www.tempoaktual.id – Ribuan warga di Kota Mataram kini menghadapi ketidakpastian dalam menerima bantuan sosial (bansos) setelah terjadinya penghapusan data dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Perubahan ini diakui oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram, Lalu Samsul Adnan, yang menjelaskan bahwa penghapusan tersebut adalah bagian dari proses validasi yang lebih besar yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Menurut Lalu Samsul, walaupun dia telah mengetahui adanya penghapusan tersebut, dia belum mendapatkan rincian resmi mengenai jumlah dan identitas yang terdampak. Proses verifikasi telah dilakukan, namun hasilnya masih dalam rekapitulasi di level pusat oleh Badan Pusat Statistik, sehingga informasi terakhir belum bisa diakses oleh Dinsos Kota Mataram.
Ia juga menegaskan bahwa meskipun data lengkap belum tersedia, ada kemungkinan besar sejumlah penerima bansos akan dihapus dari daftar. Kebijakan terbaru ini bertujuan untuk memberikan klasifikasi yang lebih jelas berdasarkan tingkat kesejahteraan, yang akan membedakan antara berbagai kelompok masyarakat.
Pentingnya Validasi Data dalam Penyediaan Bantuan Sosial
Pemerintah tengah berusaha keras untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam pemberian bantuan sosial adalah akurat dan mencerminkan kondisi riil masyarakat. Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa 1,9 juta keluarga telah dikeluarkan dari data penerima manfaat setelah melalui verifikasi yang ketat. Ini menunjukkan sebuah langkah signifikan dalam perbaikan data sosial.
Dari total 20,3 juta keluarga yang sebelumnya terdata, kini hanya 16,5 juta yang dinyatakan layak menerima bantuan. Proses ini mencerminkan upaya pemerintah untuk menghapus masyarakat yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan, demi efisiensi dan keadilan dalam distribusi sumber daya.
Amalia juga menekankan pentingnya menghilangkan inclusion error, yaitu situasi di mana orang yang tidak berhak menerima bantuan masih terdaftar. Hal ini sangat krusial untuk memastikan bahwa bantuan tepat sasaran dan efektif dalam membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.
Klasifikasi Kesejahteraan dan Dampaknya terhadap Penerima Bantuan
Kepala Dinsos Mataram menambahkan bahwa prioritas penerima bantuan sosial saat ini adalah mereka yang masuk dalam kategori desil 1, 2, dan 3. Sementara mereka yang berada pada desil 4 hanya akan mendapatkan bantuan jika memenuhi syarat atau kondisi tertentu yang mempengaruhi ekonomi mereka. Ini adalah kebijakan yang lebih selektif untuk memastikan bantuan disalurkan dengan bijak.
Jumlah penerima manfaat dalam DTKS di Kota Mataram saat ini mencapai sekitar 193 ribu orang. Namun, Dinsos belum bisa memastikan berapa banyak yang masuk dalam kategori desil 1 hingga 3, yang sangat penting untuk penelitian lebih lanjut.
Agar bantuan benar-benar menyasar masyarakat yang memerlukan, pemahaman akan kategori desil ini menjadi sangat penting. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami bahwa desil 1 adalah kelompok dengan tingkat kesejahteraan paling rendah, diikuti oleh desil 2 dan 3 yang juga termasuk dalam kategori miskin.
Strategi Pemerintah untuk Meningkatkan Akurasi Data Sosial
Pemerintah, melalui BPS, terus melakukan validasi menyeluruh terhadap data penerima bantuan. Dengan mengidentifikasi dan menghapus data yang tidak valid, diharapkan proses distribusi bantuan dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Hal ini sangat penting mengingat keterbatasan anggaran pemerintah dalam menyediakan bantuan sosial.
Langkah ini juga diambil untuk mencegah terjadinya mismanagement dalam hal alokasi dana bantuan. Dengan pemisahan yang jelas antara kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang berbeda, alokasi dana dapat dilakukan dengan jauh lebih tepat.
Melalui implementasi pengklasifikasian yang ketat, pemerintah berharap dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam program bantuan sosial. Penerima manfaat yang sudah tidak berhak lagi dapat memastikan bahwa mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan akan mendapatkannya.