www.tempoaktual.id – Dompu menghadapi tantangan dan peluang dalam sektor pertanian, khususnya terkait penyerapan jagung. Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Bima berperan penting dalam kegiatan ini, berupaya mencapai target penyerapan yang telah ditetapkan untuk tahun-tahun mendatang.
Menurut keterangan yang diperoleh dari Pimpinan Perum Bulog Cabang Bima, Heri Sulistiyo, pada tahun 2024, Bulog berhasil menjual semua stok jagung yang diserap. Namun, penyerapan jagung untuk tahun 2025 menunjukkan angka yang jauh dari target, dengan hanya 9 ribu ton dari 21.840 ton yang harus diserap hingga Juli 2025.
Penyerapan jagung yang dilakukan Bulog bertujuan untuk mendukung petani dan memastikan ketersediaan pangan. Tahun lalu, Bulog mulai melaksanakan proyek ini dengan penyerapan lebih dari 9 ribu ton jagung dari petani lokal di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu.
Saat ini, Bulog diharuskan untuk menyerap jagung petani sebagai Cadangan Beras Pemerintah. Penyerapan dilakukan dengan harga yang telah ditentukan, yaitu Rp5.500 per kilogram untuk jagung pipilan kering. Proses ini, meski penting, memiliki kendala tersendiri.
Kendala utama yang dihadapi Bulog adalah masalah penyimpanan. Stok jagung yang sebelumnya diserap belum terjual, sehingga menghambat penyerapan tambahan. Namun, dengan kebijakan untuk menyewa gudang, Bulog berharap dapat menyimpan jagung baru yang diserap tanpa masalah.
Heri Sulistiyo menegaskan, Bulog telah menyewa dua gudang di Dompu, yang memiliki kapasitas untuk menampung hingga 10 ribu ton jagung. Penyerapan diharapkan dapat terus berlanjut demi mencapai target yang telah ditetapkan untuk 2025.
Saat ini, proses penjualan jagung hasil serapan Bulog menunggu perintah dari Badan Pangan Nasional. Penjualan untuk hasil serapan tahun 2024 telah selesai, sedangkan untuk tahun 2025, Bulog masih menunggu keputusan resmi mengenai penjualan tersebut.
Strategi Penyerapan Jagung di Kabupaten Dompu yang Efektif
Strategi penyerapan jagung di Kabupaten Dompu perlu ditingkatkan untuk menghindari keterlambatan dalam mencapai target. Bulog harus memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan penyerapan, termasuk kerjasama dengan petani lokal.
Kerjasama yang baik dengan petani akan memastikan bahwa mereka mendapatkan harga yang adil dan Bulog dapat memenuhi kebutuhan pasokan. Pihak Bulog diharapkan untuk lebih aktif dalam sosialisasi program penyerapan, sehingga petani dapat memahami manfaatnya.
Pola komunikasi yang solid antara Bulog dan petani akan memfasilitasi proses pengumpulan data yang akurat terkait pasokan jagung. Dengan data yang tepat, perencanaan yang lebih baik bisa dilakukan untuk penyerapan di masa mendatang.
Satu pendekatan yang mungkin adalah dengan menerapkan sistem kontrak jangka panjang dengan petani. Dengan cara ini, petani bisa memiliki kepastian mengenai penjualan hasil panen mereka sehingga terhindar dari kerugian.
Selain itu, penting juga bagi Bulog untuk mengevaluasi kinerja penyimpanan dan penjualan. Analisis mendalam akan membantu dalam mengidentifikasi titik-titik lemah yang bisa diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi.
Dampak Penyerapan Jagung terhadap Perekonomian Lokal
Penyerapan jagung oleh Bulog memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian lokal di Kabupaten Dompu. Dengan meningkatkan daya beli petani, diharapkan dapat memperbaiki standar hidup mereka secara keseluruhan.
Peningkatan pendapatan petani juga berpengaruh positif terhadap sektor lain, seperti perdagangan dan jasa. Ketika petani memiliki lebih banyak uang, mereka cenderung berbelanja lebih banyak, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan usaha lokal.
Di sisi lain, ketersediaan jagung yang stabil juga berkontribusi pada ketahanan pangan wilayah. Dengan adanya penyerapan ini, diharapkan kebutuhan pangan lokal dapat terpenuhi tanpa tergantung dari daerah luar.
Namun, tantangan tetap ada, khususnya dalam hal fluktuasi harga. Bulog perlu memastikan bahwa harga yang ditawarkan tidak hanya menguntungkan mereka tetapi juga petani, untuk menjaga kelestarian hubungan baik.
Jika strategi ini berhasil diterapkan, akan ada dampak jangka panjang yang positif bagi masyarakat Dompu dan sektor pertanian secara keseluruhan.
Tantangan ke Depan dalam Penyerapan Jagung
Tantangan terbesar yang perlu dihadapi dalam penyerapan jagung adalah perubahan iklim dan bagaimana hal ini memengaruhi musim panen. Perubahan cuaca yang ekstrem dapat mengakibatkan hasil panen yang tidak menentu bagi petani.
Selain itu, persaingan di pasar jagung juga semakin ketat. Banyak pelaku usaha lain yang juga mencari pasokan jagung, sehingga Bulog perlu bersaing secara sehat untuk mendapatkan pasokan dari petani.
Penting bagi Bulog untuk tetap mengedepankan inovasi dalam proses penyerapan dan distribusi. Implementasi teknologi informasi bisa menjadi solusi untuk mengoptimalkan rantai pasokan dan manajemen persediaan.
Selain itu, program pelatihan bagi petani mengenai teknologi terbaru dalam pertanian juga sangat penting. Dengan meningkatkan pengetahuan, petani dapat menghasilkan jagung berkualitas yang lebih baik.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat banyak tantangan, peluang masih ada bagi Bulog dan petani untuk berkembang bersama melalui kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan.