www.tempoaktual.id – Giri Menang – Sebanyak 20 ton sampah di Lombok Barat akan dikelola menggunakan teknologi Masaro, sebuah sistem pengolahan sampah yang menerapkan Manajemen Sampah Zero Waste. Inisiatif ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah dan akan diterapkan di Pusat Daur Ulang (PDU) Lingsar yang memiliki luas lahan 40 are.
Pemerintah Kabupaten telah mengalokasikan dana sebesar Rp10 miliar untuk mendukung implementasi sistem ini. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Barat, Masri Junihardy, menyatakan bahwa sistem Masaro dapat mengolah hingga 20 ton sampah per hari.
Sistem ini direncanakan mulai beroperasi pada akhir November 2025 dan akan mencakup dua kecamatan, yaitu Lingsar dan Narmada. Dengan keberadaan PDU Lingsar, diharapkan pengelolaan sampah menjadi lebih efisien dan terorganisir.
Data menunjukkan bahwa terdapat 15 desa di Kecamatan Lingsar dan 21 desa di Kecamatan Narmada yang sampahnya akan dikelola di PDU tersebut. Total produksi sampah dari kedua kecamatan ini mencapai sekitar 77 ton per hari, dengan Kecamatan Lingsar menghasilkan sekitar 32 ton dan Kecamatan Narmada lebih dari 45 ton.
Sampah yang dihasilkan akan dikelola di sistem Masaro dengan kapasitas 20 ton per hari. Sisa sampah yang tidak terawat di PDU akan dikirim ke TPA Kebon Kongok, dengan pengelolaan sementara di PDU Lingsar jika diperlukan, di mana alat penggali dan truk sudah disiapkan.
Pengelolaan Sampah yang Efisien di Lombok Barat
Pengangkutan sampah akan dilakukan oleh DLH secara langsung dari desa-desa. Kerja sama dengan desa-desa untuk pengumpulan sampah akan mempermudah proses transportasi ke PDU untuk dibersihkan dan diolah.
Truk pengangkut sampah akan beroperasi untuk mengambil sampah dari setiap desa yang telah menjalin kerjasama dengan DLH. Proses ini diharapkan dapat mempercepat pengolahan sampah agar tidak menumpuk di lokasi pembuangan.
Kunjungan ke PDU Lingsar juga menunjukkan bahwa ada sekitar 20 orang yang bertugas untuk menyortir sampah yang datang. Sampah-sampah tersebut akan dipisahkan berdasarkan jenis, seperti plastik, logam, dan lainnya.
Setelah proses penyortiran selesai, hasilnya akan diolah menjadi dua produk utama. Pertama adalah kompos yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian, dan kedua adalah pestisida cair yang berguna dalam pengendalian hama.
Inovasi ini tidak hanya berkaitan dengan pengelolaan sampah, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan adanya tenaga kerja di PDU, masyarakat setempat dapat memperoleh penghasilan tambahan sekaligus berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Dampak Positif Teknologi Masaro terhadap Lingkungan
Penerapan teknologi Masaro di PDU Lingsar diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Dengan manajemen sampah yang baik, diharapkan pencemaran tanah dan air dapat diminimalisir.
Sistem ini juga berpotensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif. Dengan partisipasi aktif dari masyarakat dalam memilah sampah, hasil pengolahan akan lebih optimal dan berkualitas.
Lebih jauh, ada harapan bahwa sistem ini dapat menjadi model bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa. Inisiatif yang direncanakan ini jika berhasil bisa ditiru dan disebarluaskan di wilayah lain di Indonesia.
Dengan pemberian edukasi mengenai pemanfaatan kembali dan pengurangan sampah, masyarakat dapat berperan secara aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Mendorong masyarakat untuk melakukan praktik daur ulang juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari sampah.
Penerapan teknologi Masaro diharapkan menjadi langkah signifikan dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah yang kerap dihadapi banyak daerah. Dampak positif jangka panjang berupa lingkungan yang lebih bersih akan terasa bagi generasi mendatang.
Langkah Selanjutnya untuk Menjaga Kebersihan Lingkungan
Pemerintah daerah berencana untuk terus memantau dan evaluasi sistem yang sudah diterapkan. Langkah ini penting agar pengelolaan sampah dapat berjalan efektif sesuai dengan rencana awal.
Dalam proses ini, partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Edukasi tentang pentingnya pemilahan dan pengurangan sampah harus menjadi bagian dari program pemerintah. Tanpa dukungan dari masyarakat, rencana ini akan sulit untuk terwujud.
Rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan juga perlu dilakukan secara berkala. Ini untuk memastikan seluruh elemen terlibat dalam setiap tahap pengelolaan sampah dan untuk mengetahui perkembangan serta kendala yang dihadapi.
Tidak kalah penting, promosi pentingnya menjaga lingkungan melalui kampanye di media sosial juga dapat menjadi alat yang ampuh. Melalui interaksi di platform digital, diharapkan lebih banyak orang sadar dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Penerapan teknologi pengolahan sampah yang baik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh komponen masyarakat. Dengan kerjasama yang baik, langkah menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat akan semakin mendekati kenyataan.