www.tempoaktual.id – Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengambil langkah penting dalam upaya melestarikan kosakata bahasa daerah, khususnya bahasa Sasak. Kegiatan ini merupakan bagian dari tindak lanjut inventarisasi yang telah berlangsung sebelumnya, mengedepankan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses tersebut.
Lokakarya Kosakata Bahasa Daerah Sasak yang diadakan pada 7 Juli 2025 ini dihadiri oleh delapan peserta yang beragam latar belakang. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin kolaborasi yang lebih baik antara berbagai pihak untuk pengembangan bahasa daerah yang lebih holistik.
Koordinator kegiatan, Rizki Gayatri, memaparkan bahwa target pengusulan kosakata tahun ini adalah sebanyak 500 lema. Hal ini merupakan pengembangan dari inventarisasi awal yang telah mencatat 521 lema kosakata bahasa Sasak, menunjukkan potensi yang besar untuk kontribusi terhadap KBBI.
Peran Balai Bahasa dalam Pelestarian Bahasa Daerah
Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Dwi Pratiwi, menyatakan bahwa pencapaian target pengusulan kosakata merupakan langkah signifikan. Diskusi yang berlangsung di lokakarya akan memastikan bahwa kosakata yang diajukan benar-benar merefleksikan penggunaan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dwi juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak luar, seperti para ahli bahasa dan budayawan. Dengan demikian, pengumpulan data kosakata akan mendapat perspektif yang lebih luas dan komprehensif.
Pentingnya melibatkan pihak eksternal seperti BKSDA juga ditegaskan dalam sambutannya. Mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang flora dan fauna yang ada di Nusa Tenggara Barat, yang sangat relevan untuk penggalian kosakata baru.
Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Lokakarya
Delapan peserta yang terlibat berasal dari berbagai kalangan, menunjukkan inklusivitas dalam proses pelestarian bahasa. Diskusi mendalam dilakukan dengan bantuan narasumber yang telah berpengalaman di bidang bahasa dan budaya.
Di antara narasumber yang hadir, Lalu Agus Fathurrahman dari Bencingah Institute dan Indriyanto dari Universitas Mataram memberikan perspektif yang berharga. Mereka mendorong peserta untuk lebih aktif berkontribusi dalam pengembangan kosakata bahasa Sasak.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada validasi kosakata, tetapi juga menciptakan ruang pembelajaran bagi semua pihak terlibat. Ini merupakan langkah awal menuju pelestarian bahasa daerah yang lebih berkelanjutan.
Harapan untuk Pengembangan Kosakata Bahasa Daerah
Hasil dari lokakarya diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam dokumentasi kosakata. Dokumen tersebut akan diajukan pada Sidang Komisi Bahasa Daerah yang direncanakan pada bulan Agustus 2025.
Diharapkan, kegiatan ini akan menghasilkan kosakata yang tidak hanya relevan, tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, keberadaan kosakata tersebut harus mampu memberikan makna dan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Akhirnya, usaha ini mencerminkan komitmen bersama untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa daerah. Keseluruhan proses ini perlu mendapat dukungan dari berbagai kalangan untuk memastikan keberhasilan dalam preserving heritage yang kaya ini.