Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram berkomitmen untuk membentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di semua sekolah menengah pertama (SMP) di kota tersebut. Inisiatif ini bertujuan untuk mencegah stunting dan menghindarkan remaja dari perilaku negatif akibat pengaruh modernisasi yang semakin meluas. Munculnya tren perilaku menyimpang di kalangan remaja menjadi latar belakang urgen untuk inisiatif ini.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja, penting untuk mengeksplorasi pendekatan-pendekatan yang dapat menyentuh inti permasalahan. Dengan semakin tingginya jumlah kasus ketidakstabilan perilaku di kalangan anak muda, pengenalan PIK-R di SMP sangat relevan di era digital ini. Seiring dengan peningkatan akses informasi, remaja perlu diberdayakan agar bisa memilih jalannya sendiri dengan bijak.
Upaya Pembangunan Pusat Informasi dan Konseling Remaja di SMP untuk Mendukung Generasi Sehat
Kepala DP2KB, H. Muhammad Carnoto, menjelaskan bahwa Kota Mataram berkomitmen untuk meningkatkan keberadaan PIK-R, yang sebelumnya sudah ada di SMA dan perguruan tinggi. Target tahun 2025 adalah semua SMP memiliki fasilitas ini guna memberikan edukasi penting mengenai kesehatan dan perilaku positif kepada remaja. Dengan pembentukan PIK-R di semua tingkat pendidikan, diharapkan pemahaman tentang pencegahan stunting dapat terinternalisasi sejak dini.
Menyediakan sarana informasi dan konseling adalah langkah penting untuk membekali remaja dengan pengetahuan yang memadai. Hal ini sejalan dengan pernyataan Carnoto bahwa pemahaman sejak dini akan mempersiapkan mereka untuk menjalani kehidupan sebagai orang tua yang bertanggung jawab. Dengan pendidikan yang tepat, remaja diharapkan tidak hanya cerdas dalam hal akademis, tetapi juga dalam hal kesehatan dan hubungan sosial.
Pentingnya Edukasi Preventif untuk Remaja Menghadapi Tantangan di Era Modernisasi
Kondisi peningkatan perilaku negatif di kalangan remaja, seperti seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan, dan praktik penyalahgunaan zat, adalah tantangan serius yang harus dihadapi. Melalui PIK-R di SMP, remaja akan mendapatkan edukasi yang komprehensif untuk melindungi diri mereka dari situasi berisiko. Program ini juga akan melibatkan guru Bimbingan Konseling sebagai pembina, menjamin bahwa informasi disampaikan dengan cara yang menarik dan relevan bagi siswa.
Dengan memperkenalkan konsep PIK-R di SMP, tindakan preventif ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang lebih sadar akan kesehatan dan perilaku sosial mereka. Edukasi yang diberikan meliputi pengenalan tentang stunting, kesehatan reproduksi, dan cara mengelola hubungan dengan teman sebaya di era digital. Dalam konteks ini, penting bagi setiap sekolah untuk berpartisipasi dan mendukung upaya positif ini.