www.tempoaktual.id – Universitas Islam Malang (Unisma) semakin menunjukkan komitmennya dalam memperluas jaringan internasional yang berfokus pada peningkatan daya saing global mahasiswa. Salah satu langkah yang diambil adalah mengajak kerjasama dengan Mesir, negara yang terkenal dengan warisan sejarah dan pendidikan yang kaya.
Kehadiran Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Dr. (HC) Lutfi Rauf, MA., dalam sebuah kuliah umum baru-baru ini menjadi tonggak penting dalam langkah tersebut. Kuliah ini bertajuk “Peluang Kerjasama antara Unisma dan Mitra Strategis di Mesir untuk Meningkatkan Daya Saing Global Mahasiswa”, dan dihadiri oleh berbagai pihak di lingkungan kampus.
Rektor Unisma, Prof. Drs. Junaidi, Ph.D., mengekspresikan rasa terima kasihnya kepada Dubes Lutfi Rauf atas kehadirannya. Junaidi menjelaskan bahwa kerjasama ini bukanlah hal yang baru, mengingat Lutfi telah memberikan kontribusi signifikan selama masa jabatannya sebelumnya di Thailand.
Selama di Thailand, Lutfi Rauf memfasilitasi hubungan antara Unisma dan Prince of Songkla University. Kerjasama tersebut kini berdampak positif, dengan mahasiswa dari kedua universitas saling bertukar pengalaman pendidikan melalui program-program internasional yang sudah berjalan.
Junaidi menjelaskan bahwa saat ini terdapat 14 mahasiswa dari Prince of Songkla University yang mengikuti program musim panas di Unisma. Sebaliknya, mahasiswa Unisma juga direncanakan untuk melanjutkan studi di Thailand, membuka kesempatan baru untuk bertukar pengetahuan dan budaya.
Mengapa Mesir Menjadi Mitra Strategis Unisma?
Mesir memiliki sejarah panjang dalam hubungan pendidikan dan sosial dengan Indonesia, yang menjadi alasan kuat bagi Unisma untuk menjalin kerjasama. Sejak lama, banyak ulama Indonesia belajar di Mesir, menjalin ikatan kuat yang berbasis pada pertukaran ilmu dan pengalaman.
Pentingnya kerjasama ini juga didorong oleh tingginya jumlah mahasiswa Indonesia yang tengah mengejar pendidikan di Mesir. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 20 ribu mahasiswa Indonesia belajar di berbagai universitas di negara tersebut, termasuk dalam bidang kedokteran, psikologi, dan ekonomi.
Menurut Lutfi Rauf, fokus studi yang beragam ini menunjukkan potensi besar untuk menciptakan kolaborasi yang bermanfaat. Ia menyampaikan bahwa banyak aspek ilmu pengetahuan di Mesir yang relevan dan bisa diintegrasikan dengan kurikulum di Unisma.
Reputasi pendidikan di Mesir juga menguatkan posisi negara tersebut sebagai tempat studi. Dalam pemeringkatan QS World University 2025, sejumlah universitas terkemuka Mesir berhasil masuk dalam daftar bergengsi, termasuk Cairo University dan Al-Azhar University.
Al-Azhar menjadi titik fokus bagi mahasiswa Indonesia, yang dianggap sebagai pusat ilmu pengetahuan Islam. Keberadaan lembaga ini yang telah ada selama berabad-abad membuatnya menjadi tujuan yang sangat diinginkan oleh mahasiswa yang belajar ilmu agama.
Harapan untuk Kerja Sama yang Berkelanjutan
Prof. Junaidi berharap kehadiran Dubes Lutfi dapat membuka lebih banyak peluang untuk kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, serta program pertukaran mahasiswa. Menurutnya, informasi mengenai beasiswa atau program studi di Mesir akan sangat dibutuhkan agar bisa diakses lebih luas oleh mahasiswa Unisma.
Lutfi Rauf menegaskan bahwa kerja sama antar universitas harus lebih dari sekadar nota kesepahaman. Ia berkeinginan agar langkah awal tersebut dilakukan dengan lebih nyata, dengan fokus pada realisasi yang konkret dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Kerja sama ini juga tidak hanya terbatas pada sektor pendidikan, namun juga mencakup bidang sosial dan budaya. Dalam paparan Lutfi, ia menegaskan pentingnya pertukaran budaya yang berkelanjutan untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.
Pengakuan terhadap pencak silat sebagai salah satu cabang olahraga di Mesir menggambarkan ruang lingkup kerja sama yang semakin luas. Ini adalah contoh nyata bagaimana bahkan budaya dapat menjembatani hubungan antar negara, serta memperkenalkan nilai-nilai Indonesia di luar negeri.
Keterlibatan aktif dari kedua belah pihak dalam menjalin kerjasama ini diharapkan tidak akan berhenti sampai di sini. Lutfi menyatakan bahwa semua kesepakatan dan kerja sama harus diwujudkan dalam bentuk nyata, bukan hanya sekadar dokumen formal yang tidak terpakai.