www.tempoaktual.id – Praya – Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat kini menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan nasional. Kesehatan yang baik berperan penting dalam menjadikan Indonesia sebagai negara maju, terutama menjelang periode 2035 hingga 2045 ketika bonus demografi mencapai puncaknya. Di saat penduduk usia produktif jauh lebih tinggi daripada penduduk non-produktif, perhatian terhadap kesehatan harus menjadi prioritas.
Berbagai langkah strategis tengah diupayakan untuk melakukan transformasi kesehatan di seluruh Indonesia. Salah satu strategi utama adalah mengubah paradigma penanganan kesehatan dari pendekatan kuratif—yang lebih identik dengan pengobatan menjadi fokus utama—menuju penguatan cara promotif dan preventif.
Transformasi Paradigma Kesehatan dalam Masyarakat
Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa selama ini penanganan kesehatan terlalu berfokus pada pengobatan orang sakit. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa ini saatnya untuk merombak pemahaman tersebut. Mengedepankan aspek pencegahan dan promosi kesehatan dapat menurunkan angka sakit di masyarakat.
Melalui sosialisasi berkesinambungan, masyarakat diharapkan mampu menjaga pola hidup sehat dan secara rutin melakukan pengecekan kesehatan. Hal ini penting agar antisipasi terhadap potensi penyakit dapat dilakukan lebih awal. Dengan memberikan dukungan kepada semua kepala daerah, program-program promotif dan preventif diharapkan dapat diperkuat di masing-masing wilayah.
Peran Kesehatan dalam Meningkatkan Produktivitas
Kesehatan masyarakat yang optimal berbanding lurus dengan produktivitas. Jika masyarakat sehat, tentu saja produktivitas mereka akan meningkat; sebaliknya, kesehatan yang buruk akan menurunkan produktivitas. Ini menunjukkan bahwa untuk dapat berkontribusi secara produktif dalam pembangunan, kesehatan adalah prasyarat mutlak.
Namun, tantangan yang dihadapi Indonesia bukanlah hal yang sepele. Salah satunya adalah rendahnya pendapatan per kapita masyarakat yang saat ini berada di angka sekitar Rp5 juta per bulan. Untuk menjadi negara maju, menurut World Bank, angka ini harus mencapai Rp15 juta per bulan. Artinya, peningkatan pendapatan per kapita perlu didorong hingga tiga kali lipat, dan hal ini tidak mungkin tercapai tanpa masyarakat yang sehat.
Dengan demikian, kontribusi kesehatan dalam merealisasikan capaian ambisius Indonesia sangatlah signifikan. Dukungan pemerintah pusat dalam meningkatkan kualitas kesehatan tidak hanya sekadar jargon, tetapi juga membutuhkan upaya nyata di lapangan. Keberhasilan program ini ditentukan bukan hanya oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh partisipasi aktif dari daerah dan masyarakat.
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, telah menyatakan komitmennya untuk mendukung transformasi kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Komitmen ini mencakup berbagai langkah nyata dalam menjalankan program tersebut. “NTB siap mendukung rencana transformasi kesehatan,” ungkapnya. Hal ini menggambarkan keseriusan untuk meneruskan program kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat di tingkat daerah.
Pada akhirnya, penting untuk dipahami bahwa kesehatan adalah kunci untuk membuka berbagai potensi yang ada dalam masyarakat. Tanpa kesehatan yang baik, segala usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial akan menemui jalan buntu. Oleh karena itu, marilah kita bersatu untuk mengedepankan kesehatan sebagai prioritas bersama, demi masa depan yang lebih baik.