Praya – Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menginformasikan bahwa luas area tanaman padi pada musim tanam kedua di 2025 ini mencapai 32 ribu hektare.
“Luas tanam kedua untuk padi di Lombok Tengah sebesar 32 ribu hektare,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, M Kamrin, dalam pernyataannya di Lombok Tengah.
Luas Tanam Padi dan Pola Pertanian
Luas tanam pada musim pertama mencapai 52 ribu hektare yang tersebar di 12 kecamatan. Namun, untuk musim tanam kedua, terdapat penurunan luas tanam. Hal ini disebabkan oleh kondisi lahan yang tidak semuanya dapat ditanami padi, di mana beberapa wilayah hanya mampu menjalankan pola tanam tertentu sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam.
Di Kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya, dan Pujut, misalnya, kondisi lahan sangat spesifik sehingga hanya diperbolehkan menanam padi sekali dalam satu musim. Ini memicu perlunya perencanaan dan strategi pertanian yang lebih matang agar hasil dapat dimaksimalkan. Selain itu, irigasi yang baik juga menjadi faktor penentu keberhasilan pertanian, terutama dalam menjamin pasokan air untuk tanaman.
Strategi Pencapaian Target Pertanian
Target luas tanam di Lombok Tengah pada tahun 2025 ditetapkan sebesar 96 ribu hektar per tahun. M Kamrin memastikan target tersebut dapat dicapai, terutama karena masih tersisa lahan sawah yang dapat ditanami padi hingga tiga kali dalam setahun. Sebanyak 7 ribu hektare lahan tersebut berada dekat dengan sumber mata air, yang memungkinkan pertumbuhan tanaman tetap optimal.
Di samping itu, untuk sisa lahan yang tidak dapat ditanami padi, sebagian petani juga beralih menanam palawija seperti cabai, tomat, tembakau, dan jagung. Diversifikasi tanaman ini tidak hanya mengurangi risiko gagal panen tetapi juga meningkatkan pendapatan petani. Penerapan pola tanam yang baik bisa mendatangkan hasil yang lebih baik, asalkan diimbangi dengan pengelolaan yang tepat.
Kondisi tanaman padi saat ini dilaporkan cukup baik, berkat curah hujan yang masih turun secara konsisten. Hal ini menjamin kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman padi terpenuhi dengan baik. Mengenai produksi, pada musim tanam pertama, total gabah yang diproduksi mencapai 250 ribu ton, sementara harga gabah yang berlaku saat ini sesuai dengan harga pokok produksi mencapai Rp6.500 per kilogram.