www.tempoaktual.id – Kurangnya perangkat elektronik, khususnya laptop, di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 18 Sentra Paramita Mataram, menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Saat ini, sekolah sangat mengharapkan adanya distribusi laptop agar siswa dapat belajar lebih efektif, terutama dalam pendidikan berbasis teknologi.
Kepala SRMP 18 Sentra Paramita, Satria Irwandi, mengungkapkan tantangan yang dihadapinya terkait minimnya fasilitas tersebut. Dalam situasi ini, tenaga pendidik terpaksa memanfaatkan laptop pribadi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, meskipun tidak ideal.
Proses pembelajaran di bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) menjadi salah satu yang paling terpengaruh. “Kami mencoba semaksimal mungkin menggunakan fasilitas yang ada, tetapi tetap berharap ada bantuan dari pihak pemerintah,” ujarnya.
Perjuangan SRMP di Tengah Keterbatasan Fasilitas Pendidikan
Walaupun tidak memiliki fasilitas lengkap, SRMP 18 Sentra Paramita tetap berkomitmen untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Menurut Satria, pihak sekolah berupaya agar mata pelajaran TIK tetap terlaksana meski laptop yang dibutuhkan belum tersedia.
SRMP saat ini tengah menunggu kabar dari Kementerian Sosial (Kemensos) tentang rencana distribusi laptop ke sekolah-sekolah rakyat di seluruh Indonesia. “Beberapa wilayah, seperti Jakarta dan Jawa Tengah, sudah menunjukkan kemajuan dalam pengadaan ini,” tuturnya.
Keberadaan perangkat elektronik seperti laptop sangat penting, terutama dalam mendukung proses belajar mengajar. Oleh karena itu, SRMP berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan pendistribusian yang sedang berlangsung.
“Kami sangat mendukung langkah ini. Laptop sangat dibutuhkan agar proses belajar bisa lebih optimal,” katanya menegaskan harapannya.
Rencana Kementerian Sosial untuk Penyediaan Laptop
Kementerian Sosial telah mengumumkan rencana pengadaan sebanyak 15.000 laptop untuk siswa sekolah rakyat. Langkah ini ditujukan untuk menunjang kualitas pendidikan di berbagai daerah, termasuk yang kurang terlayani.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, berjanji bahwa pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel. “Kami sudah memberi arahan agar pengadaan dilakukan tanpa praktik-praktik yang melanggar aturan,” katanya pada sebuah acara pers.
Dari total pengadaan, sekitar 9.705 laptop akan disalurkan kepada siswa di tahap pertama. Sementara itu, tahap kedua akan menyusul dengan 5.665 laptop, sehingga total penerima manfaat mencapai lebih dari 15.000 siswa.
“Setiap siswa di sekolah rakyat berhak mendapatkan satu unit laptop. Spesifikasinya akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang dijalani,” ungkap Saifullah.
Selain laptop, Kementerian Sosial juga berencana menyalurkan seragam sekolah sebagai bagian dari dukungan pendidikan lainnya.
Dampak Positif dari Pengadaan Laptop untuk Pendidikan
Langkah pengadaan laptop ini bukan hanya sekadar memberi fasilitas, melainkan juga menjadi strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dengan adanya akses yang lebih baik terhadap teknologi, diharapkan proses belajar dapat berlangsung lebih interaktif dan menyenangkan.
Penggunaan laptop dalam pembelajaran diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mengakses materi dan informasi. Hal ini juga mengurangi kesenjangan antara sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas lengkap dan yang tidak.
Pihak SRMP yakin bahwa dengan adanya dukungan dari pemerintah dalam bentuk penyediaan laptop, kualitas pembelajaran akan meningkat. “Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar ketika didukung dengan teknologi yang memadai,” kata Satria.
Ke depan, diharapkan kerjasama antara pemerintah dan sekolah bisa terus terjalin dengan baik. Upaya bersama ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi seluruh siswa.
Melalui program distribusi laptop ini, diharapkan pendidikan di wilayah-wilayah terpencil juga dapat ditingkatkan, serta memberikan kesempatan yang lebih besar untuk semua siswa tanpa terkecuali. Kualitas pendidikan merupakan investasi untuk masa depan bangsa yang lebih baik.