www.tempoaktual.id – Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk jenjang SMA akan diselenggarakan pada bulan November 2025. Walaupun TKA bersifat pilihan, SMAN 1 Kayangan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) memutuskan untuk mewajibkan semua siswanya mengikuti ujian ini.
Kepala SMAN 1 Kayangan, Moch. Fatkoer Rohman, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa semua siswa kelas XII akan didaftarkan untuk mengikuti TKA. Dia menjelaskan bahwa walaupun tidak ada paksaan bagi siswa yang tidak ingin ikut, hal ini menjadi langkah awal bagi mereka yang berniat melanjutkan pendidikan tinggi.
Menurut Fatkoer, TKA merupakan instrumen penting dalam menilai kualitas pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi siswa kelas XII. Pemerintah tidak menetapkan TKA sebagai syarat kelulusan, sehingga siswa memiliki kebebasan untuk memilih.
Pentingnya TKA dalam Proses Seleksi Masuk Perguruan Tinggi
Hasil TKA nantinya akan dipertimbangkan dalam seleksi calon mahasiswa baru. Fatkoer menyatakan dukungannya terhadap pengakuan TKA sebagai salah satu faktor penentu masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dengan demikian, ada peluang bahwa rapor tidak lagi menjadi satu-satunya acuan dalam proses seleksi.
Lebih jauh, Fatkoer menambahkan bahwa nilai dari TKA juga memiliki beragam fungsi. Dalam beberapa kasus, siswa yang sebelumnya tidak berniat kuliah mungkin memerlukan nilai TKA untuk melamar pekerjaan di institusi seperti kepolisian atau militer. Ini menunjukkan bahwa TKA menjadi lebih dari sekadar alat evaluasi akademis.
Sebelumnya, Purni Susanto, Sub Koordinator Kurikulum Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, menekankan pentingnya TKA sebagai instrumen penilaian pendidikan. Meskipun tidak diwajibkan, bagi siswa yang ingin melanjutkan ke PTN, sangat dianjurkan untuk mengikuti TKA agar memperoleh hasil yang maksimal dalam seleksi.
Pendidikan yang Berkelanjutan dan Disiplin Ilmu
Dinas Dikbud NTB telah melakukan upaya pencarian informasi atau tracer study untuk melacak seberapa besar kepesertaan alumni SMA dalam melanjutkan pendidikan. Ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pendidikan tinggi. Meskipun hasilnya belum sepenuhnya memuaskan, langkah ini diharapkan dapat membantu mendorong siswa lebih giat belajar.
Purni menekankan pentingnya pendataan dan mendorong siswa agar terus belajar. “Sekolah perlu berperan aktif dalam mendampingi siswa, terutama mereka yang berniat untuk melanjutkan pendidikan,” ujarnya. Ini menjadi inisiatif dalam meningkatkan peluang siswa untuk mewujudkan cita-citanya.
Mengingat TKA diperuntukkan bagi siswa kelas XII, pihak sekolah menghimbau agar siswa lebih mempersiapkan diri. Fatkoer berharap dengan mewajibkan TKA, siswa memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi.
Strategi Mewujudkan Kualitas Pendidikan yang Lebih Baik
Banyak pihak yang mendukung pelaksanaan TKA karena dapat memberikan gambaran kemampuan akademik siswa secara lebih obyektif. Dengan adanya TKA, diharapkan kualitas pendidikan di kawasan ini dapat meningkat. Dengan menghasilkan siswa yang kompetitif, akan ada dampak positif bagi masyarakat dan negara.
Inisiatif untuk mewajibkan siswa mengikuti TKA juga dianggap sebagai langkah strategis. Jika siswa tidak berminat untuk melanjutkan pendidikan tinggi, pihak sekolah tetap bisa memberikan bimbingan agar mereka memiliki keterampilan yang siap pakai di dunia kerja.
Nuansa positif dalam pelaksanaan TKA diharapkan bisa membawa manfaat bagi semua pihak. Dengan adanya perhatian dari sekolah dan orang tua, prestasi akademik siswa diharapkan terus meningkat. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai pentingnya TKA harus terus dilakukan agar siswa semakin menyadari terlebih pentingnya evaluasi kemampuan akademik.