www.tempoaktual.id – Revitalisasi bahasa daerah merupakan salah satu langkah penting untuk menjaga kekayaan budaya suatu daerah. Di Pulau Lombok, upaya ini terus dilakukan dengan melibatkan berbagai instansi dan lembaga pendidikan, terkini melibatkan Balai Bahasa NTB dalam pemantauan dan evaluasi pengimbasan bahasa daerah.
Pemantauan ini berlangsung pada 25 Juli 2025, di Kota Mataram, dengan fokus pada dua sekolah, yaitu SDN 2 Cakranegara dan SMPN 4 Mataram. Tim yang terdiri dari pengawas bahasa dan pihak berwenang disambut baik oleh para kepala sekolah dan guru yang terlibat.
Sekolah-sekolah ini menjadi sampel untuk mengevaluasi efektivitas pengimbasan bahasa daerah yang sedang berlangsung. Meskipun sudah ada niat untuk melakukan pengajaran, beberapa kendala membuat proses ini belum berjalan optimal.
Pemantauan dan Penilaian dalam Pengimbasan Bahasa Daerah
Misi tim pemantauan adalah untuk mengevaluasi sejauh mana pengimbasan bahasa daerah telah diimplementasikan di sekolah-sekolah. Dalam proses ini, mereka memilih untuk tidak menggunakan kuesioner kepada siswa, mengingat belum ada pengimbasan yang baik di dalam kelas.
Kepala SDN 2 Cakranegara, Yuyun Apriana, mengungkapkan bahwa mereka sedang mengembangkan rancangan materi bahasa daerah bersama kepala sekolah. Meskipun ada keinginan kuat untuk menjalankan pengajaran bahasa daerah, implementasinya masih terhambat.
Dari hasil diskusi dengan tim pemantauan, disampaikan bahwa kebutuhan pendidikan akan bahasa daerah memang sangat mendesak. Dukungan dari kepala sekolah sangat penting untuk memastikan bahwa program ini bisa berjalan dengan lancar di masa mendatang.
Kendala dalam Implementasi Pembelajaran Bahasa Daerah
Sama halnya dengan SMPN 4 Mataram, guru master Muhammad Faisal menciptakan tantangan tersendiri dalam pengimbasan materi pembelajaran. Saat ini, ia baru mampu melakukan pengimbasan secara terbatas, menacek masih banyak hal yang harus dilakukan agar tujuan tersebut tercapai.
Guru di SMPN 4 melaporkan bahwa meskipun ada kurikulum yang ada, pelaksanaannya masih kurang terstruktur. Oleh karena itu, perlu ada pengaturan yang lebih jelas tentang pengimbasan materi bahasa daerah sehingga siswa dapat menerima pembelajaran secara maksimal.
Kendala ini mengisyaratkan perlunya penguatan dalam pengajaran bahasa daerah, termasuk di dalamnya kurikulum dan pelatihan bagi para tenaga pendidik. Oleh karena itu, pembelajaran ini butuh pemikiran yang lebih sistematis agar dapat lebih mudah diterapkan di dalam kelas.
Pentingnya Landasan Hukum untuk Pengimbasan Bahasa Daerah
Dalam pertemuan yang dilakukan dengan Dinas Pendidikan Kota Mataram, kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Dwi Pratiwi, menyatakan bahwa meskipun sekolah telah siap, mereka memerlukan dukungan yang kuat. Salah satu aspek penting adalah adanya peraturan wali kota sebagai landasan hukum untuk pengimbasan bahasa daerah.
Peraturan tersebut diharapkan memberikan arahan dan dukungan yang lebih jelas dalam implementasi pembelajaran bahasa daerah. Dwi Pratiwi juga mencatat bahwa kurikulum muatan lokal bahasa Sasak harus menjadi bagian integral dalam pembelajaran di sekolah-sekolah.
Landasan hukum ini akan memberikan kepastian bagi sekolah dalam menjalankan pengimbasan bahasa daerah. Melalui inisiatif ini, diharapkan akan ada kesinambungan antara tujuan pendidikan dan pengajaran yang dilakukan.
Kesimpulan dari Pemantauan Revitalisasi Bahasa Daerah
Pemantauan di SDN 2 Cakranegara dan SMPN 4 Mataram menjadi akhir dari rangkaian evaluasi pengimbasan revitalisasi bahasa daerah di Pulau Lombok. Hasil dari pemantauan ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pengajaran bahasa daerah.
Tim pemantauan akan menganalisis data dan hasil kuesioner yang dikumpulkan selama proses evaluasi. Hal ini sangat penting, karena bisa menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan yang lebih baik dalam pelindungan dan pengembangan bahasa daerah ke depannya.
Dalam proses ini, diharapkan akan muncul langkah-langkah konkret untuk mendukung implementasi pengajaran bahasa daerah. Dengan dukungan yang tepat, revitalisasi bahasa daerah di Pulau Lombok dapat terwujud dengan lebih efektif.