www.tempoaktual.id – Banjir yang melanda Kota Mataram menjadi salah satu tantangan serius yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat. Kejadian ini seringkali menyebabkan kerugian materi dan mengganggu aktivitas sehari-hari warga, sementara upaya untuk mengatasi masalah ini masih terbatas.
Kota Mataram, yang terletak di kawasan rawan banjir, saat ini belum memiliki sistem pendeteksi dini yang memadai. Meski alat seperti ini sejatinya dapat membantu mengurangi dampak banjir, implementasinya masih dalam tahap wacana dan perencanaan.
Salah satu pihak yang menyuarakan kebutuhan ini adalah Ahmad Muzaki, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Ia menegaskan pentingnya alat pendeteksi dini banjir dan menjelaskan bahwa proses instalasi memerlukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan lokasi dan spesifikasi alat.
Urgensi Alat Pendeteksi Dini Banjir di Mataram
Pentingnya alat pendeteksi dini banjir tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan adanya alat ini, masyarakat akan mendapatkan peringatan lebih awal sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah pencegahan. Seharusnya, alat ini dirancang untuk berbunyi saat ketinggian air mencapai batas tertentu.
Muzaki menjelaskan bahwa saat ini, rencana pembangunan alat ini sedang dalam pembicaraan dengan pihak-pihak terkait. Sementara itu, peran Badan Wilayah Sungai juga sangat strategis dalam menentukan lokasi dan pengelolaan sistem pengamatan sungai.
Keberadaan sistem pendeteksi dini akan memberikan rasa aman bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di sepanjang aliran sungai. Dengan itu, mereka bisa lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir mendadak yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Koordinasi Antara Pemerintah Kota dan Kabupaten
Diperlukan koordinasi yang baik antara Pemerintah Kota Mataram dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Hal ini dikarenakan sungai di Kota Mataram terhubung dengan wilayah di Lombok Barat, sehingga keberadaan alat pendeteksi dini akan lebih efektif jika dilaksanakan secara terintegrasi.
Pembicaraan tentang alat pencitraan ini pernah dibahas dalam forum rapat dengar pendapat yang melibatkan berbagai pihak. Namun, realisasi dari wacana tersebut masih memerlukan langkah-langkah konkret dalam bentuk rancangan kerja yang jelas.
Pemahaman yang baik tentang alur sungai dan potensi bencana di hulu akan membantu dalam menentukan titik pemasangan alat pendeteksi. Dengan informasi tersebut, upaya pemetaan dan penataan wilayah pantai sungai bisa lebih efektif dilakukan.
Biaya dan Anggaran untuk Pemasangan Alat Pendeteksi
Biaya menjadi salah satu faktor penting dalam pemasangan alat pendeteksi dini banjir. Ahmad Muzaki mencontohkan biaya pemasangan sirine tsunami yang memerlukan anggaran besar, sebesar Rp200 hingga Rp300 juta per unit. Anggaran ini belum termasuk kebutuhan untuk pembangunan tower dan pemeliharaan sistem.
Adanya kerjasama dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana menjadi harapan tersendiri bagi Pemerintah Kota Mataram. Dengan bantuan dari BNPB, setidaknya beberapa unit alarm tsunami sudah dipasang dan bisa menjadi model untuk alat pendeteksi banjir di kemudian hari.
Pelaksanaan anggaran dan manajemen keuangan yang baik akan sangat mendukung realisasi pemasangan alat ini. Tanpa pengelolaan yang tepat, ambisi untuk meminimalisir dampak bencana banjir akan sulit tercapai.
Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat Tentang Banjir
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, pendidikan dan kesadaran masyarakat menjadi hal yang tak kalah penting. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan tentang cara menghadapi bencana banjir dan bagaimana memanfaatkan peringatan dini saat alat tersebut sudah terpasang.
Upaya ini bisa dilakukan melalui seminar, pelatihan, dan sosialisasi secara berkala. Dengan pengetahuan yang baik, diharapkan warga dapat beradaptasi dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan ketika banjir mendekat.
Ketika masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi tentang potensi banjir, mereka juga akan lebih proaktif untuk menjaga lingkungan sekitar agar tetap aman. Selain itu, program-program pelibatan masyarakat dalam mitigasi bencana juga sangat diperlukan.