www.tempoaktual.id – Banjir yang melanda beberapa daerah di Kota Mataram serta wilayah sekitarnya belakangan ini berhasil menarik perhatian banyak pihak, termasuk anggota legislatif setempat. Dalam menghadapi krisis ini, penting bagi kita untuk memperhatikan dan mengevaluasi kebijakan serta tata kelola lingkungan yang berlaku agar permasalahan serupa tidak terulang di masa yang akan datang.
Anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, IGB Hari Sudana Putra, yang akrab disapa Gus Arik, menilai bencana ini sebagai momen penting untuk melakukan refleksi dan perbaikan. Dia menekankan perlunya evaluasi mendalam terhadap berbagai aspek tata ruang dan pengelolaan lingkungan yang ada saat ini.
Penyebab banjir yang kerap terjadi bukan hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tetapi juga oleh perilaku masyarakat yang kurang disiplin dalam membuang sampah. Menurutnya, permasalahan ini menunjukkan bahwa tata kelola lingkungan perlu diperbaiki agar bencana serupa tidak terulang.
Dalam rapat gabungan komisi di DPRD, Gus Arik menegaskan bahwa masyarakat perlu melakukan introspeksi dalam kebiasaan sehari-hari. “Hujan adalah karunia Tuhan, tetapi tindakan kita yang membuang sampah sembarangan menjadi salah satu pemicu utama terjadinya masalah ini,” ujarnya.
Tidak hanya masalah sampah, dia menyoroti bahwa maraknya pelanggaran terhadap lahan resapan air juga turut memperburuk situasi. Pelanggaran ini banyak terjadi oleh para pengembang yang mendapat izin pembangunan dari pihak-pihak tertentu dalam pemerintahan.
Evaluasi Kebijakan Lingkungan untuk Mengatasi Banjir di Mataram
Penting untuk menyusun kembali strategi manajemen resiko terkait banjir dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Selain evaluasi terhadap izin pembangunan, pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan lahan juga perlu dilakukan dengan serius. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan.
Gus Arik menggarisbawahi bahwa alih fungsi lahan hijau menjadi lahan pembangunan adalah pelanggaran berat yang harus dihindari. Lahan yang seharusnya dilestarikan untuk resapan air justru berubah fungsi, menyebabkan risiko banjir yang semakin tinggi.
Dia juga meminta agar Ketua DPRD dan organisasi perangkat daerah terkait mendalami dan memahami urgensi pelestarian lingkungan. Tanpa langkah kongkret, upaya perbaikan sudah pasti akan terhalang dengan berbagai kepentingan yang ada.
Menariknya, Gus Arik juga mengusulkan adanya moratorium atau penghentian sementara terhadap izin pembangunan baru. Hal ini penting guna memastikan semua pihak memikirkan dampak jangka panjang dari pembangunan yang dilakukan.
Dari perspektif yang lebih luas, kerja sama lintas daerah juga sangat diperlukan untuk penanganan bencana banjir. Hal ini dikarenakan dampak air hujan yang melimpah dari daerah sekitarnya, seperti Lombok Barat, berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah banjir di Mataram.
Pentingnya Kerja Sama Antara Kota Mataram dan Daerah Penunjang
Gus Arik mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan solusi bagi permasalahan ini. “Kita tidak bisa bekerja sendirian,” katanya, seraya menekankan bahwa bencana ini adalah tanggung jawab bersama.
Dia menceritakan pengalaman pribadinya ketika kampung halamannya dilanda banjir parah. Air yang mencapai setinggi dada, bahkan merendam pura, menandakan bahwa bukan hanya infrastruktur yang harus diperbaiki, tetapi juga kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
Permasalahan ini semakin menunjukkan bahwa perubahan iklim dan kebijakan yang tidak tepat dapat berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, upaya menyelamatkan lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua warga.
Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dapat berkontribusi dengan cara menjaga kebersihan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi di sekitar mereka. Edukasi untuk anak-anak dan generasi muda juga menjadi investasi jangka panjang agar kesadaran lingkungan tetap terjaga.
Visi ke depan untuk skema pembangunan yang berkelanjutan adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap pengembang. Dalam prosesnya, penting bagi mereka untuk memahami bagaimana dampak lingkungan dapat diminimalkan dan tetap berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Menjadi Kesadaran Bersama untuk Mempertahankan Lingkungan Hidup
Krisis banjir ini harus menjadi alarm bagi semua pihak untuk menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Di era modern saat ini, semuanya harus bereaksi cepat terhadap perubahan yang berdampak pada kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan mengatasi masalah limbah.
Pelibatan masyarakat dalam program-program lingkungan dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab. Dengan populasi yang terus bertambah, kerjasama lintas sektor sangat diperlukan untuk mengimplementasikan rencana yang efektif dan berkelanjutan.
Terakhir, Gus Arik mengingatkan bahwa dalam menghadapi permasalahan lingkungan, keberanian untuk mengambil langkah tegas sangat penting. Tanpa keberanian untuk bertindak, semua wacana dan rencana hanya akan menjadi wacana tanpa realisasi yang konkret.
Banjir yang baru saja melanda harusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Melalui evaluasi yang menyeluruh dan komitmen terhadap kebijakan yang lebih baik, kita bisa menjaga lingkungan untuk generasi mendatang.
Kita harus berupaya untuk tidak hanya merespons krisis, tetapi juga membangun ketahanan agar bencana yang sama tidak terulang. Edukasi, kolaborasi, dan perubahan sikap adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.