www.tempoaktual.id – Pengembangan bibit budaya di kalangan generasi muda menjadi salah satu tantangan utama di tengah laju modernisasi yang semakin tak terelakkan. Ketika arus globalisasi menginginkan homogenitas, penting untuk menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal yang sudah ada sejak lama.
Kegiatan seperti Festival Budaya Universitas Pendidikan Mandalika (Undikma) yang diselenggarakan pada awal Juli 2025 lalu menjadi langkah nyata untuk menjangkau para pemuda. Dengan mengedepankan nilai-nilai budaya, diharapkan generasi muda mampu lebih mengenal dan mencintai warisan nenek moyang mereka.
Ketua Panitia Undikma, Ishak Sirullah, menekankan bahwa festival ini bukan sekadar acara seremonial semata, melainkan sebuah platform untuk menampilkan kreativitas berbasis budaya. Melalui kolaborasi antara seniman muda dan komunitas budaya lokal, generasi saat ini diharapkan dapat mewarisi dan melestarikan budaya yang mereka cintai.
Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Budaya Lokal
Budaya dan tradisi yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) perlu dipertahankan dan diperkenalkan kepada generasi masa kini. Dengan menyadari pentingnya pelestarian, kaum muda dapat menjadi agen perubahan dan pencipta inovasi dalam kultur yang mereka warisi.
Ishak menegaskan bahwa usaha untuk membangkitkan peninggalan budaya harus terdiri dari berbagai elemen, termasuk inovasi seni. Hal ini bertujuan untuk memadukan nilai-nilai tradisional dengan elemen-elemen kekinian, memastikan bahwa budaya bisa bertahan di tengah arus zaman.
Komitmen untuk memperkenalkan budaya NTB ke pentas nasional bahkan internasional sangat penting. Tanpa upaya tersebut, ada risiko generasi muda kehilangan identitas budaya mereka yang telah ada sejak lama.
Inovasi dalam Seni Pertunjukan: Mengintegrasikan Teknologi
Salah satu usaha yang patut dicontoh adalah pengenalan pertunjukan wayang dengan teknologi Augmented Reality (AR). Ini merupakan sebuah langkah inovatif yang menggabungkan kesenian tradisional dengan teknologi mutakhir.
Dengan cara ini, folklor dan cerita rakyat yang ada dalam naskah lontar tidak hanya dikenang, tetapi juga ditampilkan dengan cara yang menarik bagi generasi modern. Konsep ini menjadi contoh bagaimana budaya tidak harus statis, tetapi mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Penerapan teknologi juga membuka peluang bagi berbagai kalangan untuk berkontribusi dalam pelestarian budaya. Ini menjadikan seni tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat edukatif yang berfungsi untuk memperkaya pengetahuan generasi muda tentang akar budaya mereka.
Kolaborasi Antar Komunitas dan Seniman Muda
Ikhwanul Redha, Presiden Mahasiswa Undikma, menyoroti pentingnya kolaborasi dalam bidang seni. Ia percaya bahwa partisipasi aktif generasi muda dalam pertunjukan wayang inovatif adalah salah satu cara ideal dalam melestarikan budaya.
Melalui kolaborasi ini, mereka bukan hanya sekadar menjadi penonton, tetapi juga berperan aktif dalam setiap aspek pertunjukan. Hal ini memperkuat rasa memiliki, yang penting untuk pelestarian jangka panjang.
Apresiasi terhadap usaha dan semangat yang ditunjukkan oleh seniman muda patut dicontoh. Mereka adalah ujung tombak dalam mewakili suara generasi, sekaligus membawa pesan budaya NTB ke ranah yang lebih luas.
Restorasi Identitas Budaya di Era Globalisasi
Dalam menghadapi modernisasi, seluruh lapisan masyarakat harus bersatu padu untuk memastikan identitas budaya tetap terjaga. Mempertahankan tradisi tidak berarti menolak kemajuan, melainkan mencari cara baru untuk menjadikan budaya lebih relevan dan menarik.
Dengan mengedepankan pendidikan yang berbasis budaya, harapannya anak muda dapat memiliki kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya menjaga warisan yang mereka miliki. Dengan cara ini, generasi masa depan diharapkan lebih menghargai budaya lokal sebagai bagian dari identitas mereka.
Transformasi budaya menjadi keharusan, dan generasi muda memiliki kemampuan serta kreativitas untuk mewujudkan perubahan tersebut. Mereka harus merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan budaya yang ada, sehingga tidak hanya menjadi hiasan dalam ingatan, tetapi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.