www.tempoaktual.id – Mataram menyaksikan berbagai langkah inovatif yang diambil oleh SMPN 7 Mataram untuk merangsang literasi di kalangan siswa. Salah satu inisiatif yang menonjol adalah produksi kutipan inspiratif yang berasal dari guru dan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang penuh kreativitas.
Dengan program ini, SMPN 7 berkomitmen untuk mengintegrasikan literasi dalam kehidupan sehari-hari siswa. “Mungkin kami satu-satunya sekolah yang melakukan ini setiap hari selama tiga tahun,” jelas Kepala SMPN 7 Mataram, Imam Purwanto, pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Tujuan utama dari program ini adalah agar setiap kutipan yang dihasilkan dapat diimplementasikan oleh si pembuatnya. “Setiap orang yang membuat kutipan diharapkan dapat menerapkan kata-kata bijak tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya, menekankan pentingnya aktualisasi diri di kalangan siswa dan guru.
Program ini tidak hanya menjadi sarana penyampaian pengetahuan baru tetapi juga untuk memperkuat hubungan di dalam komunitas sekolah. “Dengan membaca kutipan, baik siswa maupun guru dapat bertukar ide dan perspektif yang relevan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Imam menjelaskan bahwa pembuatan kutipan melibatkan semua pihak di sekolah. “Setiap hari, kata-kata bijak diawali dengan kontribusi dari saya, diikuti oleh wakil kepala sekolah dan guru, sebelum akhirnya siswa yang berpartisipasi,” terangnya.
Melalui mekanisme ini, SMPN 7 ingin memastikan bahwa semua elemen sekolah terlibat dalam proses belajar mengajar yang dinamis. “Jika kami tidak berinovasi, kami khawatir ketinggalan zaman,” ungkap Imam, mencerminkan semangat sekolah untuk beradaptasi dan berinovasi di era digital ini.
Imam juga menekankan urgensi literasi digital di kalangan siswa. “Zaman sekarang, memahami literasi mulai dari media sosial sangatlah penting. Kami berharap siswa dapat menggunakan media sosial dengan cara yang positif dan sehat,” tutupnya dengan harapan besar bagi generasi mendatang.
Peningkatan Literasi Melalui Beragam Program di SMPN 7 Mataram
SMPN 7 Mataram terus menerapkan berbagai strategi untuk mendukung peningkatan literasi di dalam lembaga pendidikan. Dengan program produksi kutipan sebagai salah satu fokus, sekolah berharap siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Dari program ini, diharapkan siswa tidak hanya mampu mengekspresikan diri melalui kata-kata tetapi juga mampu menyerap nilai-nilai positif dari kutipan yang ada. “Ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan generasi yang melek literasi,” tambah Imam.
Setiap kutipan yang diproduksi membawa pesan mendalam dan mengajak semua peserta didik untuk berpikir lebih jauh. “Kita perlu menciptakan atmosfer belajar yang inspiratif dan mendidik,” terangnya, menunjukkan komitmen sekolah dalam mencetak generasi yang cerdas.
Sebagai gambaran, para siswa juga terlibat aktif dalam memilih kutipan yang akan dipublikasikan. “Mereka memiliki hak suara atas kutipan mana yang dianggap paling menarik dan relevan,” jelas Imam, menunjukkan bahwa feedback dari siswa sangat dihargai.
Kemampuan siswa dalam memahami dan mendiskusikan kutipan-kutipan yang ada akan meningkatkan rasa percaya diri mereka. “Ini adalah bagian dari proses belajar yang tidak kalah penting, yaitu berdiskusi dan berbagi pandangan,” tegasnya.
Peran Komunitas dalam Mendukung Program Literasi di Sekolah
Kegiatan literasi di SMPN 7 Mataram tidak hanya melibatkan siswa dan guru, tetapi juga melibatkan orang tua serta masyarakat sekitar. “Kami percaya bahwa dukungan komunitas sangatlah vital dalam mewujudkan program ini,” ungkap Imam.
Orang tua dilibatkan dalam memberikan masukan dan saran mengenai program yang berjalan. “Kami sering mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan pembelajaran anak-anak,” tambahnya, mencerminkan transparansi dalam komunikasi antara sekolah dan keluarga.
Selain itu, SMPN 7 juga rutin menggelar acara seperti seminar dan workshop yang melibatkan masyarakat. “Dengan cara ini, kami ingin mengajak komunitas untuk bersama-sama merawat budaya literasi yang sedang dibangun,” jelas Imam.
Partisipasi aktif dari masyarakat juga memberikan dampak positif bagi siswa. “Mereka bisa mendapatkan berbagai perspektif dan pengalaman dari orang-orang yang berbeda,” terangnya, menambah wawasan siswa dalam berinteraksi dengan dunia luar.
Membangun sinergi antara sekolah dan komunitas merupakan langkah strategis dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. “Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain untuk meniru,” imbuh Imam dengan harapan yang besar untuk keberlangsungan program ini.
Menjaga Keberlanjutan Program untuk Masa Depan
SMPN 7 Mataram berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan program literasi dan inovasi ini. “Kami berencana untuk terus mengembangkan program dengan melibatkan lebih banyak pihak,” jelas Imam, menciptakan visi yang lebih besar untuk kedepan.
Pihak sekolah juga merencanakan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembuatan kutipan. “Ini penting agar setiap guru dapat menampilkan cara belajar yang menarik dan efektif,” tambahnya, menunjukkan fokus pada pengembangan kapasitas pendidik.
Dalam jangka panjang, program ini tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan literasi tetapi juga menciptakan karakter siswa yang baik. “Kami ingin setiap siswa dapat menjadi contoh nyata dalam menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Kegiatan evaluasi dan umpan balik akan dilakukan secara berkala. “Kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran untuk memperbaiki program,” kata Imam, menunjukkan komitmen sekolah terhadap perbaikan berkelanjutan.
Dengan menerapkan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif, SMPN 7 Mataram berupaya menjadi model pendidikan yang dapat memotivasi sekolah-sekolah lain untuk senantiasa berinovasi dalam menciptakan generasi yang siap menyongsong masa depan.