www.tempoaktual.id – Perhelatan MotoGP Mandalika 2025 seharusnya menjadi momen yang sangat dinantikan oleh para penggemar balapan, namun saat ini mengalami sejumlah kendala yang cukup signifikan. Kendala ini terkait dengan proses penjualan tiket yang belum sepenuhnya dapat diakses oleh para agen perjalanan dan pengunjung yang ingin menonton secara langsung.
Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Sahlan M. Saleh, mengungkapkan bahwa situasi ini menimbulkan rasa khawatir di kalangan pembeli. Sejumlah seribu tiket yang telah dibayar pun terpaksa dikembalikan kepada para pemesan untuk menghindari ketidakpastian yang lebih lanjut.
Pengembalian tiket tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan. Sahlan menegaskan bahwa mereka tidak membatalkan pemesanan, tetapi lebih pada pengembalian dana sampai sistem distribusi tiket resmi siap berfungsi.
Masalah Akses Penjualan Tiket yang Mencolok dalam MotoGP Mandalika 2025
Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun 2024, saat akses penjualan tiket sudah dibuka jauh-jauh hari, yang memungkinkan penjualan mencapai hampir 10 ribu tiket. Komunikasi yang intens dengan penyelenggara tidak menghasilkan kepastian, menambah kekhawatiran di kalangan agen perjalanan.
Sahlan menuturkan bahwa mereka aktif berkomunikasi melalui grup WhatsApp, namun tetap belum ada solusi dari penyelenggara terkait masalah distribusi. Situasi ini tentu merugikan banyak pihak, termasuk para penggemar yang telah menantikan perhelatan akbar tersebut.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, masalah distribusi tiket disebabkan oleh penyelenggara yang masih dalam proses penyelesaian surat perjanjian kerja (SPK) dan analisa teknis. Kendala ini cukup mengejutkan mengingat MotoGP adalah acara tahunan yang telah memiliki pola kerja sama yang jelas.
Perbandingan dengan Penyelenggaraan Tahun Sebelumnya yang Lebih Sukses
Melihat kembali penyelenggaraan MotoGP tahun sebelumnya, semua proses berjalan lebih lancar. Pembukaan akses penjualan tiket lebih awal memudahkan agen untuk mempromosikan dan menjual paket wisata yang berkaitan dengan acara besar tersebut.
Sahlan juga mencatat bahwa kerugian yang dihadapi Astindo tidak berkaitan langsung dengan kehilangan dana, melainkan lebih pada potensi bisnis yang hilang. Pada tahun lalu, mereka mampu meraih hampir Rp3 miliar dari penjualan paket wisata MotoGP, yang kini berisiko menurun akibat keterlambatan distribusi tiket.
Keterlambatan pengeluaran tiket membuat akses penjualan menjadi terhambat. Hal ini jelas berkaitan langsung dengan potensi pasar yang seharusnya bisa dimanfaatkan lebih baik, tetapi sekarang harus terancam karena masalah yang tidak terduga ini.
Persoalan yang Harus Segera Diatasi untuk Masa Depan
Astindo menyatakan bahwa seharusnya persoalan terkait distribusi tiket ini dapat diselesaikan lebih awal. Agenda MotoGP merupakan rutinitas tahunan yang seharusnya tidak mengalami kendala signifikan dalam hal perjanjian kerja sama.
Di sisi lain, situasi ini membuka diskusi penting tentang perlunya penyelenggara untuk meningkatkan efisiensi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan besar seperti MotoGP. Keterlambatan seperti ini dapat berakibat fatal bagi reputasi acara dan kepercayaan publik.
Dengan datangnya masa depan yang menjanjikan untuk MotoGP, semua pihak berharap agar isu teknis ini bisa ditangani dengan baik agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebuah sinergi antara penyelenggara dan agen perjalanan dibutuhkan untuk memastikan kesuksesan acara yang tidak hanya menguntungkan finansial, tetapi juga memberi pengalaman tak terlupakan bagi pengunjung.