Event “Lapak Aksi” digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perubahan iklim. Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan sejumlah organisasi dan dilakukan di dua lokasi di Kota Mataram, yakni Rota Kopi 1969 dan area Car Free Day (CFD) Udayana pada Minggu, 1 Juni 2025.
Lapak Aksi mencakup berbagai kegiatan, mulai dari parade iklim, aksi bersih-bersih, lokakarya mini, hingga pembicaraan iklim. Diskusi tersebut melibatkan beberapa narasumber yang ahli di bidang lingkungannya. Momen ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan isu penting terkait dampak perubahan iklim kepada masyarakat luas.
Pentingnya Pendidikan Perubahan Iklim di Masyarakat
Koordinator Kota Earth Hour Mataram, Wibisono Setiyoadi, menekankan bahwa tingkat pemahaman masyarakat mengenai perubahan iklim di NTB masih sangat rendah. Masyarakat sering kali hanya memahami konsep perubahan iklim, tetapi tidak menyadari dampaknya secara langsung. “Perubahan iklim bisa menjadi bom waktu jika tidak ditangani dengan serius. Tanpa pendidikan yang cukup, generasi mendatang mungkin tidak akan memiliki pengetahuan yang memadai untuk menghadapinya,” ungkapnya.
Hal ini menunjukkan perlunya kolaborasi dengan berbagai komunitas serta organisasi peduli lingkungan. Ke depannya, mereka merencanakan untuk menyediakan modul edukasi yang siap disampaikan kepada para pendidik di sekolah-sekolah. Di sini, pengembangan materi ilmu pengetahuan yang relevan dengan konteks lokal menjadi sangat penting.
Strategi dan Rencana untuk Edukasi Lingkungan
Kegiatan ini adalah langkah awal dari rencana yang lebih besar, yaitu menyusun materi pendidikan perubahan iklim yang berfokus pada konteks lokal. Rencana tersebut diharapkan dapat rampung pada tahun 2026. Program ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan praktis tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kehidupan sehari-hari serta kebijakan lingkungan.
Salah satu narasumber, Miftahul I. Purnama, berpendapat bahwa pendidikan adalah kunci untuk membentuk kesadaran akan perubahan iklim. Ia menekankan pentingnya memberi pengetahuan dasar yang tidak hanya teoritis tetapi juga praktis. Misalnya, dia mengusulkan bahwa anak-anak harus belajar tentang perilaku yang baik terhadap lingkungan sejak usia dini, seperti pentingnya memilah sampah dan kebersihan. “Pendidikan harus mengajarkan kebiasaan yang benar, sehingga ketika mereka dewasa, keputusan yang mereka ambil akan lebih bijaksana,” tambahnya.
Dengan fokus pada tujuan jangka panjang ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang teredukasi dengan baik tentang kondisi yang dihadapi serta memiliki kemampuan untuk bertindak menyikapi tantangan yang ada. Event seperti “Lapak Aksi” adalah langkah dalam mewujudkan kesadaran dan tindakan nyata terhadap isu-isu lingkungan yang kritis.
Dengan demikian, diharapkan setiap individu dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Penting bagi generasi muda untuk terlibat, sebagai mereka lah yang paling terpengaruh oleh krisis iklim yang sedang berlangsung. Melalui kegiatan kolaboratif tersebut, semoga meningkatnya kesadaran akan membawa perubahan signifikan dalam upaya penyelamatan lingkungan.