www.tempoaktual.id – Desa Banyumulek di Kecamatan Kediri, Lombok Barat, kini menghadapi tantangan serius yang berpotensi menggangu pertumbuhan pariwisata di daerah tersebut. Para perajin gerabah dan pelaku usaha setempat merasakan dampak langsung dari lalu lintas kendaraan pengangkut sampah yang terus menerus melintas di jalur utama. Situasi ini tidak hanya membahayakan warga lokal, tetapi juga menciptakan ketidaknyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke desa yang dikenal dengan kerajinan gerabahnya.
Umi Dewi, seorang perajin dan pemilik Art Shop Kodong Sasak, menegaskan bahwa desanya mulai melirik potensi wisata pasca-pandemi. Meskipun ada peningkatan pengunjung, kehadiran truk sampah yang tak henti-hentinya mengganggu suasana. Menurutnya, faktor bau yang ditimbulkan sangat mencolok dan menciptakan pengalaman tidak menyenangkan bagi wisatawan yang datang untuk berbelanja dan menikmati budaya lokal.
“Satu truk saja lewat, baunya bisa mengganggu selama satu jam,” ungkap Umi Dewi. Jika diperhitungkan dengan jumlah truk yang melintas setiap hari, dampaknya menjadi sangat signifikan dan merugikan potensi pariwisata di desa tersebut.
Pentingnya Kebersihan dalam Pariwisata: Perspektif Lokal
Kesehatan dan pengalaman wisatawan adalah dua hal yang sangat penting bagi keberlangsungan sebuah desa wisata. Banyak pengunjung yang merasa penasaran dengan bau tidak sedap yang mereka alami, bahkan beberapa di antaranya bertanya kepada pengelola tentang sumber bau tersebut. Keluhan ini menunjukkan bahwa keberadaan truk sampah dapat merusak citra positif dari desa wisata.
Penyelesaian masalah ini bukan hanya tentang mengalihkan jalur truk sampah, tetapi juga tentang menciptakan standar kebersihan yang lebih baik. “Kami berharap pemerintah dapat segera menanggapi keluhan ini agar wisatawan merasa nyaman dan aman saat berkunjung,” tambah Umi Dewi dengan nada penuh harapan.
Dari sudut pandang wisata, keberadaan jalur alternatif yang lebih baik untuk truk sampah menjadi penting. Kebersihan dan kenyamanan harus menjadi prioritas di desa ini, terutama mengingat Banyumulek berfungsi sebagai pusat kerajinan yang menarik minat banyak wisatawan, baik lokal maupun internasional.
Upaya Pengalihan Jalur dan Respon Pemerintah
Kepala Desa Banyumulek, H. Jamiludin, menegaskan bahwa desa ini harus bersih dari gangguan seperti truk pengangkut sampah. Ia menyebutkan bahwa banyak truk dari kota Mataram dan Lombok Barat lewat jalan desa, yang sangat tidak pantas bagi kawasan wisata. “Kami sudah lama mengusulkan pengalihan jalur truk ke tanggul sungai yang terhubung dengan TPA,” jelasnya.
Namun, rencana tersebut tampaknya terhambat. Meski sudah beberapa kali berganti kepemimpinan, baik gubernur maupun bupati, aksi konkret untuk merealisasikan pengalihan jalur belum juga terjadi. “Kami minta perhatian serius dari pemerintah agar jalur alternatif ini segera diwujudkan,” lanjut Jamiludin. Baginya, situasi ini berpotensi merugikan tidak hanya warga desa, tetapi juga reputasi pariwisata Lombok.
Ketua BPD Banyumulek, Sarbini Azhari, juga menyuarakan keprihatinan yang sama. Menurutnya, selain bau tidak sedap, jalur sempit yang dilalui kendaraan sampah juga meningkatkan risiko kecelakaan. Ia mengingatkan bahwa ketika ada acara keagamaan di masjid, lalu lintas kendaraan sering kali mengganggu pelaksanaan kegiatan tersebut.
Menciptakan Solusi Berkelanjutan untuk Desa Wisata
Menurut Sarbini, mengalihkan jalur truk sampah tidak hanya soal kenyamanan, tetapi juga sebagai langkah menjaga keamanan bagi warga dan pengunjung. “Jalur alternatif kurang lebih hanya sekitar dua kilometer, tetapi berdampak besar bagi kenyamanan warga dan wisatawan,” ungkapnya. Keberadaan jalur yang lebih efisien untuk pengangkutan sampah bisa menjadi solusi cerdas dalam menangani masalah ini.
Desa Banyumulek terkenal dengan kerajinan gerabahnya, dan ketidaknyamanan yang dihadapi kini dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Masyarakat juga berharap bahwa suara mereka didengar dan direspon oleh pihak berwenang dengan serius. Upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai solusi yang bermanfaat.
Dengan memprioritaskan kenyamanan dan kebersihan, Desa Banyumulek dapat kembali menarik lebih banyak wisatawan. Hal ini bukan hanya bermanfaat bagi perekonomian, tetapi juga mempromosikan budaya dan kerajinan lokal yang sudah ada sejak lama.