www.tempoaktual.id – Inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa Asistensi Mengajar di SDN 24 Mataram berhasil menarik perhatian banyak pihak. Program yang berlangsung dari Mei hingga Juni 2025 ini berdampak positif, terutama dalam mengolah sampah plastik menjadi ecobrick yang berfungsi sebagai meja pojok baca di sekolah.
Ecobrick merupakan inovasi yang bukan hanya bercita rasa lingkungan tetapi juga menyuguhkan solusi dalam pengelolaan sampah. Dengan mengisi botol plastik bekas dengan sampah anorganik hingga padat, produk ini menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
“Kami ingin anak-anak memahami pentingnya menjaga lingkungan sejak dini. Program ini selanjutnya diharapkan dapat menciptakan generasi yang peduli terhadap masalah lingkungan,” kata Huzaematul Huriah, salah seorang mahasiswa yang terlibat.
Dr. Prayogi Dwina Angga, dosen pendamping, memberikan apresiasi tinggi terhadap proyek ini. “Inisiatif ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya terfokus dalam kelas, tetapi juga dapat dicapai melalui aksi nyata yang dapat diterima dengan baik oleh anak-anak,” ujarnya.
Program ini mengedukasi siswa mengenai pentingnya pengelolaan limbah dan daur ulang. Menurut Dr. Prayogi, melatih anak-anak untuk berinisiatif dalam hal ini merupakan investasi yang berharga untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Pembuatan ecobrick melibatkan proses pembersihan dan pemadatan sampah plastik ke dalam botol hingga menghasilkan produk yang kokoh. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi penyelamatan lingkungan.
Kegiatan ini menggugah kesadaran siswa tentang bagaimana mengelola sampah secara bijak. “Kami ingin menanamkan kepada anak-anak bahwa setiap benda, termasuk sampah, bisa memiliki nilai ketika dikelola dengan kreatif,” ungkap Huzaema lebih lanjut.
Dengan langkah kolaboratif yang diusung oleh mahasiswa dan dosen, ekosistem pendidikan di SDN 24 Mataram mengalami transformasi yang mendorong pelestarian lingkungan. Program ini tidak hanya menghasilkan produk yang berguna tetapi juga membangun karakter siswa untuk menghargai alam.
Inovasi Berbasis Lingkungan untuk Pendidikan di Sekolah Dasar
Di tengah meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, penting bagi institusi pendidikan untuk mengintegrasikan pembelajaran berkelanjutan. Inisiatif seperti pembuatan ecobrick di SDN 24 Mataram menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat dilakukan secara kontekstual, mengaitkan teori dengan praktik langsung.
Misi untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya daur ulang seharusnya dimulai sejak usia dini. Dengan cara ini, generasi muda lebih siap menerima tanggung jawab terhadap planet ini dan lebih peka terhadap isu-isu lingkungan.
Proyek ini menggambarkan sinergi antara pendidikan formal dan konteks nyata di sekitarnya. Siswa tidak hanya mendapat teori di dalam kelas, tetapi juga kesempatan untuk berbuat sesuatu yang berarti bagi lingkungan.
Dari kegiatan ini, siswa mendapatkan pengalaman berharga yang dapat memupuk kreativitas dan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Inisiatif ini bukti bahwa pengajaran lingkungan tidak harus bersifat kaku, tetapi bisa sangat menyenangkan dan menantang.
Mengingat tantangan lingkungan yang semakin mendesak, upaya untuk mulai mengedukasi generasi muda tidak bisa ditunda lagi. Melalui program-program seperti ini, harapannya adalah memunculkan banyak agen perubahan di masa depan.
Manfaat Edukasi Lingkungan Melalui Proyek Ekologis
Pendidikan lingkungan yang efektif bisa mendorong perubahan perilaku positif di kalangan anak-anak. Dengan mengenal dan memahami konsep daur ulang dan pengelolaan sampah, mereka belajar untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui proyek ecobrick ini, siswa tidak hanya belajar tentang lingkungan, tetapi juga tentang kemanusiaan dan tanggung jawab sosial. Hal ini mengajarkan nilai-nilai pribadi yang penting bagi masa depan mereka.
Proses kreatif dalam pembuatan ecobrick sendiri dapat membangun kerja sama, komunikasi, dan rasa saling menghargai di antara siswa. Mereka belajar untuk bekerja sama dan mengatasi tantangan yang dihadapi selama proses pembuatan.
Aktivitas ini memberi siswa kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka dengan cara yang unik. Kegiatan seperti ini juga bisa menjadi pemicu bagi inovasi lain di bidang pendidikan dan keberlanjutan.
Membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan melalui pendidikan tidak hanya memberikan dampak lokal, tetapi juga global. Keterlibatan siswa dalam proyek semacam ini dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih ramah lingkungan di masa depan.
Membangun Generasi Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran Aktif
Langkah-langkah konkret dalam pendidikan lingkungan mampu membentuk pola pikir positif terhadap isu-isu keberlanjutan. Melalui kegiatan praktis dan kolaboratif, mahasiswa dan siswa dapat sama-sama belajar dan tumbuh dalam kesadaran lingkungan.
Pendidikan berbasis praktik merupakan cara yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan. Proyek ecobrick ini menjadi contoh bagaimana pendidikan bisa melangkah keluar dari konteks kelas dan memasuki dunia nyata.
Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembuatan dan penggunaan ecobrick, mereka diajarkan untuk memahami nilai pengelolaan sampah. Hal ini membantu membentuk rasa tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Inisiatif yang diambil menunjukkan betapa pentingnya dukungan dari dosen dan masyarakat pendidikan terhadap proyek yang berpotensi meningkatkan kesadaran lingkungan. Kerjasama ini dapat dicontoh oleh institusi lain untuk menciptakan program serupa.
Di era di mana isu lingkungan semakin mendesak, penting bagi generasi muda untuk dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Inisiatif semacam ini adalah langkah awal menuju masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan.