www.tempoaktual.id – Dalam upaya mencapai tujuan sosial yang lebih komprehensif, kegiatan Pembekalan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ke-41 bagi mahasiswa Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) telah dilaksanakan dengan penuh antusiasme. Sebanyak 192 mahasiswa dari lima fakultas terlibat dalam kegiatan ini, yang digelar di Aula Abdurrahim pada tanggal 12 Juli 2025, sebagai tahap penting sebelum mereka memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Kegiatan ini menjadi salah satu momen penting dalam rangka membangun sinergi antara universitas dan masyarakat. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktik nyata untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan yang ada di desa.
Peserta terlihat sangat interaktif selama sesi pembekalan yang dihadiri oleh berbagai narasumber berpengalaman. Para narasumber yang hadir tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga berbagi inspirasi untuk mendorong mahasiswa berinovasi dan berkontribusi secara langsung kepada masyarakat.
Makna dan Tujuan Pembekalan KKN Bagi Mahasiswa
Rektor Unizar, Dr. Ir. Muh. Ansyar, M.P., dalam sambutannya menegaskan bahwa KKN adalah implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mencakup pengabdian kepada masyarakat. Ia menggarisbawahi perlunya mahasiswa untuk berkontribusi secara aktif dalam pengembangan masyarakat desa yang mereka masuki.
“Kini saatnya bagi kalian untuk mendalami dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh ke dalam kehidupan sosial,” imbuhnya. Pendekatan yang dilakukan pun bersifat multidisiplin, di mana mahasiswa akan bekerja sama dengan pembimbing dan aparat desa dalam menggali potensi lokal.
Dalam acara ini, rektor juga menekankan pentingnya kesadaran mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang sering kali memiliki tantangan tersendiri. Mahasiswa diharapkan mampu menyerap pengetahuan dari masyarakat dan menjadi katalis perubahan yang positif.
Wawasan dari Narasumber Berpengalaman dalam Pembekalan KKN
Acara ini didukung oleh berbagai narasumber dari latar belakang yang berbeda, memberikan wawasan mendalam mengenai isu-isu aktual yang dihadapi masyarakat. Salah satu pembicara, Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan SDM PKBI Cabang Mataram, Mahsan, SH., menyampaikan pentingnya pencegahan pernikahan dini di kalangan remaja, sebuah masalah yang kerap kali diabaikan.
Lalu Imam Mahardhika, S.SiT., dari Dinas Pariwisata Lombok Tengah, mengangkat tema pelestarian kearifan budaya untuk menarik minat wisatawan. Dengan menyentuh aspek lokal, ia menyoroti betapa pentingnya menjaga nilai-nilai tradisi agar tetap relevan di era modern.
Pembahas lain, I Dewa Gede Widipratama, S.Kom., menjelaskan bagaimana inovasi dan penggunaan media sosial dapat memajukan ekonomi kreatif di desa. Dewa memberikan contoh konkret tentang duta wisata lokal yang berhasil meningkatkan kunjungan turis melalui promosi digital.
Pentingnya Integritas dan Etika dalam Kegiatan KKN
Sekretaris LPPM Unizar, Ayu Anulus, SST., M.K.M., menekankan bahwa mahasiswa harus menjaga integritas selama pelaksanaan KKN. Dalam pandangannya, mahasiswa adalah duta yang membawa nama baik institusi, sehingga etika serta kejujuran dalam berinteraksi dengan masyarakat sangatlah penting.
“KKN yang baik bukanlah sekadar menyelesaikan tugas akademik, tetapi lebih kepada membangun hubungan kepercayaan dengan masyarakat,” ungkapnya. Oleh karena itu, mahasiswa diingatkan untuk selalu berkoordinasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan menyusun laporan yang sistematis.
Selain itu, pentingnya kolaborasi antar mahasiswa juga ditekankan, di mana mereka diharapkan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk melatih kemampuan teamwork, yang sangat diperlukan di dunia kerja.
Strategi Pelaksanaan KKN yang Berbasis pada Potensi Lokal
Ketua Panitia, Dr. Alvin Juniawan, S.Si., M.Si., menjabarkan tema besar KKN kali ini, yaitu “Menata Desa, Menyemai Cita.” Tema ini sejalan dengan prioritas pembangunan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan pengembangan pariwisata berbasis budaya lokal.
Sebanyak delapan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah menjadi lokasi KKN, yang dipilih dengan pertimbangan matang. Lokasi-lokasi ini memiliki potensi yang besar, namun masih memerlukan sentuhan dalam pengelolaannya.
“Menata desa bukan hanya tentang memperbaiki infrastruktur, tetapi juga mengembangkan sumber daya manusia,” tambah Alvin, menekankan pentingnya pendekatan holistik. Keyakinan bahwa setiap desa memiliki keunikan dan potensi untuk berkembang juga menjadi pondasi dari program ini.
Dengan ditutupnya pembekalan, mahasiswa Unizar diharapkan bisa menggali dan mengolah potensi desa menjadi manfaat yang menguntungkan. Mereka kini siap untuk mengemban tugas sebagai agen perubahan yang tidak hanya membawa ilmu, tetapi juga semangat kolaborasi dan pengabdian terhadap masyarakat.
Kegiatan ini bukan sekadar formalitas akademis, tetapi merupakan langkah awal untuk membangun kepercayaan dengan masyarakat serta memberikan dampak nyata bagi perkembangan desa. Melalui pembekalan ini, mahasiswa Unizar diharapkan dapat berinovasi dan menjadi sumber inspirasi bagi warga di desa-desa yang mereka kunjungi.