www.tempoaktual.id – Pengembangan potensial sektor perikanan di daerah tengah kini menjadi fokus utama pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, terutama melalui pengelolaan bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk. Keberadaan kedua bendungan ini diharapkan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat melalui budidaya ikan air tawar.
Dalam upaya ini, Dinas Perikanan setempat berencana menyusun Detail Engineering Desain (DED) yang akan menjadi dasar untuk mengoptimalkan fasilitas yang tersedia. Langkah ini juga bertujuan agar semua pihak dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dengan efisien.
Setelah menganalisis kondisi lahan di sepanjang saluran irigasi, teridentifikasi bahwa beberapa blok lahan tidak dapat diolah untuk pertanian. Oleh karena itu, tanah-tanah tersebut dapat dialokasikan untuk budidaya perikanan, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Dengan memanfaatkan saluran bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk, diharapkan akan ada lebih banyak lahan yang dapat digunakan untuk kolam budidaya ikan. Hal ini dianggap sebagai langkah penting dalam pengembangan sektor perikanan di wilayah tersebut.
Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan KSB, Ahlul Afwan, menekankan pentingnya memulai persiapan secara serius. Penyusunan DED juga berfungsi untuk menghindari konflik antara petani dan pemilik kolam dalam pengelolaan air bendungan di masa mendatang.
Dengan memanfaatkan kehadiran Balai Beni Induk (BBI) Tepas, yang merupakan hibah dari pemerintah provinsi, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas budidaya ikan. BBI ini akan menjadi sumber bibit bagi para pembudidaya di daerah tersebut.
Pengelolaan BBI Tepas direncanakan untuk dimulai tahun depan, menjadi langkah awal dalam menghadirkan industrialisasi di sektor perikanan. Ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan bibit ikan air tawar, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Peran Penting Bendungan dalam Pengembangan Perikanan
Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk memiliki potensi besar dalam mendukung sektor perikanan lokal. Banyak lahan di sekitar saluran irigasi yang masih belum dimanfaatkan dengan optimal, dan ini menciptakan peluang untuk budidaya ikan.
Dengan adanya fasilitas ini, masyarakat dapat dengan mudah mengakses sumber air untuk kegiatan budidaya. Melalui dukungan dari pemerintah, diharapkan para peternak ikan dapat memanfaatkan lahan-lahan kosong menjadi kolam ikan yang produktif.
Investasi yang diberikan dalam penyusunan DED diharapkan dapat meminimalkan risiko konflik antara dua sektor penting ini. Tentunya, kolaborasi antara petani dan pembudidaya ikan harus diatur dengan baik agar masing-masing pihak dapat merasakan keuntungan secara adil.
Inisiatif ini tidak saja bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan, tetapi juga untuk mendiversifikasi sumber pendapatan masyarakat setempat. Dengan adanya alternatif pekerjaan melalui budidaya ikan, taraf hidup masyarakat dapat meningkat.
Persiapan dan Implementasi Detail Engineering Design
Penyusunan DED menjadi langkah strategis dalam rencana pengelolaan budidaya air tawar. Ini mencakup semua aspek teknis yang dibutuhkan agar fasilitas bendungan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Tim teknis akan melakukan pengecekan mendetail berkaitan dengan kondisi lahan dan ketersediaan air. Semua data yang dikumpulkan ini akan menjadi dasar pembuatan rencana kerja agar program ini berjalan dengan lancar.
Melalui langkah ini, pemerintah berharap dapat menyediakan panduan yang jelas dan terstruktur bagi masyarakat. Tujuan akhir dari penyusunan DED adalah tercapainya efisiensi dalam penggunaan sumber daya air dari bendungan.
Proses ini dipastikan akan melibatkan partisipasi dari berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat lokal. Dengan demikian, hasil akhir dari DED diharapkan dapat diterima dan dipahami oleh semua pemangku kepentingan yang terlibat.
Manfaat Ekonomis dari Budidaya Ikan Air Tawar
Dengan dukungan infrastruktur yang baik, budidaya ikan air tawar dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Permintaan terhadap ikan yang terus meningkat memberikan peluang besar bagi pengembangan ini.
Selain itu, budidaya ikan juga dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kegiatan perikanan lainnya. Dengan pola budidaya yang benar, aktivitas ini bisa berlangsung tanpa merusak ekosistem lokal.
Program ini juga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan di wilayah Sumbawa Barat. Dengan meningkatkan produksi ikan, masyarakat akan mendapatkan sumber protein yang lebih baik untuk konsumsi sehari-hari.
Secara keseluruhan, pengembangan sektor perikanan di daerah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran. Terbuka kesempatan bagi para pemuda untuk terlibat dalam budidaya, yang bisa menjadi alternatif pekerjaan menjanjikan di masa depan.