Pembangunan infrastruktur publik merupakan salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi suatu daerah. Di tengah pertumbuhan pesat sektor konstruksi, keterlibatan tenaga kerja lokal menjadi sangat penting. Pemerintah Kota Mataram, misalnya, menargetkan 85 persen tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan kantor Wali Kota Mataram yang baru berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Pulau Lombok. Langkah ini diharapkan dapat mendorong partisipasi dan pemberdayaan tenaga kerja lokal dalam proyek strategis tersebut.
Fakta ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memprioritaskan keterlibatan masyarakat lokal. Pembangunan yang berkelanjutan tidak hanya mengandalkan sumber daya dari luar, tetapi juga memberikan peluang bagi penduduk setempat. Dengan mengandalkan tenaga kerja lokal, pembangunan tidak hanya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan rasa keterikatan dan kepemilikan di antara masyarakat.
Strategi Mengutamakan Tenaga Kerja Lokal
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram menjelaskan bahwa mereka berkomitmen untuk melibatkan tenaga kerja lokal maksimal sebanyak 85 persen. Ini menunjukkan adanya dukungan nyata terhadap masyarakat setempat. Mereka berupaya untuk memastikan bahwa perusahaan yang mengerjakan proyek ini mengutamakan pekerja dari daerah.
Dinas PUPR juga memiliki tugas untuk membina jasa konstruksi agar memanfaatkan tenaga kerja lokal semaksimal mungkin. Hanya tenaga kerja dengan keahlian khusus, seperti pemasangan Aluminium Composite Panel (ACP) atau Glass Reinforced Cement (GRC), yang mungkin terpaksa didatangkan dari luar daerah jika tidak tersedia di NTB. Ini menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan spesifik dalam proyek.
Progres Pembangunan dan Pemanfaatan Material Lokal
Pembangunan kantor Wali Kota Mataram saat ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Beberapa pekerjaan awal seperti pembangunan direksi keet dan pagar keliling sudah selesai. Saat ini, fokus proyek berada pada pemancangan yang menggunakan alat berat. Dengan demikian, meskipun jumlah pekerja di lapangan masih terbatas, diharapkan dalam waktu dekat dapat meningkat saat proyek memasuki fase yang lebih intensif.
Sekitar 75 persen material yang digunakan dalam pembangunan berasal dari lokal dan dalam negeri. Penggunaan material yang memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) memungkinkan untuk menekan biaya transportasi dan mempermudah akses. Selain itu, hal ini juga mendukung pertumbuhan industri dalam negeri, yang merupakan keuntungan jangka panjang bagi perekonomian lokal. Material yang dipakai seperti batu bata, kayu, semen, beton, besi, serta bahan alami lainnya. Ini semua menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal dan masyarakat sekitar.