www.tempoaktual.id – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan berencana menyalurkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) tahap kedua pada Juni 2025. Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkapkan bahwa masih terdapat 3.613 guru yang belum menerima pencairan TPG tahap pertama.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Nur Ahmad, menyatakan bahwa masalah ini disebabkan oleh kurangnya validasi data dari para guru. “Banyak data guru yang belum valid, sehingga penyaluran dana TPG terhambat,” jelas Nur Ahmad.
Dia juga menekankan bahwa bagi guru yang datanya telah divalidasi dengan benar, pencairan untuk triwulan kedua diharapkan dapat dilakukan tepat waktu. “Kami akan terus memfasilitasi validasi data agar proses pencairan bisa berjalan lancar,” terangnya.
Pemerintah juga melakukan perubahan dalam skema penyaluran TPG tahun ini. Dana TPG tahun sebelumnya disalurkan melalui Pemerintah Daerah, sedangkan untuk tahun ini akan langsung dikirim ke rekening masing-masing guru.
Verifikasi data oleh Pemerintah Pusat menjadi lebih ketat, dan jika ada ketidakcocokan, proses pencairan akan mengalami kesulitan. Misalnya, apabila Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdaftar tidak cocok dengan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, maka data tersebut dinyatakan tidak valid.
Menurut Nur Ahmad, ini merupakan perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana batasan-batasan tertentu sering kali diabaikan. “Kini, dengan adanya validasi yang ketat dari pusat, kita tidak bisa ceroboh dalam menyampaikan data,” ujarnya.
Jumlah guru yang telah tersertifikasi di NTB mencapai 11.781 orang, termasuk baik guru Aparatur Sipil Negara daerah maupun Non-ASN. Dari jumlah tersebut, 10.327 guru telah menerima TPG, sedangkan 3.613 lainnya masih menunggu pencairan tahap pertama.
Proses Validasi Data Guru di Nusa Tenggara Barat
Validasi data menjadi langkah utama untuk memastikan pencairan TPG berjalan lancar. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB berkomitmen untuk membantu guru dalam proses validasi ini secara maksimal.
“Kami menyediakan berbagai sumber daya untuk mendukung guru, termasuk pelatihan dan informasi mengenai pengisian data,” kata Nur Ahmad. Proses ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam pengumpulan data.
Dinas juga mendorong para guru untuk aktif melakukan pemeriksaan dan pembaruan data mereka. “Kami menyarankan semua guru untuk mengecek data mereka, terutama yang berkaitan dengan NIK dan informasi pribadi lainnya,” tambahnya.
Pendidikan yang berkualitas memerlukan dukungan yang tepat, dan pencairan TPG merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap dedikasi guru. Dengan adanya perubahan dalam skema pencairan, diharapkan para guru dapat merasakan manfaat yang lebih langsung.
Investasi dalam pendidikan akan memberikan hasil yang signifikan bagi masyarakat di masa depan. “Kami percaya bahwa jika guru sejahtera, maka kualitas pendidikan pun akan meningkat,” ungkap Nur Ahmad optimis.
Dukungan dan Tanggapan Masyarakat Terhadap TPG
Tanggapan dari masyarakat terhadap penyaluran Tunjangan Profesi Guru cukup beragam. Banyak yang mengapresiasi perubahan skema penyaluran yang dianggap lebih efisien dan langsung kepada guru.
Beberapa guru mengungkapkan harapan agar proses pencairan TPG dapat dilakukan lebih cepat. “Kami berharap pemerintah memberikan perhatian lebih supaya tidak ada lagi guru yang terlambat mendapatkan hak mereka,” ujar salah satu guru di NTB.
Di sisi lain, ada juga kekhawatiran mengenai proses validasi yang dianggap terlalu ketat. “Kami khawatir pengumpulan data yang rumit justru akan menghambat pencairan,” ungkap seorang guru lainnya.
Dinas Pendidikan berkomitmen untuk mendengarkan masukan dari guru dan masyarakat. “Kami memahami kekhawatiran ini dan akan terus berupaya untuk menyederhanakan proses tanpa mengurangi ketaatan pada prosedur yang ada,” tegas Nur Ahmad.
Komunikasi yang baik antara Dinas Pendidikan dan para guru akan membantu mengatasi berbagai masalah yang mungkin muncul. “Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan produktif,” tambahnya.
Pengaruh TPG Terhadap Kualitas Pendidikan di NTB
Tunjangan Profesi Guru memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Barat. Dengan adanya insentif ini, guru menjadi lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi murid-murid mereka.
Ketika guru merasa dihargai, mereka cenderung lebih berkomitmen dalam menjalankan tugasnya. “Saya merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik kepada siswa,” kata seorang guru setelah menerima TPG.
Peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya bergantung pada guru, tetapi juga pada dukungan dana yang memadai. TPG diharapkan dapat membantu guru dalam memenuhi kebutuhan profesional dan pengembangan mereka.
Sarana dan prasarana pendidikan juga turut berpengaruh, dan dengan bantuan TPG, guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. “Kita semua berharap agar pendidikan di Nusa Tenggara Barat terus meningkat,” tutup Nur Ahmad optimis.