencapai 10 ton per hektar, menunjukkan potensi besar yang dimiliki.

Keberadaan varietas padi yang dapat tumbuh di lahan kering maupun basah menjadi solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi oleh petani. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan lokal, sekaligus memberikan solusi ketika terjadi gangguan pada pasokan beras.

Dengan program ini, para petani juga mendapatkan kesempatan untuk belajar dan menerapkan teknik pertanian yang lebih modern dan efisien. Ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai pertanian berkelanjutan dan manajemen produksi.

Dampak Positif Program Terhadap Petani dan Komunitas

Salah satu manfaat dari program pengembangan padi ini adalah akses yang lebih mudah terhadap benih unggul. BI NTB berencana menyalurkan benih secara gratis kepada petani dan pondok pesantren yang menjalankan unit usaha pertanian. Ini adalah langkah baik untuk memberdayakan masyarakat dalam mencapai kemandirian pangan.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan pondok pesantren tidak hanya berfokus pada pendidikan keagamaan, tetapi juga dapat menyediakan pangan bagi komunitas mereka. Dengan demikian, dampak dari program ini akan dirasakan lebih luas dalam lingkungan sekitar.

Selain membantu petani meningkatkan hasil panen, program ini juga menangani isu-isu yang sering dihadapi oleh mereka, seperti tingginya biaya pupuk. Metode semi organik yang diterapkan bertujuan untuk menekan biaya produksi sekaligus menjaga kualitas tanah.

Strategi Berkelanjutan Dalam Pertanian dan Pengendalian Inflasi

Pengendalian inflasi pangan menjadi tantangan yang serius, terutama di wilayah seperti NTB yang dikenal sebagai lumbung padi nasional. Melalui pengembangan varietas padi unggul dan praktik pertanian berkelanjutan, diharapkan inflasi yang disebabkan oleh beras dapat teratasi. Varietas Gamagora 7 merupakan salah satu upaya nyata dalam mencapai tujuan ini.

BI NTB juga tengah memantau dan mengevaluasi pengaruh demplot tersebut terhadap pengendalian inflasi daerah. Adaptasi dan penerapan data yang akurat akan memungkinkan pihak-pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dalam mereformasi sistem pertanian.

Dengan fokus pada keberlanjutan dan produktivitas, inisiatif seperti ini harus terus didorong untuk meminimalkan dampak negatif yang dapat muncul akibat fluktuasi harga pangan. Kontribusi dari setiap pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga petani, sangat penting untuk mewujudkan ketahanan pangan yang lebih baik.

Previous Post

Tingkatkan Edukasi Digital yang Adaptif dan Interaktif di Sedepa

Next Post

Residivis Curi Laptop Mahasiswa untuk Judi Online dari Hasil Penjualannya

Rekomendasi

Membuat Pembelajaran Tata Wisata Menjadi Lebih Nyaman

Membuat Pembelajaran Tata Wisata Menjadi Lebih Nyaman

Bantuan Tahap II Bedah Rumah Korban Banjir di Mataram oleh REI NTB

Bantuan Tahap II Bedah Rumah Korban Banjir di Mataram oleh REI NTB

Siswa SMPN 13 Mataram Peduli Bencana Banjir dan Bergerak untuk Sesama

Siswa SMPN 13 Mataram Peduli Bencana Banjir dan Bergerak untuk Sesama

Seleksi Substansi BCKS: Proses dan Pengumuman Terkini

Seleksi Substansi BCKS: Proses dan Pengumuman Terkini

Kejagung Tangkap Direktur Utama Terkait Dugaan Korupsi Kredit Bank

Kejagung Tangkap Direktur Utama Terkait Dugaan Korupsi Kredit Bank

Kekalahan Besar dari Jepang Jadi Peringatan untuk Timnas

Kekalahan Besar dari Jepang Jadi Peringatan untuk Timnas

Tersangka Korupsi KUR Rp9,5 Miliar di Bima Segera Disidang

Tersangka Korupsi KUR Rp9,5 Miliar di Bima Segera Disidang

Sidebar

Kategori

  • Ekonomi
  • Ntb
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Polhukam
Tempoaktual.id

© 2025 TempoAktual . Seluruh hak cipta dilindungi undang.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Ntb
  • Polhukam

© 2025 TempoAktual . Seluruh hak cipta dilindungi undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?