www.tempoaktual.id – Dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Juli, BRI Peduli melaksanakan sejumlah kegiatan bertajuk “Jaga Sungai, Jaga Kehidupan.” Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai serta menjaga kelestarian lingkungan. Dengan pendekatan yang terstruktur, kegiatan ini melibatkan berbagai kalangan dalam aksi bersih-bersih sungai di kawasan yang strategis.
BRI Peduli memilih Sungai Last Point, sebuah anak sungai dari Tukad Badung yang terletak di Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Bali, sebagai lokasi kegiatan pembersihan. Kegiatan ini tidak sekadar dilakukan untuk membersihkan butir-butir sampah, tetapi juga mengajak masyarakat berperan aktif dalam menjaga ekosistem lokasi tersebut. Dengan melibatkan 242 warga dan 200 aktivis peduli lingkungan, aksi ini menekankan pentingnya gotong royong dalam pelestarian lingkungan.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa ada dua fokus utama dalam program ini: pembersihan sungai dan edukasi mengenai pengelolaan sampah. Dalam kegiatan bersih-bersih, para peserta saling bahu-membahu mengumpulkan sampah yang menumpuk di aliran sungai. Tentu saja, ini merupakan langkah awal penting dalam upaya menjaga kebersihan dan meningkatkan kualitas ekosistem perairan yang ada.
Kegiatan ini tidak hanya sebatas pengurangan sampah, tetapi juga membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat bisa lebih peduli akan lingkungan sekitar mereka dan melaksanakan tindakan nyata untuk melindungi alam.
Pengelolaan Sampah Melalui Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
Selama kegiatan berlangsung, pihak penyelenggara memberikan edukasi mengenai pemilahan sampah kepada peserta. Sampah yang ditemukan di sungai dipisahkan menjadi dua kategori: organik dan anorganik. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah secara efektif. Dengan memilah sampah, diharapkan peserta bisa lebih bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan mereka.
Edukasi ini tidak hanya sebatas teori, tetapi langsung berhubungan dengan praktik di lapangan. Sampah organik yang dapat digunakan sebagai pupuk kompos atau pakan ternak memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat. Sementara itu, sampah anorganik yang dikumpulkan akan dicacah dan dijual ke pengepul, sehingga mendorong adanya nilai ekonomi dalam proses pembersihan.
Melalui cara ini, masyarakat diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pembersihan serta pengelolaan sampah. Hal ini tidak hanya mendukung kegiatan bersih-bersih sungai, tetapi juga menjadikan masyarakat lebih peka terhadap isu lingkungan yang lebih luas. Keinginan untuk berkontribusi dan bertindak nyata dalam menjaga alam seharusnya diinternalisasi oleh setiap individu.
Dampak Lingkungan dan Sosial dari Kegiatan Bersih Sungai
Kegiatan Jaga Sungai, Jaga Kehidupan yang dilakukan oleh BRI Peduli menunjukkan hasil yang signifikan. Selama kegiatan di Tukad Badung, sebanyak 3.262 kg sampah organik berhasil dikumpulkan, dan ini menunjukkan seberapa besar dampak dari aksi bersih-bersih ini. Dengan menjaga tingkat kejernihan air sungai hingga 69%, aktivitas ini tentu memiliki implikasi positif bagi ekosistem di sekitarnya.
Di samping itu, kegiatan ini juga diperkirakan dapat mengurangi emisi karbon hingga 9,79 ton CO2, yang tentunya menunjukkan komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan. Upaya untuk mengurangi emisi karbon memiliki dampak yang luas, terutama dalam membantu menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata. Kesadaran akan isu lingkungan tidak boleh dianggap remeh.
Program BRI Peduli Jaga Sungai, Jaga Kehidupan telah dilaksanakan sejak 2020 dan menyentuh lebih dari 100 sungai di berbagai daerah. Dengan pendekatan berbasis komunitas, kegiatan ini berhasil memberdayakan masyarakat dalam menjaga dan meremajakan sungai, sehingga efek jangka panjangnya dapat dirasakan oleh generasi mendatang.
Kerja Sama dengan Organisasi Lokal untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Di tahun 2025, BRI Peduli menggandeng Yayasan Sungai Watch Indonesia untuk memperkuat pelaksanaan program ini. Organisasi nirlaba ini memiliki misi untuk melindungi dan menjaga kebersihan sungai-sungai di Indonesia, khususnya dari pencemaran plastik. Sinergi ini diharapkan dapat memperluas cakupan program pembersihan dan mengedukasi masyarakat lebih luas mengenai pengelolaan sampah.
Bersama dengan Yayasan Sungai Watch, BRI Peduli berhasil mengumpulkan lebih dari 35 ton sampah anorganik. Ini menunjukkan efisiensi dan efektivitas dari kolaborasi lintas sektor dalam menangani isu lingkungan yang kompleks. Sinergi ini merupakan model yang baik untuk diadopsi oleh organisasi lain dalam mengerjakan program serupa.
BRI tidak hanya fokus pada pembersihan sungai, tetapi juga telah membangun infrastruktur pendukung seperti taman, ruang terbuka hijau, dan area ramah anak. Semua inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang sehat, yang pada gilirannya akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga lingkungan sekitar mereka. Dampak positif ini dapat berpengaruh langsung pada kualitas hidup masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar sungai.
Pengelolaan sungai yang sehat adalah tanggung jawab bersama. Melalui berbagai inisiatif yang dilakukan, diharapkan generasi mendatang dapat menikmati lingkungan yang bersih dan sehat, serta menjadikan kesadaran terhadap isu lingkungan sebagai bagian dari budaya masyarakat.