www.tempoaktual.id – Festival Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/MA/SMK Provinsi NTB baru saja mencapai puncaknya dan menarik perhatian banyak pihak. Kegiatan ini diadakan di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi NTB pada hari Sabtu, 19 Juli 2025, melibatkan sepuluh tim finalis dari berbagai sekolah yang terpilih melalui tahap penyisihan.
Sepuluh tim yang berpartisipasi berasal dari berbagai wilayah di Pulau Lombok dan Sumbawa. Acara final ini bertujuan untuk menentukan empat peserta terbaik yang akan mendapatkan penghargaan, serta dua pemenang teratas yang akan mewakili NTB dalam Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Dwi Pratiwi. Dalam sambutannya, Dwi menegaskan pentingnya musikalisasi puisi sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra, serta harapannya agar kegiatan seperti ini dapat lebih luas dikenal di kalangan generasi muda.
“Yang terpenting adalah proses yang telah dilalui oleh setiap peserta. Hasil akhir bukan tujuan utama, karena semua peserta sudah menjadi pemenang dengan mengapresiasi puisi,” ujarnya dengan penuh semangat.
Setelah pembukaan, para peserta mempersembahkan musikalisasi puisi dengan karakteristik setiap tim yang unik. Semua peserta wajib membawakan dua puisi, termasuk satu puisi wajib dan satu puisi pilihan. Dengan perasaan cemas, salah satu peserta, Quinn Gracia, mengaku merasa lega setelah tampil di panggung.
Proses penilaian di tahap final cukup menantang bagi dewan juri. Mereka harus melakukan diskusi panjang sebelum akhirnya mengumumkan hasil, yang membiarkan peserta menunggu hampir tiga jam untuk mengetahui siapa yang terpilih sebagai pemenang.
Dewan juri terdiri dari tiga orang yang sama pada tahap penyisihan, yaitu Kiki Sulistyo, Pantjoro Sumarsa, dan Sabarudin, dan mereka memiliki pandangan masing-masing mengenai penampilan para peserta. Mereka memberikan catatan yang konstruktif sebelum pemenang diumumkan.
Sabarudin mencatat bahwa masalah utama terletak pada penafsiran puisi, dan dia yakin hal ini dapat diperbaiki melalui pembedahan puisi yang lebih serius. Begitu juga, Pantjoro Sumarsa menekankan bahwa latihan yang lebih lama akan memberikan hasil yang lebih baik, walau para peserta sudah memberikan penampilan yang maksimal.
Kiki Sulistyo menambahkan bahwa ada kemajuan dalam kualitas peserta tahun ini, dengan semakin beraninya peserta bereksplorasi. Meskipun eksekusinya masih memerlukan perbaikan, mereka telah menunjukan karakter yang kuat dalam penampilan.
Setelah melalui proses panjang tersebut, pengumuman pemenang dilakukan oleh Dwi Pratiwi yang menutup acara. Pemenang I hingga IV adalah SMAN 1 Selong, SMAN 3 Sumbawa Besar, SMAN 1 Mataram, dan SMAN 2 Mataram. Dengan kemenangan ini, SMAN 1 Selong dan SMAN 3 Sumbawa Besar berhak mewakili NTB dalam kompetisi di tingkat nasional.
Proses Kompetisi yang Menarik dan Dinamis di Kalangan Pelajar
Kegiatan festival ini bukan hanya sekedar kompetisi, tetapi juga menciptakan ruang bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui seni. Musikalisasi puisi mengharuskan peserta untuk memahami dan menterjemahkan makna puisi ke dalam bentuk yang lebih mendalam, sehingga menuntut pemahaman yang lebih baik terhadap bahasa dan seni.
Melalui kompetisi ini, peserta memiliki kesempatan untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan dari sekolah lain. Hal ini menciptakan rasa persatuan di antara pelajar dan menunjukkan bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka dapat berkumpul dalam semangat yang sama yaitu mencintai puisi dan musik.
Berbagai tantangan yang dihadapi peserta selama latihan menunjukkan betapa kerasnya mereka berusaha untuk tampil. Rasa cemas yang dialami saat tampil di panggung menggambarkan komitmen mereka terhadap seni. Proses ini menjadi sangat berarti karena mereka tidak hanya bersaing untuk gelar, tetapi juga berjuang untuk meningkatkan diri.
Hasil dari festival ini bukan hanya tentang siapa yang menang, tetapi proses belajar yang terjadi selama persiapan. Peserta diajak untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan berinovasi, keterampilan yang sangat berharga untuk masa depan mereka. Kompetisi ini juga membuka peluang bagi mereka untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan sesama rekan artistik.
Harapan Masa Depan untuk Musikalisasi Puisi di NTB
Dari pemaparan para dewan juri, jelas terlihat bahwa ada harapan untuk perkembangan lebih lanjut dalam musikalisasi puisi di kalangan pelajar di NTB. Mereka menekankan pentingnya eksplorasi yang lebih mendalam terhadap puisi serta improvisasi dalam penampilan musikalisasi agar dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Pendidikan seni, khususnya dalam bentuk musikalisasi puisi, memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Hal ini tidak hanya melatih mereka dalam bidang seni, tetapi juga memperkuat rasa percaya diri dan kemampuan berbicara di depan umum. Dimasa mendatang, diharapkan lebih banyak lembaga pendidikan yang mendukung kegiatan serupa.
Acara ini juga membuka peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi terhadap kebudayaan daerah. Puisi sebagai salah satu bentuk ekspresi budaya harus terus dijaga dan dipromosikan, agar nilai-nilai sastra dapat terus hidup di kalangan generasi mendatang. Kegiatan seperti festival ini sangat vital dalam upaya pelestarian budaya daerah.
Menjadi juara dalam ajang seperti ini bukanlah tujuan akhir. Lebih dari itu, penting bagi tiap peserta untuk terus berproses dan mengeksplorasi potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam konteks ini, musikalisasi puisi bisa menjadi sarana bagi mereka untuk menemukan suara dan identitas kreatif masing-masing.
Pentingnya Dukungan Terus-Menerus untuk Seni dan Budaya di NTB
Keberlanjutan program seni seperti festival musikalisasi puisi sangat bergantung pada dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Dukungan ini penting untuk memastikan bahwa kegiatan seni dan budaya dapat terus berkembang dan mencapai lebih banyak anak muda.
Pengorganisasian acara yang profesional dan terencana akan memberikan dampak yang positif kepada para peserta. Sebuah kompetisi yang berhasil tidak hanya tergantung pada hadiah, tetapi juga pada pengalaman berharga yang didapat oleh peserta selama proses berlangsung. Pengalaman ini membentuk mereka menjadi individu yang lebih baik.
Kegiatan seperti festival ini juga harus dilihat sebagai investasi untuk masa depan seni dan budaya. Dengan memberikan ruang dan kesempatan kepada generasi muda, kita tengah menyiapkan pewaris yang akan melanjutkan tradisi dan nilai-nilai budaya yang ada. Tanpa adanya dukungan dan perhatian, semua ini bisa punah seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, mari kita terus mendukung perkembangan seni dan budaya di NTB. Kegiatan-kegiatan seperti festival musikalisasi puisi perlu dipertahankan, agar seniman muda dapat tumbuh dan berkontribusi secara positif kepada masyarakat. Dengan demikian, masa depan seni di provinsi ini akan cerah dan kaya akan inovasi.