www.tempoaktual.id – Universitas Mataram (Unram) berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan masyarakat melalui pendirian Marine Research Center di kawasan Teluk Jor, Lombok Timur. Pusat riset ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan potensi perikanan dan kelautan sambil mengatasi tantangan sosial-ekonomi di wilayah pesisir, dengan harapan dapat mengurangi angka kemiskinan serta mendorong pendidikan generasi muda.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada komoditas perikanan tetapi juga mengedepankan aspek keberlanjutan ekonomi bagi masyarakat. Pengelolaan sumber daya pesisir yang baik diyakini bisa memberikan dampak positif bagi kesejahteraan lokal.
Untuk itu, Unram telah menjalankan berbagai program edukasi sejak tahun 2003. Salah satu contoh konkrit dari program tersebut adalah penghasilan dari produk berbasis sumber daya laut yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.
Kontribusi Universitas Mataram Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Wakil Rektor Bidang Akademik Unram, Prof. Dr. Sitti Hilyana, menjelaskan bahwa komunitas di Teluk Jor telah mendapatkan pelatihan intensif. Melalui program ini, masyarakat didorong untuk memanfaatkan limbah kelautan, seperti cangkang kepiting, menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
“Kami bersama masyarakat berhasil menciptakan kerupuk dari cangkang kepiting yang isi kalsiumnya sangat tinggi,” kata Prof. Hilyana. Produk tersebut tidak hanya memberikan pendapatan tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Lebih jauh lagi, berbagai produk hasil olahan, seperti keripik kerang, kini juga sudah dipasarkan ke hotel-hotel bintang lima. Kisaran harga daging kepiting yang mencapai Rp250.000 per kilogram adalah salah satu contoh sukses dari program pemberdayaan ini.
Pentingnya Konservasi Ekosistem Laut dan Mangrove
Unram tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga menekankan pentingnya pelestarian ekosistem laut. Konsep silvofishery diperkenalkan untuk mengintegrasikan konservasi mangrove dengan budidaya biota laut.
Prof. Hilyana menambahkan bahwa pendekatan ini menunjukkan hasil yang positif. Masyarakat kini beralih dari praktik penebangan mangrove ke pelestarian yang lebih menguntungkan bagi mereka secara ekonomi dan lingkungan.
Isu eksploitasi kuda laut juga mendapatkan perhatian serius. Dulu masyarakat menjual kuda laut dengan harga murah, namun sekarang usaha konservasi mulai menunjukkan hasil yang nyata. Nilai kuda laut di pasar internasional jauh lebih tinggi, menjadi fokus baru bagi masyarakat di daerah tersebut.
Fungsi Marine Research Center dalam Meningkatkan Kualitas Hidup
Pendirian Marine Research Center diharapkan bisa menjadi pusat riset dan pelatihan bagi masyarakat. Pusat ini akan mengembangkan berbagai komoditas kelautan seperti rumput laut dan lobster sembari menjaga kelestarian biota langka.
Prof. Hilyana menyoroti pentingnya integrasi kapasitas masyarakat lokal dalam pusat ini. Banyak masyarakat di sekitarnya yang tergolong miskin dan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) karena kurangnya peluang yang ada di daerah asal mereka.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang melimpah, center ini diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. “Masyarakat tidak perlu lagi merantau, tetapi dapat berkontribusi dari rumah,” tambah dia.
Unram juga berusaha memberikan akses pendidikan tinggi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di sekitar Teluk Jor. Dengan pendekatan ini, mereka diharapkan dapat mempelajari keterampilan yang relevan dengan potensi daerah, sehingga meningkatkan kualitas hidup secara berkesinambungan.
Selain itu, kerjasama dengan SMK dan SMA di sekitar juga dilakukan untuk menjamin skill set yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat mempersiapkan generasi yang lebih baik untuk masa depan.
Rencana pembangunan Marine Research Center saat ini sedang dalam tahap perencanaan dengan dukungan dari lembaga internasional. Kolaborasi yang dijalin dengan berbagai pihak di Jepang dan Tiongkok akan memperkuat posisi pusat riset ini.
“Kawasan ini sangat strategis, berada dekat dengan destinasi wisata. Potensi yang ada tidak hanya terbatas pada komoditas, tetapi juga mencakup pengembangan manusianya dan masa depan mereka,” tutupnya.