Jakarta – Dalam sebuah dialog yang berlangsung pada 16 Mei 2025, Menteri Hukum Republik Indonesia mengadakan pertemuan dengan diaspora Indonesia di Saint Petersburg, Rusia. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja yang meliputi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai kerjasama di bidang regulasi hukum organisasi non-profit.
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 30 orang yang merupakan bagian dari diaspora. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Hukum menyampaikan harapan pemerintah agar setiap anggota diaspora membawa misi positif bagi bangsa. “Pemerintah mendukung setiap individu untuk menuntut ilmu dan memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa setelah mereka kembali,” ujar Menteri Hukum menjelaskan harapan tersebut.
Peran Diaspora dalam Membangun Bangsa
Di era globalisasi saat ini, peran diaspora tidak dapat dipandang sebelah mata. Mereka memiliki potensi besar untuk menjadi penghubung antara negara asal dan negara tempat mereka tinggal. Dalam dialog tersebut, Ketua Diaspora Rusia mengharapkan adanya dukungan yang lebih kuat dari pemerintah terkait kebijakan bagi WNI yang berada di luar negeri. “Kami ingin pemerintah memastikan ada kemudahan dalam bentuk peraturan serta kebijakan yang mendukung kegiatan kami,” ungkapnya.
Dari dialog ini, terlihat jelas bahwa banyak individu di diaspora memiliki rencana dan komitmen untuk kembali ke tanah air dengan membawa ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat. Salah satu contoh adalah Teguh Imannullah, seorang mahasiswa S3 di Peter The Great St. Petersburg Polytechnic University. Di usia 26 tahun, Teguh sedang mengejar gelar dalam bidang material komposit yang sangat spesifik. Ia optimis bahwa selepas lulus, akan ada peluang kolaborasi riset dan proyek industri yang dapat menguntungkan kedua negara.
Memperkuat Kerjasama Antara Indonesia dan Rusia
Kerjasama antara Indonesia dan Rusia menjadi semakin relevan, terutama dalam bidang teknologi dan pendidikan tinggi. Dengan adanya kolaborasi ini, mahasiswa seperti Teguh dapat kembali ke Indonesia dan memanfaatkan spesialisasi mereka untuk membangun sektor industri dalam negeri. “Berkolaborasi dalam riset dan proyek industri akan membuka banyak peluang bagi kita,” katanya dengan semangat.
Selain itu, di pertemuan tersebut hadir juga Svetlana, seorang pengajar Bahasa Indonesia di masyakarat setempat. Ia memberikan gambaran bahwa budaya Indonesia semakin dikenal di kalangan mahasiswa di Rusia. Hal ini menggambarkan bahwa interaksi antara kedua negara tidak hanya terbatas pada bidang pendidikan, tetapi juga pada pengenalan budaya yang lebih dalam.
Secara keseluruhan, pertemuan ini bukan hanya sekadar dialog, namun menjadi wadah untuk menguatkan ikatan antara pemerintah dan diaspora. Melalui komunikasi yang aktif dan kerjasama yang konkret, diharapkan setiap individu dari diaspora dapat berkontribusi lebih besar bagi tanah air mereka. Dalam upaya ini, dukungan pemerintah menjadi sangat vital untuk memastikan bahwa setiap potensi dapat dimaksimalkan untuk kemajuan bangsa.