www.tempoaktual.id – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Mataram pada Minggu, 6 Juli 2025, telah menyebabkan luapan air Sungai Ancar. Banjir ini merendam berbagai pemukiman warga setempat, termasuk fasilitas pendidikan seperti perpustakaan SMPN 16 Mataram yang sangat terdampak.
Kepala Sekolah SMPN 16 Mataram, Burhanuddin, mengungkapkan dampak serius dari banjir tersebut. Tidak hanya tembok belakang sekolah yang jebol, tetapi juga air menggenangi ruang-ruang penting di sekolah.
“Perpustakaan sekolah adalah yang paling parah terdampak. Hampir setengah dari dindingnya terendam air, sehingga kami tidak bisa mengaksesnya semalam,” jelas Burhanuddin dengan penuh keprihatinan.
Pantauan di lokasi menunjukkan kerusakan yang meluas, termasuk buku-buku, komputer, dan printer yang terendam. Ruang laboratorium dan beberapa ruangan kegiatan siswa juga ikut terendam air, menjadikan situasi semakin memprihatinkan.
Walaupun beberapa bagian sekolah mengalami kerusakan, ada kelas yang masih aman karena posisinya yang lebih tinggi. “Saat ini, kami sedang melakukan gotong royong untuk membersihkan lumpur yang mengendap di ruang-ruang yang terendam,” tambah Burhanuddin.
Di sisi lain, SMAN 11 Mataram yang lokasinya tidak jauh dari SMPN 16 Mataram justru tidak terendam. Sekolah ini berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga terdampak banjir.
Sekitar 15 kepala keluarga, atau sekitar 25 orang, mengungsi ke SMAN 11 Mataram yang berada di Kelurahan Pejanggik. Warga yang mengungsi diharapkan menemukan perlindungan sementara di tempat yang lebih aman ini.
Begini Dampak Banjir Terhadap Fasilitas Pendidikan di Mataram
Dampak banjir tidak hanya dirasakan oleh warga, tetapi juga berimbas pada institusi pendidikan. Perpustakaan SMPN 16 Mataram adalah contoh nyata bagaimana infrastruktur pendidikan dapat hancur dalam sekejap.
Kerusakan pada perpustakaan mencerminkan kurangnya persiapan untuk menghadapi bencana alam. Mengingat pentingnya akses pendidikan, situasi ini sangat disayangkan.
Di luar perpustakaan, banyak barang sekolah yang terendam, mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Selain itu, kerusakan ini membutuhkan waktu dan biaya untuk perbaikan, sehingga mengganggu operasional sekolah ke depan.
Tentu saja, pengalaman ini mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan manajemen risiko bencana. Sekolah-sekolah perlu memiliki rencana darurat untuk melindungi siswa dan aset pendidikan.
Upaya Penanganan Pascabencana yang Perlu Dilakukan
Setelah banjir surut, upaya untuk membersihkan dan memperbaiki akan menjadi prioritas. Gotong royong di SMPN 16 Mataram menunjukkan semangat solidaritas yang kuat di tengah kesulitan.
Pembenahan fasilitas yang rusak harus dilakukan dengan cepat agar proses belajar mengajar tidak terganggu lebih lama. Selain itu, diperlukan langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pemerintah daerah juga perlu terlibat dalam penanganan ini dengan memberikan dukungan anggaran untuk perbaikan. Kerjasama antara sekolah dan pemerintah sangat diharapkan dalam hal ini.
Masyarakat juga bisa berkontribusi dengan memberikan bantuan dalam bentuk donasi atau partisipasi. Ini akan memperkuat rasa kebersamaan di antara warga, terutama di saat-saat sulit.
Refleksi dan Pembelajaran dari Insiden Banjir Mataram
Insiden banjir di Mataram menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Penting untuk menambah kesadaran akan risiko bencana alam yang dapat terjadi kapan saja.
Kesiapan menghadapi bencana adalah langkah yang esensial bagi setiap komunitas dan institusi. Sosialisasi mengenai manajemen risiko menjadi lebih penting untuk mencegah dampak negatif di masa mendatang.
Melalui insiden ini, diharapkan masyarakat menjadi lebih tanggap dan siap menghadapi situasi darurat. Pembelajaran dari pengalaman ini akan sangat berguna bagi generasi mendatang.
Harapan besar diletakkan pada upaya pemulihan dan pencegahan ke depan. Bersama-sama, masyarakat dan institusi pendidikan perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk belajar.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa yang akan datang. Kita perlu belajar dari apa yang terjadi dan membuat perubahan yang positif bagi masa depan.