www.tempoaktual.id – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menempati posisi yang mengesankan di tingkat nasional dalam hal kunjungan ke perpustakaan. Angka minat kunjungan masyarakatnya mencapai 14,46 persen, menjadikannya salah satu daerah dengan partisipasi terbaik di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat NTB memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap literasi dan pemanfaatan fasilitas perpustakaan. Di tengah penurunan minat baca di berbagai daerah, NTB membuktikan bahwa upaya untuk mendekatkan masyarakat dengan buku dan informasi dapat membuahkan hasil yang positif.
Pencapaian NTB ini terbit dari data yang dipublikasikan oleh Goodstats, yang menunjukkan posisi NTB sebagai provinsi kelima dalam hal kunjungan ke perpustakaan. Dengan komitmen yang terus digalakkan, ke depan diharapkan angka ini dapat terus meningkat.
Perbandingan Kunjungan ke Perpustakaan di Provinsi Lain
Dalam konteks nasional, Sumatera Barat mencatatkan angka tertinggi dengan 19,3 persen. Provinsi ini menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap literasi, diikuti oleh Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai 18,46 persen.
Di urutan ketiga, provinsi Bangka Belitung mencatatkan angka 16 persen, sedangkan Aceh yang menempati posisi keempat mencatat 14,47 persen. Hal ini menunjukkan bahwa ada kompetisi yang sehat antarprovinsi
guna meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, yang sangat penting untuk pengembangan sumber daya manusia.
Dalam data tersebut, NTB yang berada di peringkat kelima menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa ada upaya kolektif dari masyarakat dan pemerintah lokal untuk meningkatkan minat baca dan memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat belajar.
Statistik Pertumbuhan Kunjungan ke Perpustakaan di NTB
Data yang diperoleh dari laman NTB Satu Data mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan ke perpustakaan mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2024, kunjungan umum mencatatkan 44.924, meningkat dari 37.738 kunjungan pada tahun 2023.
Peningkatan jumlah ini adalah indikasi bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya membaca dan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi. Dengan jumlah kunjungan yang terus bertambah, diharapkan dapat memacu lebih banyak program dan inisiatif membaca di daerah ini.
Kunjungan ke perpustakaan juga menunjukkan adanya pergeseran dalam cara masyarakat mencari informasi. Banyak orang mulai memanfaatkan teknologi digital untuk mengakses buku dan bahan bacaan secara online, membuat perpustakaan tetap relevan di era modern.
Pentingnya Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat
Minat baca yang tinggi di suatu daerah merupakan cerminan dari budaya literasi yang kuat. Hal ini penting bagi pengembangan masyarakat, terutama dalam mengoptimalkan potensi manusia. Masyarakat yang teredukasi dengan baik akan lebih mampu berkontribusi pada pembangunan daerah dan negara.
Namun, data yang diambil dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa secara nasional, minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan mengalami penurunan. Hanya 11,91 persen orang yang berusia di atas lima tahun yang mengunjungi perpustakaan dalam tiga bulan terakhir, jauh di bawah angka yang tercatat pada 2018 yang mencapai 13,02 persen.
Penyebab utama dari penurunan ini adalah dampak pandemi Covid-19 yang mengubah kebiasaan masyarakat dalam mencari informasi. Masyarakat kini lebih cenderung menggunakan perangkat elektronik untuk mendapatkan akses informasi, membuat perpustakaan harus beradaptasi dengan perubahan ini.
Strategi untuk Meningkatkan Kunjungan ke Perpustakaan
Di tengah tantangan yang ada, penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk merancang strategi yang efektif. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan fasilitas yang ada di perpustakaan agar lebih menarik bagi pengunjung.
Pemanfaatan teknologi, seperti aplikasi peminjaman buku secara online, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang lebih terbiasa dengan smartphone. Dengan mengintegrasikan inovasi digital, perpustakaan dapat menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan partisipasi.
Selain itu, program literasi dan edukasi yang melibatkan masyarakat secara langsung juga menjadi metode yang efektif. Kegiatan seminar, diskusi, dan workshop di perpustakaan bisa mendukung minat baca dan menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, NTB menjadi contoh bagi provinsi lainnya dalam hal pengembangan minat baca masyarakat. Dengan sinergi antara pemerintah, instansi pendidikan, dan masyarakat, diharapkan angka kunjungan ke perpustakaan di NTB dapat terus meningkat, menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan terinformasi. Ke depannya, melalui kolaborasi ini, diharapkan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat penyimpanan buku tetapi juga sebagai pusat pengembangan pengetahuan dan keterampilan bagi seluruh masyarakat. Masyarakat yang membaca adalah masyarakat yang berkembang, dan keberadaan perpustakaan yang aktif adalah kunci dari kemajuan tersebut.
