www.tempoaktual.id – Menjelang ajang MotoGP 2025 yang dijadwalkan berlangsung di Sirkuit Mandalika pada tanggal 3 hingga 5 Oktober mendatang, perhatian terhadap isu transportasi di lokasi tersebut semakin meningkat. Organisasi Angkutan Darat (Organda) NTB mencatat adanya dugaan praktik makelar transportasi yang berusaha mendaftar sebagai panitia resmi acara.
Ketua Organda NTB, Junaidi Kasum, menyatakan komitmennya untuk segera mengklarifikasi situasi ini agar tidak merugikan pemilik armada bus maupun penonton yang akan hadir. Di tengah persiapan event besar ini, aspek transportasi menjadi krusial dan harus dikelola dengan baik.
Junaidi mengungkapkan bahwa mereka telah menerima laporan mengenai oknum yang mengaku sebagai panitia dan menawarkan harga bus untuk keperluan transportasi selama MotoGP. Padahal, Organda belum mencapai keputusan final terkait hal ini, sehingga tindakan mereka jelas merugikan pihak-pihak yang terlibat.
Pentingnya Klarifikasi terhadap Dugaan Praktik Calo Transportasi
Menanggapi dugaan munculnya makelar transportasi, Junaidi menegaskan pentingnya klarifikasi untuk melindungi hak para pemilik armada. Dikhawatirkan, armada yang ditawarkan oleh makelar tersebut akan dijual dengan harga yang lebih tinggi kepada penonton, sehingga menciptakan ketidakadilan dalam sistem transportasi yang ada.
Ia menambahkan bahwa makelar tersebut menghubungi beberapa pemilik armada untuk memanfaatkan momentum ajang MotoGP, lalu kembali menawarkan armada dengan markup yang tidak wajar. Hal ini berpotensi merugikan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan transportasi di sekitar sirkuit.
Klarifikasi dari Organda NTB diharapkan dapat mencegah praktik-praktik tidak etis ini. Dengan penetapan harga yang adil dan transparan, diharapkan semua pihak dapat saling menguntungkan, termasuk penonton yang ingin menikmati acara dengan nyaman.
Rencana Transportasi untuk Keselamatan dan Kenyamanan Penonton
Junaidi menjelaskan bahwa pola transportasi untuk MotoGP 2025 masih dalam pembahasan lanjutan dengan pihak Dinas Perhubungan dan kepolisian. Ada wacana mengenai penggunaan sistem transportasi berbayar yang diatur dengan jelas, bukan tanpa biaya, demi memastikan semua layanan dapat berjalan dengan baik.
Ia menekankan pentingnya kejelasan dalam skema pembayaran yang akan diterapkan, agar tidak terjadi kebingungan di kalangan penonton yang membutuhkan moda transportasi. Pengumuman resmi terkait hal ini diharapkan dapat diakses oleh semua pihak terkait.
Junaidi juga memperingatkan agar tidak ada penentuan harga yang menyimpang dari kesepakatan yang telah dibuat. Hal ini untuk mencegah kalangan makelar yang mungkin akan menambah harga jasa transportasi secara tidak etis.
Pengaturan Armada dan Penempatan untuk Menghindari Kerumunan
Organda NTB sudah menyiapkan armada yang cukup untuk mendukung kebutuhan transportasi penonton di acara tersebut. Junaidi menjelaskan bahwa pengaturan pola distribusi penumpang menjadi perhatian utama, terutama saat jumlah penonton yang keluar bersamaan setelah perlombaan.
Ia berharap agar lokasi penempatan armada bus diatur dengan baik sehingga penonton tidak perlu berjalan jauh ke lokasi penjemputan. Pengaturan ini penting untuk menghindari potensi kerumunan yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengunjung.
Junaidi juga mengingatkan bahwa keberadaan makelar transportasi yang tidak resmi dapat merusak reputasi penyelenggara dan merugikan pelaku usaha resmi. Oleh karena itu, keputusan akhir mengenai pola transportasi harus segera ditegakkan oleh panitia MotoGP 2025 dan pemerintah daerah.
Komitmen untuk Penyediaan Layanan Transportasi yang Terpercaya
Di akhir pernyataannya, Junaidi menekankan bahwa tidak boleh ada transaksi yang dilakukan dengan cara yang tidak resmi. Semua transaksi harus dilakukan secara terbuka dan jelas agarทั้ง pemilik armada maupun penonton merasa nyaman dan aman selama acara berlangsung.
Ia berharap dengan keputusan yang transparan dan terbuka, anggota Organda dapat dilindungi dari praktik-praktik tidak adil. Penonton juga diharapkan dapat menikmati MotoGP dengan akses transportasi yang memadai dan sesuai dengan standar harga yang telah disepakati.
Hal ini menjadi penting demi menjaga kualitas layanan dan citra baik dari penyelenggaraan MotoGP 2025 di Mandalika. Agar event ini bisa berjalan lancar tanpa adanya kendala yang merugikan berbagai pihak yang terlibat.