Mataram – Tiga karya sastra dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil masuk dalam daftar panjang Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) 2025 untuk kategori cerita pendek. Ketiga buku tersebut adalah “Iblis Tanah Suci” karya Arianto Adipurwanto, “Mei Salon” karya Iin Farliani, dan “Musik Akhir Zaman” karya Kiki Sulistyo.
Penghargaan KSK, yang telah ada sejak tahun 2001, merupakan inisiatif yang digagas oleh seorang penulis dan sutradara film. Kehadiran KSK bertujuan untuk tidak hanya merayakan karya-karya sastra, tetapi juga untuk memperkaya ekosistem literasi di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai lembaga, acara ini kini menjadi salah satu ajang penting dalam dunia sastra.
Keberhasilan Penulis Muda NTB dalam Dunia Sastra
Iin Farliani, penulis “Mei Salon”, merasa sangat bersyukur atas pencapaian ini. Karya yang diterbitkan pada Juli 2024 ini menandakan perjalanan sepuluh tahunnya sebagai penulis. “Saya bahagia buku kumpulan cerpen saya Mei Salon masuk dalam Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025. Ini seperti menjadi penanda dari perjalanan sepuluh tahun saya sebagai penulis,” ungkapnya. Iin juga aktif dalam komunitas penulis, yang memberikan dukungan serta inspirasi dalam karyanya.
Dalam buku “Mei Salon”, ia menyampaikan bahwa 16 cerpen yang terdapat dalam karya ini ditulis dalam rentang waktu yang cukup panjang. Memanfaatkan pengalaman sehari-hari sebagai sumber inspirasi, Iin menekankan bahwa cerita-cerita ini lebih terhubung satu sama lain dibandingkan dengan karya sebelumnya. “Peristiwa empiris menjadi penopang cerita, bukan sekadar pemantik,” jelasnya.
Karya Lain yang Berhasil Masuk Nominasi
Arianto Adipurwanto juga mencurahkan perasaannya tentang karyanya “Iblis Tanah Suci”. Buku ini diterbitkan pada Januari 2024 dan berhasil mencuri perhatian banyak pihak. “Kabar baik ini telah menjadi motivasi untuk saya lebih giat lagi memproduksi tulisan-tulisan yang lain,” ujarnya. Arianto mengaku sempat mengalami keraguan sebelum menerbitkan buku kedua ini, terutama mengenai tema dan unsur-unsur ceritanya. Ia menambahkan, bahwa ia lebih banyak terinspirasi oleh peristiwa kecil di sekitarnya.
Sementara itu, Kiki Sulistyo, penulis “Musik Akhir Zaman”, menyampaikan proses yang unik dalam menerbitkan karyanya. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya, kali ini proses penyusunan dan penerbitan dilakukan dengan cara yang lebih kolaboratif dengan penerbit. Melalui pengalaman ini, Kiki belajar banyak tentang proses kreativitas dalam penerbitan karya sastra.
Secara keseluruhan, ketiga penulis ini menunjukkan semangat dan dedikasi yang luar biasa dalam mengembangkan karya sastra di NTB. Mereka telah membuktikan bahwa kreativitas dan inovasi dapat melahirkan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pikiran dan perasaan pembacanya. Dengan adanya KSK, karya-karya mereka mendapatkan panggung untuk diakui dan diapresiasi.
Daftar Panjang KSK 2025 terdiri dari sepuluh judul buku yang dinilai sebagai karya sastra terbaik tahun ini. Proses penilaian dilakukan oleh juri yang menentukan karya-karya ini dari banyak buku yang terbit tahun lalu. Pengumuman pemenang akan dilakukan dalam tiga tahap, memberikan kesempatan kepada setiap penulis untuk bersaing dan menunjukkan kualitas terbaik karya mereka.
Dengan prestasi ini, diharapkan akan ada lebih banyak penulis muda dari NTB yang terinspirasi untuk berkarya dan ikut berkontribusi dalam dunia sastra Indonesia yang terus berkembang. Penghargaan seperti KSK memiliki peran penting untuk mendorong para penulis agar terus berinovasi dan menciptakan karya-karya yang tidak hanya berkualitas tetapi juga relevan dengan kondisi sosial dan budaya saat ini.