www.tempoaktual.id – Banjir bandang yang terjadi di Kota Mataram pada tanggal 6 Juli 2025 membawa dampak buruk bagi sektor pendidikan. Ketinggian air yang mencapai dua meter lebih telah merusak banyak fasilitas pendidikan, menyebabkan aktivitas belajar mengajar terhenti sementara. Kerusakan ini mengharuskan pihak berwenang untuk segera mengambil langkah mitigasi agar siswa tetap dapat belajar meskipun dalam kondisi sulit.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf, segera merespon bencana ini dengan mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah. Surat edaran resmi telah disebarkan untuk memberikan dispensasi bagi sekolah-sekolah yang terdampak agar dapat melanjutkan pendidikan secara daring.
Yusuf menyatakan, banyak sekolah yang terkena dampak yang signifikan, seperti SDN 32 Ampenan dan SDN 10 Ampenan. Oleh karena itu, penting bagi sekolah-sekolah tersebut untuk melapor tentang kerusakan yang terjadi agar pemerintah dapat mengambil tindakan yang diperlukan.
Tindakan Cepat Dinas Pendidikan Kota Mataram
Dalam upaya menangani dampak banjir, Dinas Pendidikan mengeluarkan surat edaran untuk memberikan kebijakan belajar dari rumah. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pendidikan tetap berlangsung meskipun dalam kondisi yang kurang ideal, yaitu melalui sistem pembelajaran daring.
Yusuf menegaskan pentingnya pelaporan kerusakan oleh pihak sekolah untuk mempermudah proses pemulihan. Mereka diharapkan melaporkan semua kerusakan, termasuk fasilitas bangunan, sarana prasarana, dan peralatan yang rusak akibat banjir.
Tindakan ini diharapkan dapat membantu mendistribusikan bantuan dengan lebih efektif. Dengan laporan yang akurat, bantuan dari pusat diharapkan segera bisa diberikan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Bantuan Pendidikan Pasca-Banjir untuk Siswa
Selain memberikan dispensasi belajar dari rumah, pemerintah juga menyiapkan bantuan perlengkapan sekolah untuk siswa yang terkena dampak. Ini merupakan langkah penting dalam pemulihan pascabencana, terutama di sektor pendidikan.
Perlengkapan yang akan disediakan meliputi seragam sekolah, alat tulis, dan berbagai kebutuhan pendidikan lainnya. Bantuan ini bertujuan untuk mendukung para siswa agar tetap bisa bersekolah meski harus menghadapi kondisi sulit akibat bencana.
Bantuan tersebut juga dijadwalkan akan datang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang menjadi salah satu langkah konsolidasi dalam pemulihan bagi pelajar. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam membantu masyarakat yang terdampak.
Status Sekolah yang Tidak Terdampak Banjir
Bagi sekolah-sekolah yang tidak terkena dampak banjir, kegiatan belajar mengajar akan tetap berlangsung sesuai dengan kalender pendidikan. Disdik memastikan bahwa semua siswa di sekolah yang tidak terdampak dapat melanjutkan pembelajaran sebagaimana mestinya.
Hari pertama masuk sekolah telah ditetapkan pada 14 Juli 2025, di mana seluruh siswa akan kembali ke sekolah masing-masing. Namun, tetap ada perhatian khusus terhadap sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan parah, dan mereka mungkin harus memulai aktivitas lebih lambat.
Yusuf menegaskan pentingnya kebijakan ini untuk menjaga kontinuitas pendidikan bagi siswa yang tidak terdampak. Meski situasi darurat ini menjadi tantangan, pihaknya berkomitmen untuk memastikan proses belajar mengajar terus berjalan.