www.tempoaktual.id – Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Ketahanan Pangan dan Energi yang diadakan oleh Pascasarjana Universitas Mataram telah menciptakan forum diskusi yang penting bagi para peneliti dan praktisi di bidang tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi tantangan global yang dihadapi oleh sektor pangan dan energi serta membangun kolaborasi dalam pengembangan teknologi berkelanjutan.
Dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seminar ini mencakup peserta dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dengan hadirnya kehadiran aktif dari akademisi dan praktisi, seminar ini diharapkan mampu menghasilkan solusi dan gagasan inovatif untuk mengatasi isu-isu krusial saat ini.
Dalam laporannya, Direktur Pascasarjana Unram, Prof. Aliefman, mengungkapkan jumlah peserta yang mencapai 206 orang. Dengan kehadiran peserta dari luar NTB, seminar ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas daerah dalam menyikapi tantangan global.
Prof. Aliefman juga menyampaikan harapan seminar ini dapat berkontribusi dalam menghasilkan penelitian yang relevan dan aplikatif untuk menjawab tantangan dunia saat ini. Kerjasama antar institusi menjadi fokus utama untuk menciptakan solusi yang nyata dalam bidang pangan dan energi.
Pentingnya Teknologi Ramah Lingkungan dalam Ketahanan Pangan
Prof. Aliefman menekankan bahwa tema seminar sangat tepat mengingat permasalahan krisis iklim dan ketidakstabilan pangan yang terjadi di seluruh dunia. Oleh karena itu, pengembangan teknologi yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan menjadi misi utama dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Rektor Unram, Prof. Bambang, juga menyoroti pentingnya penerapan teknologi dalam skala yang lebih luas. Ia mencontohkan bagaimana negara-negara di luar negeri, yang telah berhasil memanfaatkan potensi alam mereka, bisa dijadikan inspirasi bagi Indonesia untuk lebih mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Dalam konteks ini, Prof. Bambang mengajak semua pihak untuk tidak hanya berdiskusi, tetapi juga memulai implementasi teknologi di tingkat masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari teknologi yang dikembangkan dan diterapkan.
Sebagai contoh, ia menyebutkan penggunaan energi panas bumi dan sistem energi terbarukan lainnya yang seharusnya mulai dipikirkan dan diterapkan di daerah NTB. Dengan memprioritaskan inovasi lokal, diharapkan akan ada keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya energi ini.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Mengatasi Tantangan Pangan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Dr. Aidy Furqan, menekankan bahwa ketahanan pangan tidak hanya sebatas pada ketersediaan pangan saja, namun juga mencakup tata kelola distribusi dan konsumsi yang bijak. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat masih banyak daerah yang mengalami masalah kelaparan dan kekurangan gizi.
Ia mengapresiasi keterlibatan perguruan tinggi dalam melakukan riset yang dapat membantu mengurangi makanan yang terbuang dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan membuka ruang kolaborasi yang luas, Dinas Ketahanan Pangan berharap dapat menjalankan riset yang lebih efektif dalam menjawab isu krisis pangan.
Dr. Aidy juga menyampaikan pentingnya melakukan integrasi lintas sektor, karena tantangan seperti kemiskinan ekstrem dan kerawanan pangan membutuhkan perhatian secara bersamaan. Pendekatan yang lebih komprehensif ini diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan status ketahanan pangan di NTB.
Gagasan dan Inovasi dalam Pengembangan Teknologi Energi
Pada seminar ini, terdapat beberapa narasumber utama yang membawakan materi yang sangat relevan dengan tema yang diangkat. Dari kebijakan kemandirian pangan hingga teknologi ramah lingkungan untuk ketahanan energi, masing-masing narasumber memberikan pemaparan yang bermanfaat bagi peserta seminar.
Prof. Dr. Ir. H. Andi Muhammad Syakir memaparkan kebijakan kemandirian pangan yang sangat penting untuk meningkatkan status gizi masyarakat. Sementara itu, Prof. Dr. Cuk Sapriyadi menyoroti kebijakan energi yang juga berperan dalam mendukung kemandirian ekonomi bangsa.
Narasumber lain, Niken Arumdati, menekankan pentingnya penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam sektor energi. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mendorong penggunaan energi terbarukan yang lebih bersih.
Seminar ini bukan hanya menjadi tempat berbagi pengetahuan, tetapi juga menciptakan forum dialog yang produktif untuk berbagai pihak. Dengan adanya rekomendasi kebijakan yang dihasilkan, diharapkan akan ada langkah nyata untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi di daerah maupun nasional.