www.tempoaktual.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Perhubungan Provinsi baru-baru ini mengadakan sebuah Parade Budaya yang meriah untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Dengan dihadiri oleh 68 peserta dari sepuluh kabupaten dan kota di NTB, acara ini menjadi salah satu momen penting untuk merayakan keberagaman budaya di daerah tersebut.
Parade berlangsung dengan semarak dari pukul 16.00 hingga 18.00 Wita, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Gubernur dan Wakil Gubernur NTB serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mataram. Kehadiran mereka menambah suasana meriah dan akrab di antara warga yang datang untuk menyaksikan perayaan tersebut.
Sejak pukul 15.00 Wita, Taman Sangkareang di Mataram sudah dipenuhi masyarakat yang antusias menunggu parade dimulai. Acara ini diselenggarakan di sepanjang Jalan Langko hingga Jalan Pejanggik, tepat di depan Kantor Gubernur NTB. Setiap peserta yang berpartisipasi mengenakan pakaian adat khas daerah mereka, memperlihatkan kekayaan budaya yang dimiliki oleh NTB.
Parade Budaya: Memperkenalkan Kekayaan Tradisi NTB
Parade dibuka dengan penampilan kontingen dari Majelis Adat Sasak (MAS) yang menampilkan ritual “Betabeq”. Ini adalah tradisi yang kaya makna dan merupakan titik awal dari perayaan ini, menunjukkan betapa dalamnya akar budaya yang dimiliki masyarakat Sasak.
Setelah ritual tersebut, penampilan dari Gita Jala Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) melibatkan Paskibraka, TNI AD, TNI AL, TNI AU, serta jajaran kepolisian. Paduan suara dan barisan terampil ini memberikan nuansa kebangsaan yang kental, melambangkan persatuan dan keberagaman yang dianut oleh seluruh peserta.
Berlanjut dengan penampilan Gendang Beleq dari SMAN 6 Mataram, kemudian diikuti oleh beberapa penampilan lainnya dari masing-masing kabupaten/kota di NTB. Ini menciptakan suasana yang semakin hidup, di mana setiap kelompok menampilkan jajaran seni dan budaya mereka masing-masing dengan kebanggaan yang jelas terlihat.
Rencana Masa Depan untuk Festival Budaya di NTB
Kepala Dinas Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia, laporan mengenai tema parade tahun ini yang diangkat yakni “Berbudaya”. Lebih dari sekedar untuk merayakan HUT ke-80 RI, acara ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke NTB.
Menurut Ahmad, inisiatif ini sejalan dengan momentum high season kunjungan wisatawan, di mana pemerintah daerah sedang berupaya menghadirkan atraksi-atraksi baru untuk menarik minat pengunjung. Dengan langkah ini, diharapkan NTB bisa menjadi destinasi wisata yang semakin dikenal luas.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, perencanaan untuk meluncurkan Mataram Karnaval sebagai agenda rutin juga menjadi salah satu langkah konkret. Tentunya, hal ini menggambarkan komitmen pemerintah dalam mempertahankan dan mengembangkan potensi budaya yang ada.
Pengaruh Acara Budaya terhadap Masyarakat Lokal
Parade budaya ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Selain memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan akan budaya lokal, acara semacam ini juga membuka peluang bagi para pelaku seni dan industri kreatif untuk berpartisipasi dan menampilkan karya mereka.
Selama acara berlangsung, beberapa ruas jalan utama di Kota Mataram ditutup sementara untuk menjaga kelancaran parade. Penutupan jalan ini diharapkan menjadi simbol bahwa kebudayaan perlu dirayakan dan diperhatikan, sekaligus mengundang rasa ingin tahu bagi masyarakat yang mendukung acara ini.
Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti, juga menambahkan bahwa upaya seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kunjungan wisatawan serta mengenalkan budaya NTB kepada dunia luar. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, merupakan kunci keberhasilan dalam memperkenalkan kekayaan budaya ini.